Malam di bandung :D nyoba2 setelah dapet referensi dari rekan2 nyoba
panti pijat AQUA TIC yab berlokasi di jl BKR lokasinya di lantai 2
gedung ABG, masuk dgn kondisi lagi renovasi
masuk dgn perasaan binggung karena belon pernah kesana, single fighter xixixixi......
masuk
ke front desknya, nanya ttg paket yg ditawarkan, ternyata ada yg 3
macam paket pijat :D, dari harga Rp.140.000.-, Rp 400.000,- dan
Rp.540.000,-.
perbedaannya kalo Rp140rb itu kamarnya standart seperti
panti pijat lainnya di kota bandung, kamamr mandi luar pemijat hanya
bisa dipilih dgn mengetahui nama, jadi kalo belon kesana kaya beli
kucing dalam karung :D.dan paket yg Rp400rb dan Rp540rb itu hanya beda
luas kamar aja dan ada fasilitas kamar mandi dalam tapi ada yang menarik
:D pemijatnya dipilih langsung depan mata, jadi bukan lewat foto
xixixi... tinggal tunjuk jari aja.
akhirnya gua ambil paket rp400rb.
dan tunjuk pemijatnya namanya dewi mantan PL di sirkuit karaoke, bodii
ok tapi tatonya boooo banyak xixixi...
di mulai lah pemijatan
langsung gua telanjang buka baju di mijat keseluruh tubuh, disertai
dengan colekan-colekan di sekitar selangkangan bikin burung gua naiiikkk
huehueheuhu...
gua bales dehh colekannya lalu sekitar 20 menit kelar
mijat dan itu yg bikn gua binggung padahal paketnya itu 95 menit dan
sisanya ngapaiinn?????
dewinya nanya mau ngapain lagi :D gua bilang
mo ngapainn ahh xixixixiix... dia tanya mas baru yah disini xixixii....
sambil cekikikan... gua bilang iya sihh,, ngak lama dia ijin keluar dan
ngambil kondom dan balik langsung buka baju alias telanjang juga :)) gua
tanya ini musti nambah lagi ngak?? dia bilang dah include paket paling
tippss nya donkk dia bilang gitu, udahh dehh pertempuran di mulai :))
sayang cuman boleh 1 set aja, masih lebih enak di saritem di rumah
homing xixix(nanti gua bahas deh). selesai jitot u akasih tops Rp50rb
dan dia terima dgn senyuman yg tulus (keliatannya sihh), lalu gua tanya
apa jitot ini hanya ada di 2 paket yg lumajeng mahal? dia bilang ngak
paket yg Rp140rb pun pelayanannya sama aja cuman ngak bisa mandi di
kamar aja :D.
nahh itu lah salah satu petualangan gua
btw kalo ada ide utk gua petualangan sekitar bandung bisa email gua di dangerousminds07@gmail.com
Panti pijat yang memperkerjakan terapis wanita seringkali berkonotasi
negatif. Apalagi kalau sang terapis memakai seragam minim. Anda pasti
berpikir, tentunya bakal ada layanan plus dari si cantik ini.
Prostitusi
terselebung berkedok panti pijat kebugaran atau spa memang semakin
menjamur di kota-kota besar. Hal ini tak lepas dari kebutuhan hidup yang
semakin tinggi.
Simak kisah wanita terapis yang juga menservis 'lebih' tamunya ini, hasil liputan merdeka.com beberapa waktu lalu.
Di
bilik sempit berukuran 2X2 meter itu Lusi bekerja sebagai terapis.
Tugasnya memijat tamu dari ujung kaki sampai ujung kepala. Termasuk
memberikan servis pijat plus dengan tambahan tips.
Lusi mengaku
sudah bekerja setahun di sebuah panti pijat dan spa di kawasan Tebet,
Jakarta Selatan. Bayarannya per bulan tidak tentu, tergantung jumlah
tamu yang dipijatnya.
Harga setiap paket pijat dan spa di panti
itu berkisar antara Rp 120.000 sampai Rp 180.000. Tapi dari jumlah itu,
Lusi mengaku hanya mendapat Rp 15.000 sampai Rp 20.000.
"Kalau
mengandalkan honor dari uang pijat kecil, Mas. Sebulan paling cuma
dapat Rp 600 ribuan," kata Lusi saat berbincang dengan merdeka.com,
Sabtu lalu.
Karena itu Lusi memilih mengejar tips dari konsumen.
Untuk itu, gadis 22 tahun ini tak segan-segan merayu konsumennya agar
mau dipijat plus. Dari satu konsumen, Lusi bisa mendapat Rp 150.000
hingga Rp 300.000.
Jika satu hari bisa memijat dua hingga tiga pelanggan, Lusi bisa mengantongi lebih dari Rp 10 juta dalam sebulan. -
Ini dah contoh mengejar kemewahan bukan sekadar memenuhi kebutuhan dasar
"Kalau
tidak begini, bagaimana bisa hidup di Jakarta. Kos saja sudah hampir
Rp 1 juta. Belum kebutuhan lain atau mengirim keluarga saya di
Cirebon," kata gadis bertubuh mungil ini.
Pertama kali bekerja
sebagai terapis, Lusi mengaku ditawari teman. Sebelumnya dia bekerja di
sebuah salon di Tegal dengan upah Rp 500.000 per bulan. Sebelum
bekerja, terlebih dulu Lusi ditraining memijat. Awalnya dia mengaku
risi memijat lelaki, apalagi yang nirbusana. Tapi setelah seminggu,
Lusi sudah biasa menjalani profesi barunya.
"Kata dia ikut saya
ke Jakarta di sana bisa dapat Rp 10 juta asal mau kerja," ujarnya. Lusi
pun mengaku tak masalah dibooking untuk melakukan hubungan intim. Asal
harganya cocok, perempuan muda ini mau saja diajak. Syaratnya
dilakukan di luar jam kerja. Di panti pijat, terapis tak diperkenankan
melakukan hubungan badan.
"Teman-teman juga rata-rata seperti saya. Bisa kok kalau mau dibooking," tutupnya sambil tersenyum manis.
Promo pijat berujung syahwat di lampu merah Jakarta
Lalu lintas di kawasan Pejaten mengarah ke Mampang, Jakarta Selatan,
padat pagi itu. Di lampu merah, saat kendaraan berhenti, dua wanita muda
membagi-bagikan brosur kecil.
"Promo spa dan
massage
2 jam Rp 90.000. Tenaga terapis wanita, muda, cantik dan sopan. Silakan
datang dan buktikan," demikian isi brosur kecil aneka warna itu.
Brosur seperti itu tidak hanya disebar di sekitar Pejaten. Di lampu
merah Cililitan, Jakarta Timur, brosur serupa juga dibagikan. Demikian
juga di perempatan Mampang dan perempatan Pancoran.
Merdeka.com mencoba menelusuri fenomena spa pinggir jalan itu. Benarkah hanya spa dan pijit?
Di sebuah spa di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, merdeka.com diterima Denisa, resepsionis spa. Dari luar spa itu seperti
ruko biasa. Kaca tebal berwarna hitam menyembunyikan pemandangan di dalam.
Di dalam baru terlihat kamar-kamar ukuran 2X2 meter. Lengkap dengan ranjang untuk pijat berseprai batik.
Ada macam-macam paket. Mulai dari pijat kebugaran hingga pijat
vitalitas. Harga paket mulai dari Rp 120.000 hingga 200.000 untuk pijat
dua jam. Bisa juga jika konsumen ingin dipijat dua terapis. Terapis
adalah sebutan untuk wanita pemijat.
"Harga itu belum tips untuk terapis. Tips silakan dibicarakan di dalam,"
kata Denisa. "Di sini tidak boleh macam-macam. Kalau, ketahuan terapis
langsung dipecat," imbuh gadis cantik berambut sepunggung ini.
Denisa lalu memanggil seorang terapis. Seorang gadis muda dengan tubuh
kecil bernama Nita. Dia mengaku baru sebulan menjadi terapis. Dia tampak
malu-malu.
Di dalam kamar pijat, Nita bertugas memijat tamu. Mulai dari pijatan seluruh tubuh, lulur hingga memandikan tamu di bathub.
Nyatanya, belum satu jam memijat, Nita sudah menawarkan servis lebih
dengan tarif tambahan Rp 300 ribu. Memang servis yang ditawarkan tak
sampai hubungan badan. Tapi sudah lebih dari sekadar pijat. Hilang sudah
Nita yang bergaya malu-malu. Kini dia begitu vulgar menawarkan layanan
lebih.
"Kalau mau, bisa di luar kontak saja. Nanti harganya nego," kata gadis asal Tegal ini.
Di beberapa tempat spa yang lain, pemandangannya tak jauh berbeda.
Begitu juga paket yang ditawarkan dan kelakuan terapisnya. Belum juga
memijat 20 menit sudah menawarkan servis lebih.
Soal pijatan jangan dibandingkan dengan pemijat profesional. Wanita
terapis di spa ini sebenarnya tak jago memijat. Tak mengerti soal aliran
darah, urat, apalagi struktur otot. Keahlian mereka cuma menawarkan
servis plus-plus.
kisah pekerja sex di jakarta
Dunia hiburan yang begitu gemerlap di Jakarta, bahkan denyut nadinya
nonstop selama 24 jam membuat banyak peluang bagi sejumlah orang untuk
mencari nafkah.
Tidak heran bila hampir semua tempat hiburan di Jakarta sudah seperti
gula dirubung semut. Tidak saja untuk para karyawannya di tempat hiburan
itu, tetapi juga bagi warga di sekitar lokasi tempat dugem itu.
Dengan ramainya para clubbers yang datang, roda ekonomi pun bergerak,
mulai dari tukang parkir, penjual minuman pinggir jalan, penjual makanan
kaki lima, dan para pengemis jalanan akan mendapatkan rezeki guna
menghidupi keluarganya.
Biaya pendidikan yang membumbung tinggi dan harga susu yang tak terbeli,
membuat sejumlah tempat hiburan di Jakarta menjadi satu-satunya harapan
untuk memperoleh rezeki memenuhi kebutuhan anak sekolah, membeli susu
bagi yang punya bayi, dan kebutuhan lainnnya, seperti membeli beras,
lauk pauk, dan membayar kontrak rumah.
Salah satu profesi yang amat menggantungkan hidupnya pada dunia hiburan
malam ini adalah para perempuan pekerja malam. Mereka hidup tak ubahnya
seperti kelalawar, siang untuk tidur, malam hingga pagi mereka bekerja.
Seperti yang terjadi di sebuah diskotek di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta.
Puluhan perempuan muda dengan dengan dandanan menor, dan pakaian yang
ketat terlihat seksi hilir-mudik di lantai empat diskotek yang tidak
pernah sepi dari para clubbers itu.
Mereka saling berlomba memikat tamu yang datang agar mau ditemani
berajojing atau tripping bareng. Bahkan sejumlah perempuan ini juga
banyak menawarkan diri untuk bisa diajak kencan short time.
Sebagian besar mereka berasal dari kota-kota di Jawa Barat, seperti
Indramayu, Cirebon, Tasikmalaya, Bandung, Ciamis. Bahkan ada juga yang
berasal dari Sumatra dan Kalimantan.
Di antara ingar-bingarnya house music dan remang-remangnya ruang
diskotek, para perempuan ini harus bersaing ketat mendapatkan tamu. Cara
apa saja dilakukan, termasuk menenggak pil ekstasi atau ineks agar tamu
juga ikut senang ditemani.
“Walaupun saya besoknya nggak bisa tidur dan gak bisa makan karena
pengaruh pil itu, saya harus tetap neken, karena tuntutan pekerjaan,”
ujar Lisa, seorang pekerja malam yang saya temui di lantai empat
diskotek di Jl Hayam Wuruk, Jakarta Barat.
Perempuan berusia 18 ini mengaku baru tiga bulan tinggal di Jakarta.
“Kalau pakai Inex, nggak enak basiannya, Mas. Mata melotot melulu, susah
makan, badan lemes, sengsara deh. Tapi kalau tamunya nawarin, kita
terpaksa harus mau,” kata Lisa yang kos di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta
Barat itu.
Perempuan asal Indramayu itu bersama dua temannya datang ke Jakarta
untuk mengadu nasib, karena susah mencari pekerjaan di daerahnya.
Ketika sampai di Jakarta, dia dan dua temannya mendapat tawaran bekerja
sebagai hostes di diskotek ini, menemani tamu tripping dan kencan short
time. “Yah, daripada jadi pengemis, tawaran pekerjaan itu saya terima,”
ungkap Lisa.
Meski mengaku sebagai anak bandel, Lisa tetap mengirim uang Rp1 juta kepada orang tuanya di Indramayu.
“Ayah dan ibu saya di Indramayu sudah tua dan tidak bekerja lagi. Jadi
satu-satunya harapan untuk mendapat uang ya dari saya ini,” papar Lisa
lagi.
Menurut Lisa, kedua orang tuanya, tidak tahu kalau ia bekerja sebagai hostes di diskotek, tetapi kerja di salon di Jakarta.
Setiap bulan Lisa mendapat bayaran Rp3 juta dari pengelola diskotek.
Namun, penghasilan paling besar tentu saja adalah dari tip yang
diperoleh dari tamu yang ia temani.
Bagi Lisa, tiada hari libur untuk bekerja. Setiap hari ia datang ke diskotek itu pukul 21.00 sampai pukul 09.00 pagi.
“Di sini tamu banyak datang pada Rabu malam, Jumat malam dan Sabtu
malam. Pada malam ramai itu saya bisa menemani atau kencan dengan 6-8
tamu,” katanya.
“Saya hanya lulusan SMA di daerah, paling-paling kalau jadi pramuniaga,
gaji saya cuma satu juta, mana bisa untuk hidup di Jakarta dan bantu
orang tua di kampung,” tutur Lisa lagi.
Dunia hiburan malam ini banyak memberinya uang, karena itu ia meminta
jangan sering-sering ada razia, karena yang susah juga orang kecil.
“Waktu musim razia, diskotek sepi, saya nggak dapat tamu, nggak bisa
kirim uang ke orang tua, dan gak bisa makan,” kata Lisa dengan nada
lirih.
Shinta, 20, pekerja malam lainnya mengaku hanya dari dunia hiburan
inilah ia bisa menyekolahkan dua adiknya yang masih duduk di bangku SMP
dan SMA.
“Saya sih bercita-cita menyekolahkan adik saya sampai sarjana. Biarlah
saya yang berkorban, yang penting masa depan dua adik saya bisa lebih
baik,” tuturnya.
Shinta yang tinggal di mess di Mangga Besar ini terjerat dengan
kemiskinan keluarganya. Makanya kerja apapun seperti melayani lelaki
hidung belang harus ia lakoni agar asap dapur keluarga bisa terus
mengebul.
Bagaimanakah Dia Bekerja ?
Profesi pekerja malam lainnya yang berjuang untuk mendapatkan nafkah di
dunia hiburan malam adalah para penari erotis di sejumlah klub.
Indah, penari erotis di sebuah klub di Jl Hayam Wuruk mengaku mendapat honor sekali menari Rp200 ribu dari pengelola klub.
“Namun setiap kali menari, ada tamu yang royal suka memberikan tip
sampai Rp300.000. Itupun saya harus rela tubuh saya digerayangi dulu,”
ucap Indah.
Menurut Indah, ayah dan ibunya yang berwirasawsta membuka toko pakaian
di Glodok, tidak tahu kalau anaknya menjadi penari erotis. Mereka hanya
tahu anaknya bekerja sebagai kasir di restoran cepat saji.
Meski bergelut dengan dunia hiburan malam yang selalu melekat dengan narkoba, Indah mengaku tidak mau lagi memakai pil ekstasi.
“Kalau pakai Inex wajah pusat dan terlihat kusut. Ini bisa menimbulkan
kecurigaan orang tua. Makanya saya gak mau lagi, walalupun dikasih. Lagi
pula ayah saya seorang polisi, bisa mampus saya,” ujarnya.
Masih banyak lagi nasib perempuan muda seperti Indah dan Shinta. Setiap
malam ia bertemu dengan para lelaki hidung belang yang dengan sesukanya
menggerayangi tubuh mereka. Begitulah setiap malam pengorbanan yang
harus ia lakukan untuk sesuap nasi, entah sampai kapan mereka bisa
bertahan.
Para pekerja malam itu memang sebagian terlahir dari keluarga yang
terjerat dengan kemiskinan, dan susahnya mencari pekerjaan di kota
metropolitan yang kejam bagi yang tidak mempunyai ketrampilan.
Di antara mereka itu pasti ada yang pernah mencoba ekstasi. lantas
kecanduan. Namun ada juga yang tidak mau mencobanya, karena tahu dampak
buruk bagi tubuhnya. Namun siapa yang bisa menjamin mereka mampu
bertahan dari godaan dunia malam yang memberikan dan menawarkan
kesenangan dan kegembiraan.
“Kalau orang tua saya mampu membiayai kuliah, mungkin jalan hidup saya
berbeda, dan saya nggak mau hidup seperti ini,” tutur Indah yang mengaku
kuliah hanya sampai semester dua.
Dunia hiburan malam yang terus berdenyut di berbagai diskotek di
Jakarta. Tukang ojek, sopir taksi turut kecipratan rezeki saat bubaran
diskotek itu untuk mengantar para perempuan pekerja malam itu pulang ke
rumah atau ke tempat kosnya.
ABG Ukraina Dipasok untuk Jadi PSK di Klub Malam Jakarta
Kepala Bagian Kejahatan Internasional, MCB Mabes Polri, Komisaris Besar
Hasan Malik, menjelaskan bahwa tersangka kasus perdagangan manusia asal
Ukraina memasukan wanita dari jalur gelap ke tempat hiburan di Jakarta.
"ND sudah menyelundupkan orang ke Indonesia sebanyak sembilan orang di
tahun 2012. Kami masih kembangkan lagi sudah berapa lama dan sudah
berapa banyak," ujar Hasan di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin 11
Februari 2013.
Menurut Hasan, ND (20) merupakan mantan pacar dari SM, pelaku yang ditangkap atas kasus penculikan dan kekerasan.
Setelah dilakukan pengembangan terhadap SM, diketahui jika dia
bekerjasama dengan ND menyelundupkan gadis-gadis itu. Saat ini SM sedang
dalam proses ekstradisi ke Ukraina.
SM dan ND biasanya mencari korban di negara pecahan seperi Uzbekistan
dan Ukraina. Mereka mencari wanita berusia 18-20 tahun yang siap bekerja
di klub malam sebagai pekerja
seks komersial. "Kalau untuk harga jual wanita yang diselundupkan belum diketahui, nanti akan kami kembangkan," jelasnya.
Hasan menduga ada orang lain yang terlibat dalam sindikat perdagangan
manusia ini. Tapi, kata dia, polisi baru menemukan dua tersangka yakni
SM dan ND.
Hasan mengatakan bahwa ND akan mengukuti proses hukum di Indonesia,
kemudian akan diekstradisi ke negara asalnya dan menjalani hukuman atas
kasus yang membelitnya
Penari Telanjang di Jakarta
Penari Telanjang di Jakarta - Polisi menetapkan 16 penari telanjang dari Golden Hands
Hotel and Spa sebagai tersangka kasus pornografi dan pornoaksi. Selain itu, empat koordinator penari dan seorang
disc jockey (DJ) juga dijerat dalam kasus yang sama.
Mereka kini ditahan di Mapolres Metro Jakarta Utara. "Total ada 21 orang
Mereka kita tetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan," kata Kasat
Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Didi Hayamansyah saat dihubungi,
Senin, 27 Februari 2012.
Menurut Didi, mereka akan dijerat dengan Pasal 34, Pasal 35, dan Pasal
36 UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Anti-pornografi dan Pornoaksi serta
Pasal 281 ayat 1e KUHP tentang Kesusilaan.
Sementara itu, polisi masih terus mendalami kasus ini. "Bagaimana
modusnya, pembagian fee, itu masih kami dalami. Yang jelas sudah ada
indikasi ke sana (pornografi dan pornoaksi)," kata Didi.
Sebelumnya aparat Subdirektorat Reserse Mobil Direktorat Reserse
Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengamankan belasan wanita yang
berprofesi sebagai penari telanjang di
Hotel Golden Hands and Spa,
Ruko
Puri Delta Mas Blok B Nomor 7, Jalan Bandengan Selatan, Penjaringan,
Jakarta Utara, pada Rabu, 22 Februari 2012 malam. Selanjutnya kasus ini
dilimpahkan ke Subdirektorat Umum Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda
Metro Jaya dan akhirnya dilimpahkan ke Polres Metro Jakarta Utara
sesuai tempat kejadian perkara pada Kamis, 24 Februari 2012.
Keberadaan penari telanjang Indonesia terutama dikota-kota besar seperti Jakarta memang sudah menjadi rahasia umum.
Menelusuri Jejak PSK Terselubung di Medan
Menelusuri Jejak PSK Terselubung di Medan
Praktik prostitusi boleh jadi ada di semua daerah, tak terkecuali di
Medan. Di kota ini geliat pelacuran berselubung salon, panti pijat atau
spa bertebaran di sejumlah tempat.
Salon, spa dan panti pijat yang ditengarai sebagai kedok prostitusi
tersebar di sejumlah wilayah kota Medan, semisal di kawasan Medan
Petisah, Medan Tembung, Medan Kota. Razia-razia yang digelar Satpol PP
di sana menunjukkan kuatnya dugaan mengenai adanya praktik prostitusi.
Sebagian lokasi salon, panti pijat, atau spa 'menyalah' ini biasanya
dirazia menjelang Ramadan. Tahun lalu puluhan perempuan muda diamankan
dari salon yang ditengarai menyediakan jasa plus-plus.
Memang tak semua salon, panti pijat atau spa yang berindikasi sebagai
lokasi prostitusi. "Tentu tidak semua. Biasanya kita langsung tahu dari
mulut ke mulut bahwa di salon atau spa mana saja yang ada layanan
plus-plusnya. Kalau sudah masuk ke dalam, suasananya juga berbeda,"
jelas Alex (36) bukan nama sebenarnya, yang mengaku sering mengunjungi
salon, panti pijat dan spa plus-plus, Minggu (2/6).
Dia memaparkan, sebagian salon, panti pijat dan spa nyata-nyata
menawarkan layanan plus-plus. "Mereka benar-benar menawarkan perempuan
untuk begituan. Kita tinggal registrasi dan pilih perempuan sesuai yang
kita suka untuk melayani," ucap Alex.
Tapi ada pula salon, panti pijat atau spa yang membungkus layanan
plus-plus itu dengan paket yang sama sekali tidak menunjukkan adanya
praktik prostitusi. Tapi, tetap saja transaksi seks dapat berlangsung
mengiringi paket-paket itu.
Menurut dia, praktik pelacuran ini tidak berbeda dengan di tempat lain.
Hanya, kemasannya dibuat legal. Mereka menawarkan satu paket servis
sampai full service.
"Biasanya paket mereka yang full service itu hanya sampai pemijatan alat
vital, kita dionani. Biar mereka aman, untuk begituan, tidak ada yang
namanya menjual perempuan. Kita dibiarkan negosiasi dengan perempuan
yang namanya terapis itu. Sebenarnya ya prostitusi, cuma kalau di salon
dan spa plus-plus itu istilah untuk orang yang melayani disebut terapis,
padahal praktiknya ya PSK," jelas Alex.
Harga yang harus dibayar pengguna jasa bergantung pada salon, panti
pijat atau spa. Semakin besar nama dan mewah fasilitasnya, maka harganya
pun semakin mahal.
Biaya ini, biasanya sudah ditetapkan salon, panti pijat, dan spa. Untuk
dilayani sesuai paket yang disediakan, pengunjung umumnya harus membayar
Rp 500.000-Rp 1.200.000. "Jika ingin plus, kita tinggal nego dengan
terapisnya. Kalau dia mau ya berarti PSK," pungkas Alex.
Sabtu, 19 Mei 2012 diTIRTA Spa (Jl. Kabupaten)
Pas jam istirahat kantor mencoba untuk melepas penat dan capek.Aq
belokkan motor kesayangan ke TIRTA Spa (Jl. Kabupaten). Parkir disamping
spa kemudian masuk. Sesampainya didalam disambut 4 orang wanita
(terapist). Total disini ada 6 terapist, yang 2 sedang off.Aq kemudian
disuruh memilih paket perawatan yang terpampang dimenu. Aq kemudian
memilih paket perawatan massage + lulur dan juga disuruh memilih
terapistnya. Masuk dikamar yang ditunjukkan oleh mbaknya yg ada
direceptionis kemudian disuruh melepas pakaian dan yang tertinggal hanya
cd doank.fasilitas kamar ada bathtubnya dg pintu hanya tertutup gorden.
Beberapa menit kemudian muncul terapistnya dg pakaian atas batik bawah
rok hitam panjang dg belahan panjang dipinggir. Ritual pemijatan segera
dimulai. Tak lama kemudian cd disuruh melepas biar tidak kotor oleh
kream. Setelah bagian belakang selesai aq kemudian disuruh balik badan.
Disela-sela pemijatan mbaknya bilang kalau merasa kepanasan sambil
menurunkan ritsluiting baju batiknya hingga belahan dadanya nampak jelas
(hehe….mancing2 dia). Aq kuat-kuatin iman karena emang tujuannya cuma
mau pijat + lulur (gak mau neko-neko, hehe)
Penilaian :
DC : 125 (tarif dpn),tip 25 aja (gak ngapa-ngapain soalnya)
Tempat : lumayan bersih + recomended
Pelayanan : ramah
Pijitan : lumayan
Service + : coba nego sendiri
Sabtu, 26 Mei 2012 diOMAH Spa (Jl Kabupaten)
Masuk kedalam ada seorang tamu yg lagi crembath. Oleh receptionist
disuruh memilih perawatan. Aq memilih perawatan tradisional massage.
Disini ada 5 terapist. Kemudian diantar masuk kekamar perawatan dan
disuruh ganti cd dg cd berbahan kayak kertas yg sudah disediakan. Pintu
kamar ditutup dg semacam gorden. Beberapa menit kemudian masuk terapist
(kebetulan aq gak milih wkt didepan td). Pakaian batik dg bawahan rok
pendek (seragam). Disini secara penampakan pakaiannya agak sopan
daripada TIRTA Spa. Ritual pemijatan dimulai sambil ngobrol
ngalor-ngidul.
Penilaian :
DC : 75 (tarif dpn),tip 45 aja (gak ngapa-ngapain soalnya)
Tempat : lumayan bersih + recomended
Pelayanan : ramah
Pijitan : mantap
Service + : coba nego sendiri
Sabtu, 2 Juni 2012 diSEKAR ARUM (Timur RM Pring Sewu, Jl Magelang)
Masuk ke area spa kemudian parkir dibelakang spa. Ketika masuk
kedalam disambut oleh salah seorang terapist. Kemudian disuruh memilih
paket perawatan (aq memilih paket mandi susu) dan disuruh masuk kekamar
perawatan. Setelah masuk dan ganti cd dg cd yg sudah disediakan aq
disuruh nunggu terapistnya. beberapa saat kemudian masuk terapistnya dg
seragam batik rok panjang. Ritual pemijatan segera dimulai. Ketika
prosesi pemijatan dimulai sering mati lampu dan suasana gaduh terasa
dari candaan sesama terapist yg sedang tdk bekerja. Suasana tidak
nyaman. Setelah selesai pemijatan disuruh mandi. Karena air panasnya
mati terpaksa pakai air dingin.
Penilaian :
DC : 85 (tarif dpn),tip 15 aja (gak ngapa-ngapain soalnya)
Tempat : kurang bersih + gak recomended
Pelayanan : kurang ramah
Pijitan : lumayan
Service + : coba nego sendiri
KESIMPULAN :
Kalau bro-bro bener2 capek dan pingin pijit layak dicoba OMAH Spa. Kalau untuk service plus coba nego diTIRTA spa.
Sekian dari aq dan mohon maaf kalau belepotan laporannya.