Kamis, 20 Juni 2013

TK Indonesia di Jalur Gaza Kembali Luluskan 160 Siswa

Taman Kanak-Kanak Bintang Qur’an (TK Bintang Qur’an) di Jalur Gaza Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, Taman Kanak-Kanak Bintang Qur’an (TK Bintang Qur’an) di Jalur Gaza Palestina kembali meluluskan sebanyak 160 siswa pada  Selasa (28/5) lalu. Ini adalah tahun kedua bagi TK Bintang Qur'an mewisuda lulusannya.

TK Bintang Qur’an donasinya murni berasal dari rakyat Indonesia  dibawah koordinasi Sahabat Alaqsa dan Assarra Foundation yang  bekerja sama dengan sebuah LSM Lokal di Gaza yaitu Yayayasan Salam.

Menurut relawan asal Indonesia yang menetap di Jalur Gaza, Abdillah Onim, TK tersebut nyaris dan terancam ditutup karena pengelola tidak lagi memiliki biaya operasional. 
''Murid yang bersekolah di TK tersebut di dominasi oleh keluarga fakir dan ada beberapa yang yatim tentu tidak punya kemampuan untuk membayar biaya bulanan yang besarnya jika dirupiahkan senilai dengan Rp 70 ribu,'' ujar Onim kepada ROL.

Onim mengaku mendapat informasi bahwa TK tersebut terancam tutup dari istrinya seorang hafidza muslimah Gaza. Onim pun berikhtiar dengan melayangkan proposal TK tersebut ke sebuah LSM dari Indonesia yakni Sahabat Alaqsa Indonesia.

"Alhamdulillah mereka berminat untuk menopang dan mengaktifkan kembali TK tersebut dan nama TK pun di ubah menjadi Taman Kanak-Kanak Najmul Qur’an (TK Bintang Qur’an), akhirnya anak-anak pun kembali bersekolah dan bermain,'' tuturnya.

TK Bintang Qur'an, kata Onim, menjadi TK pertama di Gaza yang menggratiskan biaya pendidikan kepada anak-anak fakir dan yatim. Tidak hanya gratis, anak-anak di sekolah itu mendapat buku dan tas gratis serta seragam sekolah secara gratis.

"Bahkan disiapkan penyewaan mobil untuk antara menjemput anak-anak yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah,'' papar Onim.

Menurut Onim, Sahabat Alaqsa mengangkat istrinya sebagai relawan ketua koordinator TK Bintang Qur’an)yang berlokasi di Jabalia City Gaza bagian utara. "Alhamdulillah sudah beroperasi sejak 2 tahun yang lalu walau statusnya masih mengontrakan di sebuah gedung milik warga Jabalia, dan tentunya TK Bintang Qur’an dananya murni berasal dari rakyat Indonesia melalui Sahabat Alaqsa Indonesia.''

Kini TK Bintang Qur’an yang baru berjalan 2 tahun kembali sedang diuji. Menurut Onim, muncul kabar bahwa gedung yang ditempati TK itu akan di robohkan dan direnovasi karena pemilik gedung tersebut akan dimanfaatkan oleh pemiliknya.

Saat ini, kata dia,  Yayasan Salam harus mencari solusi bagaimana caranya agar anak-anak murid baru dapat bersekolah di TK Bintang Qur’an. Rencananya, kata dia, jika ada dana maka membangun gedung sendiri.

''Sampai dengan detik ini pihak Yayasan Salam masih berkoordinasi dengan pihak Sahabat Alaqsa Indonesia,'' kata Onim.

Pemilik Tempat Penitipan Yang Memberi Kue Campur Obat Tidur ke Anak-anak



Ohio, Tampaknya wajar jika melihat anak-anak susah diatur dan suka lari ke sana kemari. Tapi bukan lantas memberikan obat seenaknya bisa dibenarkan, seperti yang dilakukan seorang wanita pemilik fasilitas penitipan anak di Ohio, AS.

Akibatnya, wanita yang bernama Tammy Eppley dari Fairdale Avenue, Westerville ini dijerat dengan tuduhan membahayakan anak. Diduga dia dengan sengaja memberikan obat-obatan dicampur dengan pancake agar membuat anak-anak yang dititipkan kepadanya tertidur.

Menurut laporan polisi, Eppley diduga mencampur makanan dengan berbagai obat, termasuk melatonin atau obat tidur dan obat alergi antihistamin. Yang menyedihkan, anak-anak korban tindakan Eppley ini berusia 2 - 5 tahun, bahkan seorang di antaranya adalah anaknya sendiri.

Ibu dari tiga anak ini menjelaskan bahwa dia terkejut ketika dinas Pelayanan Anak (Children Services) mengetuk pintu rumahnya beberapa bulan yang lalu. Dia mengatakan bahwa penyelidikan kasus ini berawal dari SMS antara dia dan mantan sahabatnya.

"Saya punya beberapa masalah anak yang hiperaktif. Saya mengirimkan SMS berisi 'Oh Tuhan, saya akan memberi mereka obat. Mereka membuatku gila'," kata Eppley seperti dilansir 10TV News, Kamis (20/6/2013).

Eppley dengan tegas membantah tuduhan ini. Dia mengaku memang pernah mengirim SMS tersebut, tapi tak pernah membayangkan akan membuatnya dicurigai polisi. Dia menegaskan bahwa dia tidak pernah memberikan obat semacam Benadryl kepada anak, kecuali dengan persetujuan orangtua.

Walau demikian, polisi tidak percaya begitu saja. Dinas Layanan Anak Franklin County mengeluarkan pernyataan bahwa kasus ini sudah diselidiki bulan Mei 2013 lalu dan kini sudah dilimpahkan ke kepolisian. Mereka juga menilai tuduhan terhadap tempat penitipan anak tersebut benar adanya.

"Kami pikir ada cukup kemungkinan yang membuat dia ditahan. Kami cukup yakin bahwa dia melakukannya," kata Letnan Paul Westerville Scowden.



(pah/vit)

Senin, 03 Juni 2013

Pengamat: PDI Perjuangan Tak Akan Capreskan Jokowi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pengamat politik dari Sugeng Saryadi Syndicate (SSS) Toto Sugiarto menilai bahwa PDI Perjuangan tidak akan mengajukan Joko Widodo sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2014 karena akan mengajukan Puan Maharani.

"Peluang Jokowi untuk diajukan PDI Perjuangan kecil karena Taufik Kiemas memiliki agenda untuk mengusung Puan Maharani," kata Toto di Jakarta, Senin.

Namun dia menilai peluang Jokowi untuk dimajukan PDI Perjuangan tergantung pada ketulusan orang-orang di sekitar Megawati seperti Taufik Kiemas untuk memajukan Jokowi sebagai bakal capres.

Toto memperkirakan Jokowi masih ingin tetap fokus dalam menjalankan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Karena itu dia memprediksi Jokowi tidak akan ikut konvensi Demokrat karena tidak ada minat jadi bakal capres.

"Satu-satunya kemungkinan Jokowi mau 'nyapres' jika diperintahkan Megawati dan partainya," kata Toto.

Dia menilai Jokowi merupakan figur yang loyal terhadap partainya sehingga tidak mungkin maju menjadai bakal capres tanpa perintah partainya.

Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mempersilahkan kepada Jokowi untuk ikut konvensi yang akan dilakukan partainya untuk mencari bakal capres. 
Namun Max menegaskan bakal capres yang akan diusung partainya tidak hanya mengandalkan elektabilitas saja tetapi juga kredibilitas yang diutamakan.

Dalam hasil survei beberapa lembaga, nama Jokowi memiliki elektabilitas dan popularitas yang tinggi. berdasarkan survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) tingkat elektabilitas Capres Joko Widodo adalah 28,6 persen.

Tokoh lain yang disebut, yakni Prabowo Subianto sebanyak 15,6 persen, Aburizal Bakrie 7 persen, Megawati Soekarnoputri 5,4 persen, Jusuf Kalla 3,7 persen, Mahfud MD 2,4 persen, Hatta Rajasa 2,2 persen, dan 28 persen responden belum memiliki pilihan.

Dari segi popularitas, Jokowi paling populer di antara pejabat publik atau pejabat negara lainnya. Popularitas politikus PDI Perjuangan itu sebesar 85,9 persen, mengalahkan Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono di angka 78,5 persen.

Pejabat lainnya, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono X 59,5 persen, Dahlan Iskan 42,6 persen, Mahfud MD 39,6 persen, Pramono Edhie Wibowo 20,2 persen, Djoko Suyanto 15,2 persen, dan Gita Wirjawan 8,4 persen.

Survei tersebut dilakukan secara tatap muka dengan jumlah responden 1.635 orang yang berada di 31 provinsi pada 9-16 April 2013. Warga Papua dan Papua Barat tidak dilakukan survei lantaran situasi yang tidak kondusif.

Di dalam survei tersebut tingkat kesalahan atau "margin of error" sebesar 2,42 persen.
Redaktur : Heri Ruslan
Sumber : antara

Sabtu, 01 Juni 2013

Bayi Lahir Operasi Caesar Berisiko Obesitas

Penderita obesitas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Bayi yang lahir melalui operasi caesar memiliki risiko dua kali lipat menderita obesitas atau kelebihan berat badan. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 10.000 anak di Inggris menemukan 83 persen anak hasil operasi caesar memiliki kelebihan berat badan dibandingkan mereka yang lahir melalui persalinan normal. 

Hasil penelitian mengonfirmasi penelitian sebelumnya yang juga menemukan hubungan antara operasi caesar dan obesitas. Para peneliti percaya bahwa bayi dengan persalinan normal memiliki bakteri yang membantu mengatur metabolisme di kemudian hari. Temuan tersebut menunjukkan epidemi obesitas sebagian didorong oleh meningkatnya angka persalinan caesar. "Ada konsekuensi jangka panjang pada operasi caesar kepada anak-anak yang harus kita ketahui, " kata pemimpin peneliti Dr Jan Blustein, dari New York University School of Medicine seperti yang dilansir Daily Mail.
Reporter : Halimatul Sadiyah
Redaktur : M Irwan Ariefyanto

10 Teman Iblis

Minuman Keras
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Syahruddin El-Fikri
Dalam riwayat Imam Bukhari, diceritakan, suatu saat ketika sedang duduk, Rasulullah saw didatangi seseorang. Rasul bertanya kepadanya: “Siapa Anda?” Ia pun menjawab: “Saya Iblis.” 

Rasul bertanya lagi, apa maksud kedatangannya. Iblis menceritakan kedatangannya atas izin Allah untuk menjawab semua pertanyaan dari Rasulullah saw.

Kesempatan itu pun digunakan Rasulullah saw untuk menanyakan beberapa hal. Salah satunya mengenai teman-teman Iblis dari umat Muhammad saw yang akan menemaninya di neraka nanti? Iblis menjawab, temannya di neraka nanti ada 10 kelompok.

Yang pertama, kata Iblis, haakimun zaa`ir (hakim yang curang). Maksudnya adalah seorang hakim yang berlaku tidak adil dalam menetapkan hukum. Ia menetapkan tidak semestinya. 

Tak hanya hakim, dalam hal ini bisa juga para penegak hukum secara umum, seperti polisi, jaksa, pengacara, dan juga setiap individu, karena mereka menjadi hakim dalam keluarganya.

Yang kedua, kata Iblis, ghaniyyun mutakabbir (orang kaya yang sombong). Ia begitu bangga dengan kekayaan dan enggan mendermakan untuk masyarakat yang membutuhkan.
Dia menganggap, semua yang diperolehnya merupakan usahanya sendiri tanpa bantuan orang lain. Contohnya seperti Qarun.

Ketigataajirun kha’in (pedagang yang berkhianat). Ia melakukan penipuan, baik dalam hal kualitas barang yang diperdagangkan, maupun mengurangi timbangan. 

Bila membeli sesuatu, dia selalu meminta ditambah, namun saat menjualnya dia melakukan kecurangan dengan menguranginya.

Disamping itu, ia menimbun barang. Membeli di saat murah, dan menjualnya di saat harga melambung tinggi. Dengan begitu, dia memperoleh untung besar.
Demikian juga pada pengerjaan proyek tertentu, ia membeli barang dengan kualitas rendah untuk meraih keuntungan berlipat (mark up).

Kelompok keempat yang menjadi teman Iblis adalah syaaribu al-khamr (orang yang meminum khamar). Minuman apapun yang memabukkan, ia termasuk khamar. Misalnya arak, wine, wisky, sake, mirin, rhum atau minuman yang sejenisnya.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, peminum khamar (pemabuk) dikatakan tidak beriman, jika dia meninggal nanti masih terdapat khamar dalam tubuhnya.

Yang kelimaal-fattaan (tukang fitnah). Fitnah lebih berbahaya dari pada pembunuhan (al-fitnatu asyaddu min al-qatl). Lihat QS al-Baqarah [2]: 191.

Membunuh adalah menghilangkan nyawa lebih cepat, namun fitnah ‘membunuh’ seseorang secara pelan-pelan. Fitnah ini bisa pula ‘pembunuhan’ karakter seseorang. 

Fitnah itu di antaranya, mengungkap aib seseorang yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan, gosip, ghibah, dan lainnya.

Keenam adalah shaahibu ar-riya` (orang yang suka memamerkan diri). Mereka selalu ingin menunjukkan kehebatan dirinya, menunjukkan amalnya, kekayaannya, dan lainnya. Semuanya itu demi mendapatkan pujian.

Ketujuh, //aakilu maal al-yatiim// (orang yang memakan harta anak yatim). Mereka memanfaatkan harta anak yatim atau sumbangan untuk anak yatim demi kepentingan pribadi atau kelompoknya. Lihat QS al-Ma`un [107]: 1-7.

Kedelapanal-mutahaawinu bi al-shalah (orang yang meringankan shalat). Mereka memahami perintah shalat adalah kewajiban, namun dengan berbagai alasan, akhirnya shalat pun ditinggalkan. Allah juga mengancam Muslim yang melalaikan shalat.

Kesembilanmaani’u az-zakaah (orang yang enggan membayar zakat). Mereka merasa berat untuk mengeluarkan zakat, walaupun tujuan zakat untuk membersihkan diri dan hartanya.

Teman Iblis yang ke-10 adalah man yuthiilu al-amal (panjang angan-angan). Enggan berbuat, namun selalu menginginkan sesuatu. Dia hanya bisa berandai-andai, tapi tak pernah melakukan hal itu. Wallahu a’lam.

 
Redaktur : Damanhuri Zuhri