Rabu, 02 Juli 2014

Kader PDIP Nggak Doyan Jokowi, dan Berbalik Mendukung Prabowo


JAKARTA (voa-islam.com) - Mungkin mereka sudah mulai ‘waras’, dan mengerti serta faham tentang Jokowi, kemudian para kader PDIP, tidak seperti biasanya ‘pejah gesang nderek’ Jokowi, tetapi justru kader PDIP menyatakan ‘emoh’ Jokowi, dan mendukung Prabowo.
Ini bukan berita  ‘hoax’ kalau kader PDIP mendukung Prabowo-Hatta di Pilpres 2014. Deklarasi dilakukan di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Jumat (27/6/2014).

Dalam deklarasi mendukung Prabowo-Hatta, spanduk-spanduk termasuk backround panggung, dibuat sendiri oleh kader PDIP ini. Meraka menamakan dirinya Presidium Nasional Banteng Anti Jokowi (PN- BAJAK) dan ketuanya Ricki Rompas.

Dalam spanduk tertulis "Kawal TPS, Menangkan Prabowo Hatta". di sisi kiri spanduk, ada logo PDIP. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ramadhan Pohan, yang turut hadir dalam deklarasi itu, membenarkannya.

Ramadhan menjelaskan, kehadiran mereka untuk deklarasi mendukung Prabowo-Hatta, inisiatif sendiri. Termasuk spanduk-spanduk yang dibuat. keinginan mendukung pasangan nomor satu ini, lanjut Ramadhan, karena kader PDIP ini kecewa dengan pencapresan Jokowi.
Ramadhan mengatakan, puluhan kader ini berasal dari Jakarta. Bahkan, lanjut Ramadhan, mereka membuat yel-yel sendiri mendukung Prabowo-Hatta.

Sebelumnya, aksi mendukung Prabowo-Hatta oleh kader PDIP, juga berlangsung  dilakukan di Jawa Barat. Bahkan, seorang tokoh PDIP Jawa Tengah, Suharis Pupung berani ‘menguliti’ Jokowi, bahwa calon presiden PDIP itu, dikatakannya bukanlah tokoh yang jujur, terkait berbagai dugaan korupsi di Solo
.
Dibagian lain, sejumlah mahasiswa di Bali menggelar aksi di bunderan patung catur muka, Denpasar, menggalang dukungan 1 juta tanda tangan untuk Prabowo. Mereka  yang tergabung dalam Jaringan Mahasiswa (JAMAN).

Koordinator Presidium Nasional JAMAN, Bahtra Banong menyatakan, aksinya dilakukan serentak di 24 provinsi. Aksi yang dilakukannya sebagai bagian untuk memenangkan Prabowo-Hatta.

"Target kami adalah pemilih di kampus dan pemilih pemula. Satu kampus target kami 50 mahasiswa. Kalangan terdidik itu lebih rasional dan objektif. Itu yang kami bidik," ujar Bahtra, Jumat 27 Juni 2014.
Ia mengaku tak takut dikatakan mahasiswa sudah terkontaminasi politik praktis. Justru baginya, mahasiswa mesti ambil bagian dalam proses demokratisasi suksesi kepemimpinan seperti saat ini. Prabowo-Hatta, bagi Bahtra merupakan kedua sosok yang diyakini mampu membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih maju.

"Mahasiswa tak boleh apatis dalam urusan politik. Kalau kita diam, lantas proses pergantian kepemimpinan tak sesuai yang diharapkan rakyat, maka berdosalah kami sebagai mahasiswa. Kami ingin bangsa ini ke depan lebih maju, lebih sejahtera. Bukan janji-janji, tapi tidak mampu merealisasikannya," harapnya.

Selain itu, ia meyakini Prabowo-Hatta merupakan sosok yang sekata dengan perbuatannya. Bahkan, Prabowo-Hatta adalah sosok yang tak pernah mengingkari janji yang diucapkannya.

"Kami ingin bangsa ini mandiri. Kami ingin sosok yang mau mensejahterakan bangsa. Kami juga tidak mau bangsa ini diintervensi bangsa lain. Kita ingin bangsa ini menjadi macan asia yang disegani dan dihormati," tegasnya.

Melihat aksi dukungan itu, ratusan warga Bali yang tengah berada di taman kota Lapangan Puputan Badung, Denpasar bersama keluarga mereka tampak ikut berpartisipasi membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan kepada Prabowo-Hatta.

Hebatnya, para pengendara mobil dan motor yang melihat aksi ini, akhirnya juga turun sejenak untuk membubuhkan tanda tangan kepada pemimpin idola mereka. Mahasiswa dan rakyat mulai sadar dan ‘waras’ nalarnya, tidak lagi  bisa dikibuli oleh media ‘bodrek’ yang membabi buta mendukung ‘Ojo Kuwi’. (jj/dbs/voa-islam.com)


Mantan Sekda Solo: Jokowi Munafik!
INILAHCOM, Jakarta - Mantan Sekretaris Daerah Kota Solo Supradi Kertawamenwai buka-bukaan soal Joko Widodo (Jokowi).

"Saya paling banyak tahu (soal Jokowi) karena ruangan saya dengan wali kota cuma bersebelahan. Saya katakan Jokowi munafik lah," ujarnya saat diwawancaraitvOne, Selasa (1/7/2014).

Wawancara itu diunggah di situs Youtube. Saat memberikan kesaksian Supradi mengenakan batik warna cokelat kekuningan.

Supradi menegaskan imej Jokowi sebenarnya tidak seperti yang dicitrakan belakangan ini. Jokowi tidak sederhana seperti yang digembar-gemborkan.

"Jokowi kalau memimpin arogan, tiap hari pakai dasinan (das) dan jas2an (jas), ndak mau akui keberhasilan staf, kalau berhasil dia, kalau salah staf," ucapnya.

Selain itu, ada pemberitaan bahwa Jokowi tidak menerima gaji saat menjadi wali kota Solo. Supradi menegaskan hal itu bohong.

"Itu bohong. Terima gaji, saya yang sodorkan dan terima kuitansinya," ucapnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar