Rabu, 30 Juli 2014

Listrik, Tak Kenal Maka Tak Hati-hati..(2)


Simbol Listrik AC dan DC
Gelombang Listrik AC dan DC
Melanjutkan postingan sebelumnya yaitu “Listrik, tak kenal maka tak hati-hati..“, berikutnya kami sajikan aspek-aspek lain mengenai listrik ini.

Listrik AC dan DC

Dilihat dari bentuk gelombangnya, arus listrik dibagi atas 2 macam : arus bolak-balik (AC – Alternating Current) dan arus searah (DC – Direct Current).
Kalau kita melihat gambar di sebelah ini, perbedaan yang paling mudah antara listrik AC dan DC adalah dalam polaritasnya, yaitu listrik AC mempunyai polaritas yang berubah antara positif dan negatif beberapa kali dalam satu period (bentuk gelombang sinusoidal) dan listrik DC mempunyai polaritas tetap sepanjang waktu. Karena itu listrik AC mempunyai frekuensi bolak-balik tersebut sebesar 50 Hz atau 60 Hz.
Anda bingung?? tidak masalah dan jangan khawatir…karena ini hanya penjelasan teknis saja dan yang terpenting adalah anda tahu bedanya secara kasat mata. Simak terus tulisan ini karena kami berusaha membuatnya mudah bagi anda.

Aplikasi Listrik AC dan DC

Secara kasat mata, listrik AC adalah listrik yang digunakan sehari-hari di sistem instalasi listrik rumah kita dan disuplai oleh PLN. Sedangkan listrik DC biasa digunakan pada battery, accu atau sel surya. Dan karena sifat yang bolak-balik itulah maka hal yang membedakan lainnya adalah bila kita “memasukkan colokan listrik ke stop kontak di rumah”(kita pake bahasa umum sehari-hari aja ya…in english : plug in to electrical cord or receptacle), maka tidak masalah bila di-colok terbalik-balik. Sedangkan untuk listrik DC harus secara jelas mencantumkan yang mana terminal positif (+) dan negatif (-) dan tidak boleh terbalik.
Sistem tegangan 3 phase dan 1 phase
Sistem 3 phase dan 1 phase

Sistem Listrik 3 Phase dan 1 Phase

Sistem kelistrikan mengenal sistem 3 phase dan 1 phase. Apa itu sistem 3 phase dan 1 phase? dari gambar disamping maka bisa diikuti penjelasan teknisnya yang kira-kira begini : listrik arus bolak-balik (AC) merupakan bentuk gelombang sinusoidal yang membentuk satu gelombang penuh 360 derajat.
Dan bila perbedaan phase tiap gelombang adalah 120 derajat, maka akan ada 3 phase gelombang yang berbeda (penjelasan detailnya tentu ada, tetapi kami buat hal ini sifatnya “nice to know” saja, karena sekali lagi bagi kami yang penting adalah membuatnya mudah bagi anda).
Sehingga secara umum, sistem 3 phase adalah sistem dengan 3 kabel phase dan 1 kabel netral (biasanya ditandai dengan label R,S,T untuk kabel phase dan N untuk netral) dan sistem 1 phase adalah sistem 1 kabel phase dan 1 kabel netral.

Aplikasi Sistem Listrik 3 Phase

Hal paling mudah yang bisa kita jumpai dalam sistem kelistrikan PLN mengenai 3 phase ini adalah dengan melihat jaringan kabel distribusi PLN di sekitar rumah kita. Bisa dilihat di tiang listrik, ada paling tidak 3  kabel (atau 4 kabel dengan netralnya) yang dipilin dan itulah kabel dari sistem 3 phase.
Sedangkan yang disambungkan ke rumah kita adalah sistem 1 phase, dimana diambil dari salah satu phase (phase R, S atau T)dari kabel di tiang listrik tadi, ditambah dengan kabel netralnya. Karena itu lain rumah lain pula phase yang disambungkan, dimana hal ini untuk menjaga keseimbangan beban dari tiap phase tersebut.
Untuk sistem 3 phase, tegangan antar phase-nya adalah 380V dan tegangan phase ke netral adalah 220V. Dan tegangan listrik yang disambungkan ke perumahan adalah 220V.

Sifat Lainnya dari Listrik

Hal yang harus diperhatikan dari sifat listrik ini adalah kecenderungannya mengalir dari tegangan yang lebih tinggi menuju tegangan yang lebih rendah atau menuju tanah. Dari sifat ini dapat dijelaskan mengapa orang bisa tersengat aliran listrik (atau istilahnya “kesetrum”), yaitu karena adanya aliran listrik yang mengalir melewati tubuh kita dari suatu sumber listrik menuju tanah atau material penghantar listrik lainnya.
Ingat…tubuh kita sebagian besar mengandung air yang notabene merupakan penghantar listrik. Akibatnya bisa fatal, karena dapat merusak organ dalam dari tubuh kita termasuk membuat jantung berhenti berdenyut alias meninggal.
Karena itu sangat penting memastikan bahwa kita tidak tersentuh sumber listrik dari kabel telanjang atau terkelupas, tangan yang tidak basah atau berkeringat dan juga menggunakan alas karet saat mencabut colokan listrik atau memasang ke stop kontak, dan cepat mematikan sumber listrik bila peralatan yang dipakai tersiram air dan lain.
(untuk bahasan ini, kami membuat satu tulisan terpisah yang bisa dibaca di “Kesetrum (Tersengat Listrik)“).
Sungguh, listrik adalah suatu penemuan yang sangat bermanfaat dan mengubah banyak kehidupan tetapi sekaligus juga tersimpan bahaya yang akibatnya bisa sangat fatal karena terjadi dalam hitungan detik.  Kawan yang bersahabat tetapi sekaligus juga lawan yang mematikan. Kami hanya berharap semoga informasi ini bermanfaat bagi anda dan keluarga untuk tetap aman dan selamat.

ILR-Team
http://www.instalasilistrikrumah.com/listrik-tak-kenal-maka-tak-hati-hati-2/

Hati-hati Menggunakan Kabel Rol

Kabel rol di instalasi listrik rumah.
Contoh penggunaan kabel rol di instalasi listrik rumah
Kabel rol (biasa disebut kabel gulung) atau bahasa kerennya “extention cord” atau “extention outlet” ini sangat lazim dipakai di instalasi listrik rumah. Alat ini bersifat multi fungsi sebagai perpanjangan stop kontak permanen yang terpasang di dinding. Jangkauannya luas dan sangat fleksibel sehingga mampu mencapai tempat yang agak sulit rutenya.
Apalagi di kehidupan era modern sekarang ini yang dominan banyak menggunakan piranti elektronik portable yang bisa diletakkan dimanapun tetapi membutuhkan sumber daya listrik.
Karena itu kabel rol adalah solusi yang sangat mudah bila kita menghadapi keterbatasan jumlah dan posisi dari stop kontak listrik permanent. Hampir sebagian besar perumahan apalagi yang disewakan atau kamar-kamar kos bisa dipastikan punya alat ini. Biasanya untuk satu kamar atau satu ruangan paling banyak terpasang 2 titik stop kontak saja. Sedangkan bila menambah jumlah stop kontak pun pastilah perlu biaya instalasi yang kadang tidak murah.
Tetapi, dibalik kemudahan ini anda tetap perlu berhati-hati dalam penggunaannya. Karena sebenarnya alat ini pun mempunyai potensi bahaya yang cukup besar lho..
“Loh..Mas, kalau memang ada bahayanya apa boleh digunakan?”. “Ya Tentu boleh dong..kalau nggak pasti dech tidak ada yang jual. Tapi harus tahu dulu ya cara menggunakan alat ini dengan benar dan tahu juga apa sih potensi bahaya dari alat ini…”

Data & Fakta

Kami coba mencari data mengenai kecelakaan atau insiden yang terjadi di Indonesia dikarenakan penggunaan alat ini. Tapi terus terang saja masih belum ketemu yah..(jika ada pembaca yang punya data-data ini dan berkenan memberikan sebagai sharing buat pembaca lain, tentu kami akan sangat-sangat berterima kasih). Akhirnya kami coba mencari data-data yang tercatat di negeri Paman Sam dan ketemulah salah satu situs, http://www.cpsc.gov/cpscpub/pubs/16.html, yang dalam satu artikelnya juga membahas masalah ini.
Dalam situs tersebut, didapat data bahwa AS Consumer Product Safety Commission (CPSC) memperkirakan dalam setiap tahun, sekitar 4.000 luka terkait dengan penggunaan kabel rol (“extention cord”) yang dirawat di ruang gawat darurat rumah sakit :
a. Sekitar setengah melibatkan luka-luka patah tulang atau keseleo dari orang-orang tersandung kabel rol ini.
b. 13% dari cedera ternyata melibatkan anak di bawah lima tahun.
(Anda bisa membaca artikel sebelumnya yang berjudul “Kesetrum (Tersengat Listrik)”).
CPSC juga memperkirakan bahwa sekitar 3.300 peristiwa kebakaran dalam satu tahun yang terjadi di perumahan berasal dari penggunaan kabel rol, dan menewaskan 50 orang serta melukai sekitar 270 orang lainnya.
Penyebab paling sering dari kebakaran tersebut adalah :
a. Hubungan pendek arus listrik
b. Kelebihan beban
c. Kerusakan dan/atau pemakaian yang tidak benar dari kabel rol ini.
Beberapa contoh yang tercatat adalah sebagai berikut :
a. Seorang anak perempuan berusia 15 bulan menaruh kabel sambungan di mulut dan mengalami luka bakar karena tersengat listrik. Diperlukan operasi untuk menyembuhkan lukanya.
(Anak kecil dibawah dua tahun memang mempunyai kebiasaan memasukkan sesuatu yang baru ditemuinya ke dalam mulut. Karena itu orang tua harus berhati-hati dalam hal ini)
b. Dua anak muda terluka dalam kebakaran yang disebabkan oleh kabel rol yang kelebihan beban di rumah mereka. Lampu , televisi dan pemanas listrik menjadi beban terpasang dari satu kabel rol ringan.
c. Seorang wanita berusia 65 tahun dirawat karena patah pergelangan kaki setelah tersandung kabel ekstensi.
Data-data ini walaupun tercatat di negeri Paman Sam sana, bisa kita jadikan rujukan untuk penggambaran situasi di negara kita. Coba kita bayangkan, data dari negara maju dengan tingkat pendidikan masyarakatnya yang tinggi saja bisa seperti itu, apalagi negara berkembang seperti kita.
Jadi, bagaimana tips pencegahannya agar kejadian seperti itu tidak menimpa diri, keluarga tercinta atau orang disekitar kita.

Tips yang ideal adalah :

a. Hanya gunakan stop kontak permanen (yang menempel di dinding) untuk tiap beban listrik, terutama yang memiliki konsumsi listrik yang besar.
b. Posisinya pun harus diperhatikan agar tidak mudah dijangkau oleh anak-anak.
c. Pemakaian kabel rol ini pun hanya bersifat sementara untuk peralatan listrik portable yang pemakaiannya bisa dimonitor atau untuk peralatan listrik besar sampai terpasang stop kontak yang permanent pada instalasi listrik rumah.
(jadi bukan untuk sementaun ya.. alias sementara bertahun-tahun).
Hanya saja kita semua tentu mahfum dengan kondisi di banyak perumahan saat ini. Bahkan untuk rumah yang baru dibangun pun, situasinya akan sama. Karena pemasangan satu titik stop kontak tidaklah murah. Belum lagi letak peralatan-peralatan listrik kadang-kadang bisa berubah mengikuti selera pemilik rumah yang butuh variasi agar tidak bosan.
Untuk rumah sewa (kontrakan) atau kamar kos tentu punya kondisi yang lebih standar lagi, karena seperti yang telah dijelaskan di bagian awal, hanya disediakan jumlah stop kontak yang terbatas. Sedangkan kehidupan modern saat ini banyak terpasang peralatan listrik yang bermacam-macam, mulai dari televisi, kulkas, mesin air, mesin cuci, setrika listrik, rice cooker dan lain macam.

Tips Lainnya :

Ada beberapa tips berikut yang bisa anda terapkan, paling tidak untuk menghindari terjadinya insiden yang tidak diinginkan karena penggunaan kabel rol yang “sementaun” ini :
a. Membuat kabel yang direntangkan tidak bergelantungan dari etalase atau meja di mana kabel itu dapat tertarik ke bawah atau tersandung oleh orang yang lalu lalang. Dalam hal ini, rentangan atau tarikan kabel rol sebaiknya menelusuri pinggiran dinding dan pojok-pojok saja.
b. Sebaiknya jangan menutup bagian dari kabel rol dengan surat kabar, pakaian, karpet, atau benda sementara kabel sedang digunakan.
c. Jangan menempatkan kabel pada tempat dimana terjadi kemungkinan rusak oleh furniture berat atau lalu lintas kaki.
d. Jika anda punya kemampuan, belilah kabel rol yang mempunyai penutup stop kontak atau cover outlet untuk titik yang tidak digunakan. Bila yang terpasang saat ini di rumah adalah model yang terbuka, tutup dengan isolasi lakban stop kontak tidak terpakai untuk mencegah kemungkinan anak tersentuh dengan listrik yang bertegangan.
e. Ajarkan anak untuk tidak bermain dengan steker dan kabel rol.
f. Masukkan steker atau colokan sepenuhnya sehingga tidak ada bagian dari batang tembaga / prong yang terekspos ketika kabel rol sedang digunakan.
g. Pemasangan steker harus benar-benar solid, jangan sampai ada yang kendor. Karena bisa menyebabkan panas dan membuat steker meleleh.
h. Saat mencabut kabel, tarik badan dari steker, bukan menarik kabel itu sendiri. Menarik kabel dapat menyebabkan koneksi atau sambungan di terminal steker menjadi longgar atau terputus.
i. Tangan harus selalu kering bila ingin memasang atau mencabut steker.
j. Gunakan alas karet atau plastik saat memasang atau mencabut steker.
k. Periksa steker dan kabel rol saat digunakan. Pemanasan terjadi pada bagian-bagian ini ketika kabel rol digunakan pada kapasitas atau rating maksimumnya, namun, jika kabel terasa panas atau ada pelunakan dari plastik, ini adalah pertanda ada masalah pada kabel rol atau steker dan sebaiknya harus dibuang dan diganti.

Rating dari Kabel Rol
Perhatikan rating dari kabel rol

l. Ketika digunakan, kabel rol harus dikeluarkan semua dari gulungannya walaupun panjang kabel yang diperlukan tidak banyak. Apalagi bila digunakan untuk peralatan listrik yang konsumsi listriknya besar, seperti mesin air, kulkas, mesin cuci, setrika listrik atau rice cooker. Ada perbedaan kapasitas atau rating dari kabel rol antara penggunaan kabel yang dikeluarkan semua dengan kabel yang digulung (lihat gambar). Bila ini dilanggar, maka akan terjadi panas berlebihan di kabel dan menyebabkan kabel meleleh.
(Beberapa waktu lalu saya pernah melihat sendiri kabel rol yang digunakan tetangga ternyata bisa meleleh, padahal beban peralatan listriknya hanya sebuah mesin air dan kulkas. Jadi ini adalah penjelasannya.)
m. Jangan menggunakan staples atau paku untuk menempelkan kabel dari kabel rol tersebut di dinding karena dapat merusak kabel dan menyebabkan tersengat listrik atau hubungan pendek arus listrik.
n. Perhatikan antara kapasitas kabel rol yang digunakan dengan beban dari peralatan listrik yang digunakan. Jangan sampai terjadi penggunaan beban yang berlebihan dari kabel rol ini.
o. Untuk peralatan dengan konsumsi listrik besar seperti AC, pemanas listrik portabel, dan freezer, gunakan khusus kabel rol bertipe “heavy duty”.
Tips diatas hanya mencakup hal-hal yang umum saja. Karakteristik pemakaian kabel rol bisa saja berbeda di setiap rumah. Oleh karena itu bila ada pembaca yang ingin sharing mengenai pemakaian kabel rol ini, kami persilahkan dengan senang hati. Kami hanya mengharapkan semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Jagalah keselamatan diri pribadi, keluarga dan orang-orang yang anda cintai.
ILR-Team http://www.instalasilistrikrumah.com/hati-hati-menggunakan-kabel-rol/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar