Para ahli itu lebih berkeyakinan kawah itu terbentuk karena faktor pemanasan global, di mana gas di bawah permukaan tanah terlepas, yang kemudian meledak seperti gabus sampanye.
Dream - Teka-teki kawah raksasa yang tiba-tiba muncul di kawasan Siberia, Rusia bagian utara, akhirnya terkuak. Setelah melakukan penelitian, para ilmuwan menyimpulkan bahwa kawah misterius yang menganga dengan diameter 100 meter itu bukan disebabkan karena tumbukan meteorit.
Dikutip Dream dari laman Daily Mail, Sabtu 19 Juli 2014, kawah itu terjadi karena kelebihan tekanan gas, karena di daerah tersebut mengalami perubahan suhu. Peneliti dari Pusat Penelitian Ilmiar Artik, Andrei Plekhanov, mengatakan daerah di sekitar lubang itu memang kaya akan gas alam.
Karena suhu di sekitarnya berubah, maka terjadilah tekanan gas di dalam tanah dan menyebabkan letupan. Sebelum membuat kesimpulan ini, Plenkhanov dan peneliti lain telah melakukan observasi ke Semenanjung Yamal itu pada Rabu yang lalu.
Menurut Plenkhanov, 80 persen material di sekitar dari lubang itu adalah es. Sehingga temuan ini membantah dugaan kemungkinan tumbukan meteorit yang menyebabkan terbentuknya lubang raksasa itu.
Para ahli lebih berkeyakinan kawah itu terbentuk karena faktor pemanasan global. Gas di bawah permukaan tanah terlepas, yang kemudian meledak seperti gabus sampanye. Sementara aksen gelap di dalam lingkaran lubang itu mengindikasikan kebakaran hebat yang menghanguskan dinding-dinding lubang.
Sementara itu, Anna Kurchatova, ilmuwan dari Pusat Penelitian Sub-Artik, mengatakan material di sekitar kawah itu terbentuk dari campuran antara air, garam, dan gas, yang memicu ledakan di bawah tanah akibat pemanasan global. Gas terakumulasi di dalam es yang bercampur dengan pasir di bawah permukaan dan kemudian bercampur dengan garam.
Pada 10 ribu tahun silam, daerah ini merupakan lautan. Pemanasna global kemungkinan telah menyebabkan lelehnya es di bawah permukaan, melepaskan gas dan menyebabkan efek ledakan seperti gabus penutup boto sampanye. (Ism)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar