Kamis, 10 April 2014

KGB Rusia latih mata-mata wanita dengan pesta seks

Merdeka.com - Era perang dingin di tahun 1950-1990 juga diwarnai persaingan antar mata-mata antara Blok Barat dan Blok Timur. Masing-masing pihak mencuri data-data soal persenjataan saingan mereka. Terutama informasi bom-bom nuklir yang mampu membuat dunia kiamat dengan sekali tekan tombol.

Seperti biasa, dunia spionase tak jauh dari urusan tipu muslihat dan seks. Pihak Blok Timur yang dikomandani Uni Soviet dan Rusia pun benar-benar bekerja keras mendidik para wanita cantik untuk dijadikan agen dan mata-mata. KGB yang berwenang untuk pekerjaan ini. Sebuah lembaga superpower yang mengurusi keamanan dan intelijen.

Penulis David Lewis menuliskan hal itu dalam buku Sexpionage. Dia mewawancarai Vera, salah satu agen KGB yang menyeberang ke Blok Barat. Vera menuturkan semua mata-mata cantik KGB diberi sandi burung layang-layang.

KGB merekrut mereka dari sekolah-sekolah dan kampus-kampus dari seluruh Rusia. Sengaja dipilih wanita-wanita paling cantik dengan kecerdasan di atas rata-rata. Mereka dijanjikan mendapat gaji dan berbagai fasilitas lain yang terbilang mewah untuk negara komunis. Kecantikan para wanita Eropa Timur memang di atas rata-rata.

Setelah direkrut, para wanita cantik itu dibawa ke kamp khusus yang letaknya dirahasiakan. Kamp itu dijaga sangat ketat.

Mereka harus menjalani berbagai latihan sebelum menjadi 'burung layang-layang sejati'. Berikut latihan-latihan tak lazim yang harus dilakukan di dalam kamp kaum hawa itu.


Dipaksa nonton film porno

Merdeka.com - Dipaksa menonton film porno adalah pelajaran paling awal yang diberikan pada gadis-gadis muda ini di dalam kamp pelatihan. Mereka dicekoki aneka film porno, dari yang biasa hingga yang tak lazim, seperti mempertontonkan kekerasan atau hubungan aneh lainnya.

Dari film porno para gadis ini mulai dikenalkan pada hubungan seks. Setelah beberapa hari mereka tak lagi risih menonton film biru karena sudah terbiasa.

Para wanita itu dilatih KGB menjadi seperti tentara-tentara yang menggunakan seks sebagai senjata utama mereka.

"Kepada kami dikatakan bahwa kami harus ingat, kami adalah prajurit yang bertempur di garis depan pertarungan ideologi yang pahit," beber Vera, mantan mata-mata KGB menceritakan pengalamannya di kamp itu.


Tampil dalam keadaan telanjang bulat

Merdeka.com - Setelah dicekoki film porno, para gadis muda ini naik ke tahap berikutnya. pelan-pelan para instruktur mencoba menghilangkan rasa malu dari pikiran mereka.

Mula-mula para gadis dibiasakan tampil setengah telanjang di depan para wanita. Setelah itu tanpa busana sama sekali. Kemudian barulah mereka tampil di depan pria. Para wanita ini tak malu-malu lagi menunjukkan tubuh mereka.

Vera menjelaskan tubuh para wanita itu dinilai dan dikritik. Rasanya sangat tak nyaman, tapi mereka membiasakan diri. Hal ini dianggap sebagai salah satu bentuk latihan menghadapi musuh.

"Di dalam perang, prajurit sering diperintahkan untuk melakukan hal-hal yang menjijikkan. Tetapi latihan yang berat merupakan tugas sebagai prajurit," beber Vera.


Seks tanpa perasaan

Merdeka.com - Tahap paling akhir dan paling penting adalah berlatih berhubungan badan. Hubungan intim tak ubahnya seperti aktivitas sehari-hari. Tanpa perasaan atau napsu lagi. Mereka cuma berpikir untuk melakukan tugas.

Para gadis muda ini berlatih menjadi robot. Mereka menjadi ahli bercinta dan memuaskan pasangan tanpa emosi.

Para tentara yang sedang berlatih secara bergiliran dikirim ke kamp ini. Mereka kemudian menjadi partner berhubungan intim untuk mata-mata wanita. Seks yang dipraktekan tak cuma sendiri, tetapi juga berkelompok. Mereka juga dilatih berpesta seks.

"Menjelang selesainya latihan, kami telah menjadi keras, sebagaimana telah ditentukan oleh atasan," beber Vera menceritakan pengalamannya di kamp.


Direkam saat berhubungan intim

Merdeka.com - Saat berhubungan intim, para gadis pun direkam dalam bentuk video dan foto. Para instruktur mengevaluasi gaya mereka. Bahan-bahan rekaman itu juga dijadikan bahan diskusi kelompok.

Jika ada yang kurang, maka diperbaiki. Jika dinilai cukup, maka si gadis dinyatakan lulus sebagai burung layang-layang sejati yang siap mengepak mencari mangsa.

Pendidikan ini berjalan hanya beberapa minggu. Setelah keluar dari sana para gadis itu sudah kehilangan rasa malu.

"Kami menjadi wanita muda yang mampu melakukan berbagai macam seks. Kami akan memberi mereka waktu yang hidup dalam kehidupan mereka. Tubuh kami merupakan senjata-senjata yang digunakan untuk tujuan yang telah ditentukan," ungkap Vera.


Para mata-mata cantik menebar teror

Merdeka.com - Setelah lulus, para wanita cantik ini menebar jaring cinta mereka. Di balik senyum dan pesona gemulai mereka, tersimpan teror menakutkan.

Ribuan diplomat NATO terjerat para burung layang-layang cantik ini. Mereka pun berhasil mencuri informasi penting dari teman tidur mereka.

Banyak duta besar, diplomat, pejabat militer, atase pertahanan yang kaget setengah mati mendapati foto-foto mereka sedang berhubungan intim tiba-tiba dikirim ke kantor. Mereka baru sadar, wanita cantik yang mereka tiduri adalah mata-mata.

Tak ada pilihan lain selain menuruti keinginan si pemeras. Para pria yang dulu dipuaskan di ranjang pun hanya bisa menyesal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar