Kamis, 10 April 2014

Kisah Cynthia, mata-mata seks paling sukses di Perang Dunia II

Kisah Cynthia, mata-mata seks paling sukses di Perang Dunia II

Merdeka.com - Cynthia menjadi salah satu mata-mata cantik andalan Inggris dan sekutu saat Perang Dunia II. Godaan wanita seksi ini mampu membuat para pejabat Jerman dan Italia bertekuk lutut. Di atas ranjang mereka membongkar semua rahasia perang pada sang mata-mata.

Nama asli Cynthia adalah Amy Elizabeth Thorpe. Wanita kelahiran Amerika ini menikah dengan seorang diplomat Inggris Arthur Pack. Namun ketimbang menjadi istri yang setia, Cynthia lebih memilih menjadi mata-mata Inggris sejak tahun 1937.

Cynthia berwajah cantik, bermata hijau dan berambut kemerahan. Lekuk tubuhnya menggairahkan. Kelihaiannya merayu musuh membuat dia digelari Mata Hari di Perang Dunia II. Mata Hari adalah mata-mata seksi legendaris di awal abad 20. Dia juga dicatat sebagai mata-mata seks paling hebat saat perang.

Kemenangan sekutu dalam Perang Dunia II tak hanya ditentukan para pria beradu senjata di medan pertempuran yang berdarah-darah. Para wanita mata-mata menggunakan semua akal bulus dan bujuk rayu untuk mendapatkan data intelijen yang bisa mengubah arah kemenangan perang. Termasuk hubungan ranjang dengan para pejabat musuh.

Cynthia sangat mahir untuk itu. Bahkan Cynthia punya jasa membongkar Enigma, alat sandi canggih kubu Jerman. Berikut sepak terjangnya si cantik ini selama perang dunia II.


Bikin Laksamana Italia mabuk kepayang

Merdeka.com - Tahun 1941, Cynthia ditugaskan di Amerika Serikat. Dia kerap menghadiri jamuan makan malam dan cocktail party yang diikuti para pejabat. Di sana Cynthia bertemu kenalan lamanya Laksamana Alberto Lais yang saat itu menjabat atase AL Italia di Amerika Serikat.

Tak butuh waktu lama bagi Cynthia memikat Laksamana tua itu. Dia pun tak perlu menyembunyikan maksudnya untuk meminta kode-kode rahasia Angkatan Laut Italia pada Alberto Lais. Sang Laksamana yang sudah mabuk kepayang dengan kecantikan Cynthia langsung membocorkan rahasia negaranya.

Sejumlah kolega Alberto geleng-geleng kepala dengan pengkhianatan ini. Seperti apa gerangan servis Cynthia sehingga Jenderal tua yang dikenal setia, patriotik dan cemerlang ini tak berkutik.

Keterangan Alberto yang dihimpun Cynthia berperan sangat penting dalam operasi pendaratan pasukan sekutu di Afrika Utara. Berkat informasi itu juga sekutu dapat memperdaya AL Italia di Laut Tengah. Informasi yang tak kalah penting juga terbongkarnya rencana sabotase di pelabuhan-pelabuhan Amerika oleh Italia dan Jerman.

Setelah semua kemenangan tercapai dan informasi penting sudah di tangan, Cynthia pun menendang Alberto Calais.


Bongkar penyimpanan emas Prancis

Merdeka.com - Pemerintahan Prancis jatuh saat Hitler dan bala tentaranya menyerbu Paris. Pemerintahan Prancis pun pindah ke Kota Vichy. Karena itu disebut pemerintah Prancis Vichy. Namun Prancis Vichy ini kooperatif dengan tentara Jerman dan Nazi. Karena itu tak didukung sebagian besar rakyat Prancis. Mereka menuding Prancis Vichy adalah negara boneka bentukan Hitler.

Menggali informasi penting dari Kedutaan Besar Vichy Prancis di Washington Amerika Serikat, menjadi tugas Cynthia selanjutnya. Dia segera mendapatkan targetnya. Kapten Charles Brousse, mantan penerbang tentara Prancis yang menjadi pejabat pers kedutaan tersebut.

Cynthia tak cuma menawan secara fisik. Dia juga cerdas. Kapten Charles Brousse segera terjerat rayuan Cynthia. Bahkan kapten ini memindahkan Cynthia ke hotel yang sama dengan tempat tinggalnya bersama sang istri.

Pada Cynthia, Brousse menceritakan emas cadangan Prancis yang disembunyikan di Pulau Martinique, Karibia. Jumlahnya sangat besar.

Agen rahasia Inggris segera bergerak ke lokasi. Informasi itu ternyata benar. Berdalih mencegah emas jatuh ke tangan Nazi, Agen Inggris justru memanfaatkan emas itu. Mereka menjadikan emas Prancis sebagai jaminan pinjam uang pada Amerika Serikat.


Berhubungan seks untuk alihkan perhatian

Merdeka.com - Cynthia lalu ditugasi mengambil sejumlah dokumen penting di Kedubes Vichy Prancis di Washington. Hal ini cukup sulit karena Kapten Charles Brousse, kekasih Cynthia pun tak bisa menembus penjagaan di sana.

Maka keduanya merancang siasat gila. Cynthia dan Brousse meminta izin pada penjaga untuk berhubungan seks di dalam kantor kedubes. Mereka beralasan tak ada tempat lagi karena Brousse seorang pria beristri yang takut ketahuan kalau berhubungan seks di hotel.

Mereka juga menyogok para penjaga dengan berbotol-botol sampanye dan sejumlah besar uang. Akhirnya boleh juga mereka berhubungan seks di satu ruangan.

Tentu saja para penjaga juga memanfaatkan momen itu untuk mengintip. Mereka tak berkedip melihat Cynthia tanpa busana hanya mengenakan sepatu hak tinggi.

Selagi para penjaga mengintip dan sebagian lagi tertidur karena sampanye diberi obat tidur, agen lain menyusup ke Kedubes. Dengan leluasa mereka mengambil foto dokumen-dokumen penting.

Lagi-lagi misi Cynthia berhasil mulus.


Tak malu berhubungan seks demi misi

Merdeka.com - Cynthia selalu siap melakukan apa saja demi kesuksesan misinya. Termasuk melakukan hubungan seks dengan targetnya.

Cynthia mengaku tak pernah menyesal atau malu melakukan semua itu. Walau aksinya banyak dicibir.

"Malu? Sedikit pun tidak. Para atasan saya mengatakan bahwa pekerjaan saya itu telah menyelamatkan ribuan nyawa orang Inggris dan Amerika," katanya saat diwawancarai oleh H Montgomery Hyde.

Amerika dan sekutu memang pantas berterima kasih pada Cynthia. Peran mata-mata cantik ini di atas tempat tidur membuahkan info penting untuk memenangkan pertempuran. Apa yang dilakukan Cynthia sepintas tak seheroik para prajurit di medan perang. Tapi lewat rayuannya Cynthia berbakti untuk negara. Risiko Cynthia jika ketahuan pun sangat berbahaya, dia bisa dibunuh.


Kawin dengan bekas target

Merdeka.com - Cynthia terus menjadi mata-mata untuk Inggris selama perang dunia ke II. Dia bahkan ingin diterjunkan di garis belakang musuh untuk menjadi pembunuh rahasia. Namun permintaan wanita cantik ini tak dipenuhi.

Ketika perang usai tahun 1945, suami Cynthia, Arthur Pack ditemukan tewas tertembak di Argentina. Saat yang bersamaan, Kapten Charles Brousse pun menceraikan istrinya.

Keduanya kemudian menikah. Rupanya Brousse kemudian bukan hanya target belaka saat Cynthia merayunya. Benih cinta tumbuh di antara mereka.

Mereka hidup di Prancis Selatan. Cynthia meninggal karena kanker tahun 1963, sementara Brousse meninggal dunia tahun 1973. Berakhirlah petualangan dan cinta kedua mata-mata ini.



Ada jejak mata-mata cantik di Indonesia

Ada jejak mata-mata cantik di Indonesia

Merdeka.com - Sebagai negeri yang kaya akan ragam budaya, Indonesia juga banyak menyimpan sejarah yang terlupakan. Salah satunya cerita seorang mata-mata cantik pada masa lalu yang memiliki jejak di bumi nusantara ini. Lalu, apa yang dia lakukan?

Seorang perempuan rupawan bernama Mata Hari, yang mampu membuat tiap mata lelaki selalu bernafsu dengan kemolekan tubuh dan wajahnya. Mata Hari merupakan mata-mata Jerman dan menyamar menjadi penari telanjang serta pelacur untuk orang-orang pemerintahan dan militer.

Pada tanggal 11 Juli 1895, Mata Hari menikah dengan seorang pria bernama Kapten Rudolf MacLeod setelah sebelumnya berkenalan melalui iklan kontak jodoh di sebuah surat kabar. MacLeod yang saat itu sudah menetap di Indonesia, akhirnya mengajak Mata Hari untuk hidup bersamanya.

Pasangan ini, kemudian memilih tinggal di timur pulau Jawa, tepatnya di Kota Malang, Jawa Timur. Dipilihnya Malang sebagai tempat mereka membangun rumah tangganya, mungkin karena cuaca dan suhu di sana mirip dengan di Belanda yang dingin.

Mata Hari memiliki dua anak hasil buah cintanya dengan MacLeod, yakni Norman John MacLeod dan Louise Jeanne MacLeod.

MacLeod dikenal sebagai pria nakal yang suka 'main' dengan wanita lain dan pemabuk berat. Atas kelakuan suaminya tersebut, Mata Hari akhirnya memutuskan untuk merehatkan hubungannya dengan MacLeod.

Selama hubungannya renggang, Mata Hari sempat dekat dengan seorang perwira Belanda bernama Van Rheedes. Selain itu, untuk melupakan sejenak kekacauan hubungan rumah tangganya, Mata Hari bergabung dengan kelompok tari lokal pada tahun 1897.

Mata Hari akhirnya kembali bersatu setelah didesak oleh MacLeod. Hal ini menyebabkan dia harus meninggalkan hobi barunya, yakni mempelajari budaya di bumi nusantara ini.

Sayang, anak pertama mereka, Norman, harus meninggal dunia akibat diracuni musuh MacLeod menurut berbagai sumber pada saat itu. Tetapi, ada juga yang menyebutkan meninggalnya Norman akibat penyakit sifilis dari orang tuanya.

Tahun 1902, Mata Hari dan MacLeod akhirnya kembali ke negara asalnya, yakni negeri kincir angin, Belanda. Namun, sekitar tahun 1907 pasangan ini bercerai. Mata Hari pun mendapatkan hak asuh anak keduanya, Jeanne, yang akhirnya meninggal pada usia 21 tahun dan diduga juga akibat sifilis dari kedua orang tuanya.



Mata Hari

Mata Hari adalah nama panggung dari Margaretha Geertruida "Grietje" Zelle (7 Agustus 1876 – 15 Oktober 1917). Ia adalah seorang penari eksotis dan pelacur yang dihukum tembak mati di Perancis atas tuduhan menjadi mata-mata saat Perang Dunia I.
Margaretha Zelle dilahirkan di Leeuwarden, Friesland, Belanda, anak tertua dari pasangan Adam Zelle (2 Oktober 1840 – 13 Maret 1910), pemilik toko topi, dan Antje van der Meulen (21 April 1842 – 9 Mei 1891). Ia memiliki 3 saudara laki-laki. Ayahnya berhasil melakukan investasi yang sukses dalam bidang perminyakan dan dapat memberikan Margaretha masa kanak-kanak yang mewah, termasuk sekolah eksklusif sampai usia 13.
Namun, ayah Margaretha bangkrut pada 1889. Tak lama kemudian, orang tuanya pun bercerai. Ayahnya menikah kembali di Amsterdam pada 9 Februari 1893 dengan Sussana Catharina ten Hoove (11 Maret 1844 - 1 Desember 1913). Akhirnya, Margaretha memutuskan untuk pindah dan hidup bersama walinya, Mr. Visser, di Sneek, Leiden. Disana, ia belajar untuk menjadi guru taman kanak-kanak, namun ia dikeluarkan ketika ia diketahui berskandal dengan kepala sekolah.
Ia pernah ditinggal mati anak laki-lakinya akibat keracunan, dan bercerai tahun 1906 dari suaminya, seorang angkatan laut Belanda yang usianya terpaut 20 tahun lebih tua darinya. Sebelumnya ia dan suaminya pernah tinggal di Jawa dan Sumatra antara 1897-1902.[1]
Kehidupannya yang penuh liku banyak difilmkan dalam berbagai versi. Dari Mata Hari (1931), yang dibintangi oleh Greta Garbo; Mata Hari, Agent H21 (1964) versi Perancis oleh Jeanne Moreau, sampai film Mata Hari versi ketiga (1985), termasuk film Indonesia berjudul Sang Penari (2007), bintang nasional Tamara Bleszynski berperan sebagai agen rahasia ini, yang diangkat dari novel dengan judul sama, karya Dukut Imam Widodo.


Sebelum terjun di dunia spionase, wanita yang memiliki kode rahasia H21 ini mengawali kariernya sebagai penari erotis di Paris. Berbekal keahlian erotic temple dances yang dipelajari di India dan daya pikatnya yang tinggi, dia menjadi terkenal di mana-mana. Tak heran bila kemudian tawaran menari banyak berdatangan dari kota kota besar di Eropa bahkan Mesir. Kondisi inilah yang kemudian menyeretnya dalam dunia spionase. Saat menjadi stripper di Berlin, Agen rahasia Jerman merekrutnya.
Mata Hari kemudian sering berkelana baik antar kota maupun antar negeri. karena terkenal sering bepergian, maka dia tidak punya kesulitan untuk menyusup, termasuk dalam masa Perang Dunia I. Di banyak tempat dia melakukan affair dengan banyak orang penting, juga ditawari sebagai mata-mata Perancis dengan honor 1 juta Frank pada saat itu.

MI5 mulai curiga dengan aktivitas yang dilakukan oleh Mata Hari. Agen Rahasia Inggris itu lalu menginterograsinya. Namun mereka tidak bisa memaksa Mata Hari untuk membuka mulut. Berkali-kali interogasi dilakukan, namun hasilnya tetap nihil. Sampai akhirnya Agen Rahasia Perancis berhasil menangkap dan menginterogasinya saat dia akan menyeberangi Perancis untuk mengunjungi salah satu affairnya. Agen Rahasia Perancis menangkap Mata Hari karena diyakini dialah "The Greatest Woman Spy" yang mesti bertanggung jawab atas kematian beribu-ribu tentara akibat informasi yang diberikannya. Dia lalu diadili di pengadilan perang dan dieksekusi dihadapan regu tembak pada hari tanggal 15 Oktober 1917. Meskipun demikian, banyak yang mempermasalahkan eksekusi yang dilakukan oleh Mata hari. Statusnya antara double agent dengan orang bersalah masih dipertanyakan. Namun dia layak dimasukkan kedalam catatan sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar