Rabu, 16 Agustus 2017

72 Tahun Merdeka? Dari Apa dan Siapa? Beda Nasionalisme Birokrat Masa Kini dan Nasionalisme Para Santri

 Janggutnya sudah mulai meninggalkan dunia hitam. Suara baritonnya menambah wibawa. Di Pesantren, ia dikenal tangkas menjawab pertanyaan wartawan. “Jadi apa arti nasionalisme menurut Bapak?” Tanyanya suatu ketika kepada utusan Pemerintah.

Utusan itu sebelumnya mengutarakan bahwa tim mereka mendapat tugas untuk menyelenggarakan ‘Training Kebangsaan’. “Apa Bapak meragukan ‘nasionalisme’ kami…nasionalisme santri-santri kami…?” protes Kyai yang mulai sepuh itu.  “Jika Bapak meragukan pembelaan kami terhadap negeri ini, silahkan diuji… ‘Bawa masuk’ tentara Amerika ke Indonesia, kami jamin santri kami akan berada di shaf depan untuk menghadapi mereka. Dan saya jamin, birokrat-birokrat yang sok nasionalis itu akan lari terbirit-birit meski setiap Senin hormat bendera.” Lanjutnya berargumen.

Setelah berdiskusi panjang, utusan itu akhirnya ‘setengah menyerah’. Di satu sisi, betapapun ia adalah delegasi yang harus pulang membawa hasil. Gagal dalam sebuah missi, bisa mengancam karir dan ‘periuk’ mereka. Disisi lain, ia juga tak bisa banyak menjawab argumentasi sang Kyai. Akhir kata, disepakatilah sebuah kompromi. Kuliah kebangsaan tetap diadakan; diselipkan dalam sebuah sambutan acara seremonial Pesantren yang kolosal. Bukan dalam bentuk training melainkan pidato dengan durasi sekitar satu jam. Dan untuk mewujudkannya, sang utusan memberikan dana atas nama ‘training kebangsaan’ itu (hehe.. mau juga duitnya). Karena yang memberi kuliah adalah seorang menteri, kawan saya harus meminjam mobil camry ke Pemerintah Kabupaten waktu itu. (wah, harusnya sekali-kali diajak jalan kaki ya..)

Tapi itu cerita beberapa tahun lalu. Dan kini, upaya mereduksi ‘arti cinta tanah air’ kembali mencuat. Seorang Bupati yang konon dulu adalah seorang guru; dan konon sekolah tempat ia mengajar kini sedang tak mendapatkan murid, tiba-tiba menebar ancaman hendak menutup sebuah SDIT yang mulai maju; sebuah sikap yang jauh dari pribadi mantan seorang guru. Seorang walikota yang terkenal santun dan berpihak kepada wong cilik, juga tiba-tiba mengumbar ancaman akan menutup sebuah SDIT. Semua atas sebab tak menjalankan upacara bendera. Beberapa pesantren di luar jawa, juga mulai mendapat tekanan serupa meski tak diwartakan di surat kabar. ‘Hormat bendera’ kini menjadi indikator penting loyalitas seseorang kepada bangsanya. Kita kembali dibawa ke alam Orba.

Menarik, sebab ‘tebar ancaman’ ternyata hanya tertuju pada beberapa sekolah tertentu. Betapa banyak institusi pendidikan di negeri ini yang tak menggelar upacara bendera dan tak pernah disoal? Hal ini mengingatkan kita Januari lalu dimana sebuah lembaga bernama ‘Setara Institute’ mengklaim telah melakukan riset atas TKIT dan SDIT.

BACA JUGA  Bachtiar Nashir: Indonesia Belum Merdeka, Jika Belum Berkeadilan Sosial

Simpulannya, TKIT dan SDIT telah mengajarkan benih radikalisme Islam karena sering melombakan nasyid jihad Palestina. “Lagu-lagu jihad itu mengancam NKRI dan bertentangan dengan Pancasila. Kenapa tidak pakai lagu-lagu perjuangan Indonesia?” kata Ismail Hasani, sang peneliti yang tak jelas jasanya kepada bangsa ini. “Jadi kita harus waspada..!” katanya penuh curiga. Statement yang muncul dalam paket acara “Deradikalisasi” di hotel Atlet itu, tak memerlukan penjelasan panjang tentang siapa dan mau kemana arah diskusi itu.

Padahal banyak pelajaran penting soal Ujian Pertahanan di negeri ini. Saat organisasi separatis RMS beraksi di Maluku, oknum yang adalah orang penting di Badan Intelejen sowankepada sesepuh jihadis. Ini tentu bukan cerita koran, tapi cerita behind the scene yang bersumber dari pelaku. Sang Intel meminta bantuan agar aktifis jihadis membantu Negara untuk menghadapi kelompok separatis itu. “Segala sesuatunya akan kita siapkan Pak…” bujuk sang intel. Sesepuh itu menjawab, “Maaf, kami tidak biasa beramal atas dasar order. Kami hanya beramal lillahi ta’ala.” Para aktifis jihadis ternyata sudah ada di lapangan karena Allah semata. Oknum Intelejen yang dulu sering nongol di media itu menanggapi, “Baik, jika Bapak tidak bersedia kami akan meminta aktifis yang lain.”

Jadi bahwa mental pembelaan Negara itu dimiliki ‘kelompok santri’ bukanlah rahasia. Birokrat sangat mengerti akan hal itu. Sejarah menunjukkan negeri ini dibangun oleh tetesan darah santri. Sebuah komunitas perwira nan ikhlas. Kelompok yang tak berharap pamrih kecuali ridha ilahi. Sebuah komunitas yang menggariskan hidupnya dalam dua kalimat: ‘Hidup mulia atau Mati Syahid’. Sayang banyak orang memanfaatkan  ‘keikhlasan’ santri selama ini.  Bukankah doktrin jihad terbukti paling unggul melawan Belanda? Dalam khazanah kita, ada Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Pengeran Antasari, dan lain-lain. Term ‘Jihad’ sebagai spirit perlawan mereka terekam apik dalam buku-buku ‘babad sejarah’ negeri ini. Saat kemudian Belanda hengkang, para pejuang sejati kembali ke surau-surau. Sebaliknya, para tentara yang masa itu adalah output didikan Belanda dan Jepang justru tampil memimpin negeri bak pahlawan kesiangan. Santri, ternyata hanyalah sebuah komoditas.

Saat aktifis jihadis berjibaku menghadapi RMS, Petugas Keamanan bersembunyi di kolong-kolong seperti burung pipit sambil berkata, “Mas, tembak-menembaknya sebelah sana saja biar tidak kena saya”. Ini cerita mujahidin kepada saya. Saat aktifis jihadis gugur tertembus peluru RMS, Para Birokrat kita asik berselingkuh dengan bangsa-bangsa penindas. Mereka sibuk menjual aset-aset Negara yang oleh Stiglitz (mantan Ketua Tim Ekonomi Bank Dunia) dijelaskan sebagai ‘penjajahan sistemik.’ Stiglitz akhirnya ‘tidak tahan’ dan menulis testimoninya dalam “Globalization And Its Discontents”. Ia ternyata masih punya nurani. Bukankah bangsa ini sudah mulai melupakan perampokan atas nama ‘privatisasi’? Apa kabar Semen Gresik gate, Krakatau Steel gate, Telkom gate, dan Indosat gate? Hampir bisa dipastikan (sebagaimana dituturkan Stiglitz) bahwa dalam setiap ‘privatisasi’ ada 10 % masuk ke kantongdecision maker? Dan yang pasti, para mekelar hitam itu adalah cumlaude dalam melafalkan Pancasila dan khusyu’ dalam upacara bendera.

BACA JUGA  Sambut HUT RI ke-72, UBN Ajak Umat Islam Sholat Subuh Berjamaah

Penjajahan memang hanya berganti model. Kita semua sepakat bahwa sesungguhnya kita belum pernah merdeka. Bukankah pembukaan UUD Negara ini mencantumkah bahwa Indonesia baru sampai ‘di pintu gerbang kemerdekaan’? Yang harus kita ingat, bahwa penjajah tidak akan langgeng tanpa dukunganbegundal lokal. Belanda bisa bertahan menjajah selama 350 tahun, karena ulah demang dan bupati. Mereka para-para begundal yang hanya memikirkan perut dan kelompoknya. Agaknya, kita belum beranjak jauh dari situasi itu. Tambang minyak dan emas kini berganti pemilik dengan ‘bangsa kulit putih’ sebagai tuan. Aset potensial dijual murah ke bangsa-bangsa asing. Kita tak memiliki kemandirian politik dan ekonomi. Kita menjadi buruh di negeri sendiri. Dan siapa lagi para bandit itu kalau bukan yang rajin berupacara bendera?; memparadekan ke-khusu’an nasionalisme tapi hatinya penuh dengan kemunafikan?

Ironis. Kini, saat Birokrasi gagal mendapat kepercayaan masyarakat di sekolah dasar; yang membuat sekolah-sekolah negeri tak mendapatkan siswa, komunitas santri kembali terpanggil membangun bangsanya. Sebagian sekolah yang semula hampir ambruk disulap menjadi sekolah-sekolah unggulan dan favorit. Umumnya kemudian menjadi TKIT atau SDIT dengan pola fullday school. Lokal yang dikelola, bahkan kini tak sanggup menampung luapan siswa. Karena keikhlasannya, banyak dari mereka yang digaji di bawah UMR. Sungguh, sebuah penghayatan kebangsaan yang dalam istilah sufi bukan lagi berlevel syariat tapi sudah hakekat. Pada saat yang sama, para birokrat itu punya keasyikan memainkan anggaran sambil berpikir ‘adakah tipe mobil baru yang belum aku beli?’. Dan kini, para ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ sedang disoal kecintaannya kepada bangsanya karena muridnya tak hafal Pancasila?

Ya, tapi para guru itu memang ‘berdosa’ karena mengajarkan nasyid Palestina. Tapi agaknya, itulah cara mereka menjauhkan anak didik dari mental para maling. Dan itulah ‘ilmu hakekat’. Para koruptor ternyata lebih berharga bagi negeri ini.

Merdekaaa!!!

 

Selasa, 15 Agustus 2017

Perkeretaapian Di Indonesia, Khususnya Di Jabodetabek

PT KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak perusahaan di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang mengelola KA Commuter Jabodetabek. KCJ dibentuk sesuai dengan Inpres No. 5 tahun 2008 dan Surat Menteri Negara BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008.

Pembentukan anak perusahaan ini berawal dari keinginan para stakeholdernya untuk lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi masalah transportasi perkotaan yang semakin kompleks. Perseroan ini resmi menjadi anak perusahaan PT KERETA API (Persero) sejak tanggal 15 September 2008.

Kehadiran KCJ dalam industri jasa angkutan KA Commuter  bukanlah kehadiran yang tiba-tiba, tetapi merupakan proses pemikiran dan persiapan yang cukup panjang. Dimulai dengan pembentukan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek oleh PT KAI (Persero), yang terpisah dari PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta.

Setelah pemisahan ini, pelayanan KRL di wilayah Jabotabek berada di bawah PT KAI (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek sementara pelayanan KA jarak jauh yang beroperasi di wilayah Jabodetabek berada di bawah PT KAI Daop 1 Jakarta.

Dan akhirnya PT KAI (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek berubah menjadi sebuah perseroan terbatas, PT KCJ. Setelah menjadi perseroan terbatas, perusahaan ini mendapatkan izin usaha No. KP 51 Tahun 2009 dan izin operasi penyelenggara sarana perkeretaapian No. KP 53 Tahun 2009 yang semuanya dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia.

Tugas pokok perusahaan yang baru ini adalah menyelenggarakan pengusahaan pelayanan jasa angkutan kereta api komuter dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang.

KCJ Memulai modernisasi angkutan KRL pada tahun 2011 dengan menyederhanakan rute yang ada menjadi lima rute utama, penghapusan KRL ekspres, penerapan kereta khusus wanita, dan mengubah nama KRL ekonomi-AC menjadi kereta Commuter Line. Proyek ini dilanjutkan dengan renovasi, penataan ulang, dan sterilisasi sarana dan prasarana termasuk jalur kereta dan stasiun kereta yang dilakukan bersama PT KAI (persero) dan Pemerintah.

Pada 1 Juli 2013. KCJ mulai menerapkan sistem tiket elektronik (E-Ticketing) dan sistem tarif progresif. Penerapan dua kebijakan ini menjadi tahap selanjutnya dalam modernisasi KRL Jabodetabek.

Hingga Oktober 2016, KCJ telah memiliki 826 unit KRL, dan akan terus bertambah. Sepanjang tahun 2016, KCJ telah melakukan penambahan armada sebanyak 60 kereta. Hal ini untuk memenuhi permintaan penumpang yang terus bertambah dari waktu ke waktu.

Pada tahun 2016, rata-rata jumlah pengguna KRL per hari mencapai 850.000 pengguna pada hari-hari kerja, dengan rekor jumlah pengguna terbanyak yang dilayani dalam satu hari adalah 931.082. Sebagai operator sarana, kereta Commuter Line yang dioperasikan KCJ saat ini melayani 72 stasiun di seluruh Jabodetabek dengan jangkauan rute mencapai 184,5 km.

Dengan mengusung semangat dan semboyan Best Choice for Urban Transport , KCJ saat ini terus bekerja keras untuk memenuhi target melayani 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019.

Introspeksi Bagi yang Mengaku Satu-satunya Pembawa Misi Salaf

DILARANGNYA PEMBANGUNAN MASJID “SALAFI”, SAATNYA INTROSPEKSI DIRI...

[ Antara Ingin Membela & Sikap Standar Ganda; Sebuah Opini & Nilai Evaluasi ]

✍ Oleh: Maaher At-Thuwailibi.

=> Warga NU adalah masyarakat muslim lokal yang secara turun-temurun telah memberikan sumbangsih kepada bangsa ini lewat Resolusi Jihad NU yang dipelopori oleh KH.Hasyim Asy’ari Rahimahullah pada tanggal 22 oktober 1945. meskipun pada praktek keagamaan dan manhaj pemikiran di era modern, komunitas NU sendiri kini terpecah menjadi dua kubu besar yaitu NU yang beraviliasi pada Said Aqil Siraj (PBNU) atau kalangan yang menamakan diri mereka sebagai kelompok “Islam Nusantara”, kemudian NU yang beraviliasi pada KH.Luthfi Bashori, Buya Yahya, dan KH.Muhammad Idrus Romli yang menamakan diri mereka dengan komunitas “NU Garis Lurus”.

Namun fakta yang tidak bisa dipungkiri adalah, bahwa mayoritas masyarakat NU merupakan komunitas muslim terbesar di indonesia yang secara teologis menganut aqidah asy’ari, fiqih syafi’i, dan tashawwuf ghazali_

=> Beberapa waktu lalu terjadi peristiwa yang cukup menghebohkan; masjid Imam Ahmad Bin Hanbal di Jl.Pandu Raya, Kecamatan Tanah Baru Kota Bogor yang terkenal sebagai pusat kajian Salafi untuk wilayah Bogor yang di pimpin oleh Ustad Yazid Bin Abdul Qadir Jawas di SATRONI MASYARAKAT setempat. Warga sekitar memaksa untuk menghentikan aktivitas pembangunan masjid itu karena selain terdapat silang pendapat dengan warga terkait masalah pada perizinan, juga di anggap sebagai tempat pengajian yang suka membid’ahkan & memvonis sesat amalan masyarakat NU sehingga membuat sakit hati warga sekitar.

=> Disatu sisi, kritik pun berdatangan dari banyak fihak atas peristiwa itu. tidak sedikit orang yang mengecam tindakan ratusan masa yang melakukan aksi anarkis menghalangi pembangunan masjid dengan cara yang sangat brutal; dengan memaksa memasuki lokasi pembangunan masjid dan kemudian keluar lagi. Lalu melempar batu dan menendang serta merusak pintu pagar proyek. Bahkan, sejumlah massa itu merusak dan mengambil banner nasihat kebaikan untuk pembangunan masjid, mereka juga melontarkan caci-maki dan mengancam akan melakukan pembakaran apabila kegiatan pembangunan masjid tidak dihentikan. Jelas ini tindakan yang zhalim dan melanggar norma agama. masyarakat NU bukanlah masyarakat yang tak beradab, tapi NU adalah sekelompok kaum muslimin di negeri ini yang lahir dari rahim para kyai dan tokoh-tokoh agama serta pendiri bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat dan budaya ketimuran. yang kita khawatirkan adalah, adanya fihak-fihak tertentu yang mengambil keuntungan atas kejadian ini. Suka atau tidak, di akui atau tidak, komunitas Salafi dan warga NU adalah sama-sama bagian dari KAUM MUSLIMIN. Adanya ruang perbedaan antara SALAFI-NU jangan sampai membuka peluang bagi anasir-anasir PKI dinegeri ini untuk menjalankan strategi devide et impera (politik adu domba).

=> Memelihara jenggot dan bercelana cingkrang/diatas mata kaki kita sepakati sebagai suatu hal yang baik bila diniatkan mencontoh dan meneladani baginda Nabi. namun di sisi lain, kawan-kawan bercelana cingkrang dan berjenggot ini (Salafi) rata-rata suluknya/akhlaqnya perlu dirsewa evolusi (baik Ustadznya maupun para pengikutnya). disadari atau tidak, demikianlah adanya. Jangankan dengan warga NU, antar pemelihara jenggot dan pengguna celana cingkrang saja susah sekali bertegur sapa dan saling membangun cinta. alasannya, tidak se-manhaj. asal sudah tidak sepengajian atau seperguruan, maka keluarlah ucapan: “bukan ikhwan kita...”. Oleh karena itu tidak berlebihan juga jika banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan gaya dan tingkah laku kawan-kawan “Salafi” ini di tengah masyarakat, sebab sikap merekalah yang membuat masyarakat ILLFEEL dan tidak respek dengan mereka. Dan wajar pula jika mereka dijuluki “sekte surgawi” alias panitia pemegang kunci surga atau dijuluki TALAFI (kaum perusak). sejatinya, bukan ideologi dasar mereka yang dianggap rusak, tetapi AKHLAQ dan SIKAP MUAMALAH sebagian diantara mereka yang rusak. Sedangkan Rasulullah di utus ke permukaan bumi ini diantara tujuannya adalah memperbaiki akhlaq.

=> Yang tak habis fikir, sikap sebagian besar kawan-kawan Salafi ini yang tidak pernah berubah sedari dulu (termasuk para asatidznya). Sikap gampang membid'ahkan, memvonis syirik dan menyesat-nyesatkan ritual kaum lain, ini yang menjadi masalah. Saya mengamati dalam waktu yang lama, bahwa persoalannya bukan pada substansi IDELOGI yang disuarakan para ustadz Salafi, tapi lebih kepada Uslub (metodologi dan fiqih dakwah).

Betapapun kawan-kawan ‘Salafi’ berhak mendakwahkan apa yang mereka yakini benar, dan itu dilindungi undang-undang. tapi tentunya dengan sportif, santun, menjunjung nilai-nilai adab dan tata krama, tidak main vonis sesat, mendiskreditkan amalan orang lain, merusak nama baik tokoh-tokoh agama yang dihormati masyarakat, dan yang paling penting membuka ruang dialog serta berlapang dada terhadap perselisihan yang sudah menjadi dinamika kehidupan_

=> Ketika fihak-fihak yang ingin menengahi berupaya membantu mencarikan solusi melalui pertemuan dan duduk bersama, mereka pun menolak. alasan klasik yang selalu mereka kemukakan adalah doktrin untuk tidak berdebat/dialog dengan “ahlul bid’ah”. Padahal, Allah sendiri dalam Al-Qur’an memerintahkan dialog, diskusi, dan lain-lain selagi dengan cara yang ma’ruf dan hikmah. Dan hal ini ternyata di praktekkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu'ahuma dan terukir dalam sejarah dimana beliau mendebat ahlul bid’ah yang paling sesat dalam peradaban islam (yaitu kelompok khawarij). Lalu, mengapa sebagian kawan-kawan ‘Salafi’ ini sulit sekali membangun komunikasi yang baik dan membuka ruang dialog.!?? Katanya menganut Manhaj Salaf ??

=> Hal yang tak kalah menarik adalah, ketika kawan-kawan ‘Salafi’ ini saling mengirim broadcast di berbagai media sosial semisal Telegram, WhatsApp, dll untuk menghimbau anggotanya atau sesama jama'ahnya agar datang membantu mengamankan area masjid dari serangan warga. bahkan, mereka menganggapnya itu bagian dari JIHAD FII SABIILILALH. Akhirnya para jama'ah masjid dari kalangan kawan-kawan ‘Salafi’ pun merapat ke TKP dan pasang badan di hadapan masjid. Seolah mereka sudah tak sabar “berjihad melawan warga NU setempat dan mempertahankan kesucian masjid” 😃

Maka untuk melawan lupa, mari kita ingatkan kembali fatwa ulama dan ustadz-ustadz ‘Salafi’ ini terkait cara & sikap yang seharusnya dilakukan saat ada serangan Zionis Israel ke Masjid Al-Aqsho & Masyarakat Palestina:

1. TIDAK ADA JIHAD YANG HAQ DI ZAMAN INI. Karenanya, kalian tidak boleh membela diri saat diserang warga setempat apalagi mati disitu. bisa mati konyol, bukan mati syahid. (fatwa Riyadh Bajery).

2. TIDAK BOLEH MELAWAN BALIK. Karena, tanah di Bogor masih luas. Carilah tanah yang aman alias Hijrah! Emangnya, masjid cuma itu saja? (Pernyataan Oknum Salafi bernama Yasser Al-Ayyubi).

Kita bukan su’uzhon (buruk sangka). Tapi kita hanya menyampaikan kembali apa yang ulama dan sebagian ustadz-ustadz 'Salafi’ sampaikan saat Masjidil Aqsho di Palestina di intimidasi oleh Zionis Israel 😊 dan kami pasti lebih percaya kepada tanah Palestina, karena Rasulullah bersabda tentang tanah Syam yang diberkahi. bukan tanah baru apalagi tanah Bogor, itu tidak ada haditsnya. Alias BID’AH ! 😊

Mungkin anda akan mengatakan “Buat apa hijrah, toh Masjid Imam Ahmad Bin Hanbal itu kan resmi dan ada izinnya!”

Jawaban kami, lah emang anda pikir Palestina itu tanah warisan dari kakek moyangmu apa!??  Nyuruh-nyuruh masyarakat muslim Palestina hijrah dari negaranya sendiri. Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa anda dan kawan-kawan tidak hijrah saja????

=> Yang lebih unik lagi, sudah maklum di mata masyarakat bahwa komunitas ‘Salafi’ ini paling getol mengharamkan demonstrasi (apapun bentuknya). tidak perlu mungkir, karena semua tulisan-tulisan para da'i ‘Salafi’ itu dengan mudah bisa di akses oleh masyarakat dengan berbagai teknologi dan media yang serba canggih, dan semua ceramah-ceramah para juru dakwah “Salafi” yang mengharamkan demonstrasi itu pun dengan mudah didengar.

ENTAH disadari atau tidak, ternyata mereka pun telah melakukan aksi de DEMONSTRASI (unjuk rasa). Karena menyatakan dukungan pembangunan masjid dan menjaganya dari gangguan sekelompok masa dengan mengumpulkan banyak orang untuk pasang badan di depan masjid, itu merupakan bentuk aplikasi UNJUK RASA (unjuk perasaan), dalam bahasa konstitusional disebut: DE-MON-STRASI.!

Akhirnya mereka tanpa sadar mengakui bahwa aksi mereka adalah bagian dari demonstrasi, padahal selama ini mereka mengharamkannya dengan berbagai dalih untuk mendalili kebingungan cara berfikir mereka. Mereka mengharamkan aksi demonstrasi damai menuntut keadilan atas penghina Al-Qur’an, namun anehnya justru mereka menyerukan demo untuk membela masjid yang akan di pakai untuk ‘dakwah’ mereka. Inilah hizbi sejati yang berteriak-teriak hizbi kepada orang lain di luar kelompoknya, haram demo buat orang tapi halal buat dia. maling teriak maling sembunyi di balik dinding, waktu di ekspose lari terkencing kencing_

=> Saya (Maaher At-Thuwailibi) menilai, bukan pada sisi ilmu yang menjadi letak problem kawan-kawan dan asatidz Salafi ini di berbagai tempat, tetapi pokok masalahnya adalah pada SIKAP MUAMALAH dan AKHLAQ DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI, baik di alam nyata maupun di dunia maya. Sisi inilah yang saya amati sebagai suatu hal yang kritis dan kronis dalam tubuh mereka. Para Nabi dan Rasul di tolak dakwahnya bukan karena Akhlaq mereka, tapi karena apa yang mereka bawa (tauhid). Sementara kita ini justru ditolak karena akhlaq dan uslub yang justru tidak sesuai dengan nilai-nilai teladan SALAFUS SHOLIH itu sendiri.

Maka saran dan masukan dari saya secara pribadi untuk kawan-kawan dan asatidz salafi dimana pun antum berada, mari kita ISTIQOMAH menyampaikan ideologi dan prinsip agama yang kita yakini benar, tetapi juga mari kita sama-sama muhasabah (introspeksi diri) dan mengevaluasi uslub dakwah kita sebagai kaum minoritas di tengah masyarakat Indonesia yang umumnya menganut aqidah asy’ariyyah dan fiqih syafi’iyyah.

Semoga Allah ta’ala memberi hidayah kepada kawan-kawan ‘Salafi’ ini, semoga fanatismenya yang jadi korban segera sadar dan masyarakat semakin cerdas melihat fakta demi fakta yang semakin menunjukkan mana madu dan mana empedu...

Nas'alullah Al-‘Aafiyah wa salamah...

[ Pustaka At-Thuwailibi Channel ]

🌷☘🌺🌴🍃🌸🌾🌻

Benteng Ajyad yg Telah Berubah Jadi Sarang Bisnis Yahudi Di Jantung Makkah

Catatan Azzam Mujahid Izzulhaq

9 Agustus 2017
07.13 (TL.FB.)

Tepat di depan Masjidil Haram, dulu berdiri kokoh sebuah benteng penjagaan kota Makkah yg bernama Benteng Ajyad yg dibangun pada tahun 1781 pada masa Kekhalifahan Utsmaniyyah. Benteng ini kemudian dihancurkan tahun 2002. Dan sebagai gantinya, berdirilah menara tertinggi ketiga di dunia yg diberi nama Abraj Albait.

Saya tidak ingin masuk ke ranah pembahasan simbol-simbol yg subyektif. Mari masuk ke ranah fakta obyektif saja.

Abraj Albait adalah bangunan tinggi, megah dan mewah yg terdiri dari beberapa 7 tower, diantaranya:

1. Makkah Royal Clock Tower, ini adalah tower utama yg di atasnya dibangun jam digital raksasa. Di bawahnya ini adalah bangunan yg difungsikan untuk Fairmont Hotel.
2. Hajar Tower, difungsikan untuk Mövenpick Hotel
3. Zamzam Tower, difungsikan untuk Pullman Hotel
4. Safa Tower, difungsikan untuk Raffles Makkah Palace Hotel
5. Marwah Tower, difungsikan untuk Marwa Rayhaan by Rotana Hotel
6. Al Maqam Tower, difungsikan untuk Swissotel Hotel
7. Qibla Tower, difungsikan juga untuk Swissotel.

Selain untuk hotel dan apartemen,  Abraj Albait adalah pusat perbelanjaan (mall) serta sentra makanan (food court and restaurant), tempat shalat (mushalla), perpustakaan, ruang observasi untuk kepentingan hisab dan rukyat, dan lain sebagainya.

Mana yg ramai dikunjungi? Tidak lebih dan tidak bukan adalah pusat perbelanjaan, hotel dan restorannya saja. Sementara Mushalla agak miris memang, jika masih saja menjadi alternatif pertama dengan alasan 'sudah penuh' dan malas kepanasan menuju Masjidil Haram yg di depan mata.

Apa yg lebih memiriskan?

Di pusat perbelanjaan di Abraj Albait inilah dijual gerai dan produk yg erat hubungannya dengan Zionis Israel seperti Starbucks, Mont Blanc, dan produk retail lainnya. Tidak cukup hanya retail, tower utama Abraj Albait, yakni Makkah Royal Clock Tower adalah tower yg khusus diperuntukkan untuk Fairmont Group. Baik untuk hotel di lantai 1-27, ataupun untuk Gold Lounge-nya di lantai 28-28G.

Apa dan siapa Fairmont?

Fairmont adalah jaringan bisnis hotel dan hiburan besar di dunia. Pemiliknya adalah Benjamin Swig, seorang Zionis yg juga adalah seorang banker kenamaan dunia. Selain jaringan hotel bintang lima di dunia, Fairmont juga berbisnis casino di Monte Carlo, Las Vegas, Singapore, dan lainnya. Ada hubungan dan deal apa Raja Abdullah ibn Abdulaziz dengan keluarga atau anak buahnya Benjamin Swig, sehingga Fairmont bisa eksis dan kokoh di depan Rumah Allah?

Bagi saya cukup mencengangkan. Dimana sejatinya tempat berdirinya Abraj Albait ini adalah Tanah Suci, Tanah Haram, yg haram bagi non muslim berada di atasnya. Namun, nyatanya hingga detik ini justru adalah di atas Tanah Haram berdiri mesin uang bagi Zionis Israel. Sementara, bangunan-bangunan sejarah dihancurkan dengan alasan menjaga kemurnian tauhid. Menyedihkan, bukan?

Dimana rumahnya Ayahanda Abdullah dan Ibunda Nabi Siti Aminah? Sekarang menjadi perpustakaan yg juga tidak pernah buka sama sekali. Dimana rumah Abu Bakar dan Utsman, kini telah menjadi bangunan Hilton Hotel. Dimana benteng Ajyad tempat tentara Kekhalifahan berdiri tegak menjaga kesucian Masjidil Haram dan Makkah Al Mukarramah? Kini telah menjadi mesin uang Zionis Israel dengan hotel, restoran, minuman, parfum dan barang mewah yg harganya wah.

Bukannya ini hanya muamalah biasa?

Fenomena ini ada pula yg menganggapnya biasa, sebagaimana Sang Raja dulu juga menganggapnya biasa. Halal. Muamalah katanya. Saya menanggapinya dengan mengurai fakta juga bahwa dulu Syarif Husein menerima 7 juta Poundsterling juga beralibi itu uang halal. Hadiah dari Inggris katanya. Demikian juga Ibnu Saud saat menerima ratusan ribu pondsterling per bulan juga dengan alasan halal. Jizyah dari Inggris katanya. Tapi apakah 'hadiah' dan 'jizyah' itu demikian bersih adanya? Sejarah dan fakta sekarang mengatakan tidak.

Ini bukan masalah halal atau haram. Ini masalah propaganda. Jika produk halal dari produsen umat Islam masih ada, kenapa harus membeli produk Zionis sana? Jika Al Marwa Rayhaan Hotel harga dan fasilitasnya sama, kenapa harus ke Fairmont? Jika mengenakan parfum Abdul Somad Al Qurashi atau Arabian Oud itu wangi, mewah dan harganya sama, kenapa harus memilih Mont Blanc? Jika minum kopi di gerai pemilik Muslim sama, kenapa harus ke Starbucks? Jika belanja di Bin Dawood itu bisa, kenapa memilih belanja di Gazzaz? Kecuali tidak ada alternatif, bolehlah. Ini alternatif masih banyak. Tidak perlu kemudian mengundang Zionis Israel menginjak tanah suci, bahkan tepat di depan Masjidil Haram.

Saya marah, kecewa, lalu kemudian menangis sejadi-jadinya jika sedang berada di kawasan ini.

***
Kemudian apa yg bisa kita lakukan adalah bersoa dan berupaya. Kita meminta kepada-Nya agar segala bentuk kezhaliman, penistaan, propaganda dan penipuan di Tanah Suci segera berakhir sambil melakukan ikhtiar optimal dari apa yg kita bisa. Upaya #BoikotProdukYahudi masih dirasa cukup efektif. Maka lakukan. Ajak sebanyak mungkin umat Islam agar mengerti, memahami dan turut serta.

Kita ke Tanah Suci adalah untuk beribadah sebanyak-banyaknya. Bukan untuk membuat Zionis Israel dan semua pendukungnya semakin kaya, semakin durjana.

La ilaha illaLlahul 'azhimul halim.
La ilaha illaLlahu rabbul 'arsyil 'azhim.
La ilaha illaLlahu rabus samawati wa rabbul ardhi wa rabbul 'arsyil karim...

*insert picture: Benteng Ajyad saat berdiri kokoh dari 1781 hingga 2002. Kini, bahkan puingnya pun sudah tak ada.

Al Haram, 3:13 AM

#AMI
#SelamatkanDuniaIslam
#LintasanPikiran

Waiting List Haji dan Fenomena Umrah

Itulah sebabnya wlp trmsk rukun Islam, ada catatan: bg yg mampu. Bgitu bnyk hambatan bagi calhaj,  mulai dr biaya (asal dan penggunaannya), policy haji,  kesehatan, kuota,  dsb, dan Allah Mahatau.

Kuota Haji pertahun hny 1/1000 dr jumlah umat Islam. Itu artinya dlm 1 ABAD hny < 100/1000 yg sempat berhaji ato kurang dr 10%.

Adakah dalil mampu berhaji itu adalah: Sekarang bayar 2/3 BPIH dan sisanya 10-20 lagi?

Saya kasih tau kpd Joko dan yg sepaham dgnnya:
1. Ibadah haji tidak perlu pakai sistem daftar tunggu
2. Dana haji yg sdh msk tidak perlu dioptimalisasikan utk istilah lain diputarkan dulu.

Saya mau bertanya kepada sahabat yg sdh dpt no porsi haji:
Apakah sahabat rela dana pada sahabat diinvestasi utk infrastruktur krn terjamin aman?

Saya hanya heran dgn logika pemerintah setelah berhasil menjebak umat Islam dalam sistem batil waiting list yg penuh dusta,  kini bicara AMAN,

masalahnya seharusnya pemerintah ga usah repot2 'selingkuh' dana haji hrs dioptimalisasikan.

Berani adu argumen?  Saya tunggu!

Adakah dalil krn lama menunggu saat haji,  lalu umrah dulu?

Umat Islam secara ber-sama2 seharusnya kompak menolak setidaknya mayoritas menolak, jgn termakan tipuan mrk seolah ibadah haji itu hukumnya WAJIB,  tnp syarat,  padahal jls syaratnya klo mampu pada tahun keberangkatan,  bukan mampu saat ini. Th keberangkatan 10 th lagi, berarti wajibnya 10 th lg, lalu knp skrg lbh 2/3 nya biaya sdh dlm penguasaan mrk shg calhaj 'maju kena mundur kena'.

Klo alasan utk optimalisasi dll shg mrk 'wajib' memutarkan dulu dana yg sdh terkumpul,  mk seharusnya dana yg digunakan terpisah,  bukan bgn dr BPIH, tp dr akumulasi dana yg terpisah spt dana abadi umat,  yg bisa dipakai dulu,  kmd dikembalikan lagi ktk calhaj sdh melunasi sekaligus, th ini byr,  thn ini berangkat! Gilanya si Joko yg tadinya diinvest jngka pendek diubah jd jngka panjang 10 th dg dalih sbgn bsr masa tunggu sdh  lbh dr 10 th jd bisa diputar dulu. Pdhl jd panjang krn umat termakan jebakan mrk juga 😈😈😈

Umat hrs berani menolak skenario waiting list (WL),  kita tetap menabung tp jgn mau digiring msh rekg Kemenag, klo perlu investasi sendiri atau berkelompok yg bnr2 slg percaya.   bersamaan itu adakan gerakan penolakan secara massive, jgn tergoda umroh,  tp gunakan bersama2 utk mpkuat ekonomi umat sementara menunggu sistem yg normal berjalan dgn berbagai usaha, pendidikan beasiswa yg tak menadahkn tangan pada pemerintah usaha2 bukan sekadar pengecer tp industri hulu ke hilir atas nama umat, toh pangsa pasarnya saudara kita juga. Biar untung tipis tp kita menguasai pasar bukan cuma retail,  semua jns ush antiriba mengangkat saudara kita dr kehinaan dijadikan kacung cina,  ninggalkan solat,  dst 👍👍👍👍👍

Maaf saya tidak menyalahkan yg berumrah secara pukul rata, hny yg saya liat bgini: Sampai tahun 2003 keberangkatan haji ga ada masalah. Pelayanan di tanah suci mmg blm spt skrg.  Saya msh merasakan sekamar 10-12 org dg kasur tipis dilantai yg hny disekat kopor besar antar jamaah,  jd ada km utk lelaki dan prp,  km mandi pun antre klo kita ga gunakan lbh awal ato nunggu sepi (1-2 jam sblm wkt solat). Terus dr dulu saya sdh dgr Dana Abadi Umat yg sempat heboh,  hny hgg kini saya ga tau asal usulnya, jlhy dan pruntuk'y. Trus kmenag meniru Mal & Turki dg waiting list (WL) sjk 2004. Dg alasan utk pengktnlyn' dana bsr, yg mnrt mrk bisa dpo dgn cr WL. Pdaft dibuka spanj thn terus dn diputarkan dulu sblm wkt kbrngkatn dlm SUN, sukuk dan deposito (smua jngk pndk) hslnya itu utk mbiayai perbaikn lyn',  akom & trans di tn suci, tampaknya legit shg kmenag lupa diri. Antrean yg mkn pnjg disambut umat Islam yg berorientasi bisnis dr travel,  MT, pesantren, ustad, organ Islam bahkan mau dijadikan kpanjangan tgn krn diiming2i gratis utk terjun dibisnis (maaf rasanya mkn menjauh dr praktek ibadah) biro umroh haji, bergeserlah umat, yah drpd nunggu lama, umroh dulu.

Klo keadaan mayoritas umat Islam stidaknya di negeri ini sdh ckp sjhtera,  ya gpp, tp ggsan ini lbh krn manisnya keuntungan bisnis umroh. Dgn promosi ini adl ibadah, mplihatkan ksjhteraan umat, ga usah mikir panjang ms tunggu, rasakan umroh di bln ramadhan,  umat tergoda. Skali lagi: disaat mayoritas umat blm sjhtera kalangan mngh atas digoda, yg pntg sdh zakt, sdh sdkh, klo msh bnyk yg kkurangan bukan tggjwb kami lagi.
Lho?

Tdakkh kita ingin mlih umat ini kuat?  Bbs dr riba yg kini mkn mluas dan korbannya sdr kita juga, mgk jg kita, tertindas utk dpt pkrjaan yg lbh baik dan beribadah krn mayo kita cuma jd kary dan buruh bkn pemilik (ga ckp wkt 😄😄😄)

Umroh yg sbnrnya otomatis kita lalukan ktk haji,  skrg jadi brg mwh yg berkelas2,  jd trend umat yg merasa ingin beribadah sbaik2nya,
  niat pasti sdkt bnyk bergeser,  beli emas dubai,  beli karpet/ sjdah turki, kurma ajwa dll jd standar oleh2. Bgitulah liciknya setan membelokkn pandangan umat Islam, umat yg tersisa msh berpeluang msk surga!

Kita tahu segetol appn pmrth mjaring calhaj hgg 250 jt umat Islam Indonesia saat ini msk daftar tunggu, yg nikmati si Joko utk infrastruktur dan silicik itu sdh siapkn payung hukumnya!

Kuota haji kspakatan OKI, tiap thn hny 1/1000 orang yg berangkat atau kurang dr 10% dlm 1 abad alias seratus tahun! Klo muslim Indonesia skrg ada 200 jt, mk smpi th 2117 hny < 20 jt yg sempat haji. Itulah makna "Bagi yg mampu", begitu bnyk hambatan utk ditulis satupersatu. Niat dan ikhtiar menyisihkan dana seharusnya tak hrs disimpan Krmenag tp ttp disimpan direkg msg2, sdgkn dn utk perbaikan layanan atau utk byr dimuka akomodasi diatas 5 thn gunakan dana abadi umat yg terpisah dr BPIH yg diawasi dg ketat termasuk bgmn agar tidak susut,  Aceh saja bisa menambah living cost jamaahnya hsl dr aset bbrp ulama dan saudagar di tn suci yg diperuntukan al utk itu.

Tentu umroh yg sdh dipoles jd ibadah istimewa jd bisnis yg legit tp mengurangi potensi ekonomi umat utk mandiri. Carilah bisnis yg bisa menyedot uang para kafir utk kesejahteraan umat Islam.

Badan Statistik Saudi: Jumlah Keseluruhan Jemaah Haji 2016 Capai 1.862.909 Orang

(gomuslim). Badan Umum Statistik Saudi mengumumkan bahwa penghitungan jemaah haji telah berakhir pada Ahad, (11/09/2016). Lembaga ini telah mencatat jumlah jemaah haji seluruh dunia tahun ini mencapai 1.862.909 orang. Dari  sekian banyak jemaah, tercatat 1.325.372 orang merupakan jemaah dari luar Saudi adapun selebihnya merupakan jemaah dari Saudi.

Pada tahun ini, tercatat jumlah jemaah haji Saudi mencapai 537.537 orang dari ratusan ribu tersebut tidak semuanya warga Saudi. Berdasarkan informasi yang dilansir dari Ajel, jemaah haji Saudi terbagi menjadi dua kelompok, pertama, 207.425 orang jemaah haji Saudi merupakan pendatang yang bermukim di Saudi, selanjutnya, 230.112 jemaah lainnya merupakan warga negara Saudi.

Dengan adanya pembagian seperti ini, maka jumlah keseluruhan jemaah haji yang bukan warga Saudi adalah 1.692.417 orang. Sementara itu, berdasarkan jenis kelamin, jumlah jemaah haji pria mencapai 1.082.228 orang dan jemaah wanita 780.681 orang.

Penghitungan jemaah haji tahun ini dilakukan di sejumlah titik masuk Mekkah  yang mana pada tempat-tempat tersebut berdiri kantor pencatatan jemaah haji. Berdasarkan rute jalan yang ditempuh oleh jemaah untuk sampai ke Mekkah, maka persentase jemaah yang menempuh jalur Jeddah-Mekkah sebesar 35,5 %, jalur Sail-Mekkah sebesar 28,5%, jalur Madinah-Mekkah sebesar 21%, kemudian jemaah yang menempuh jalur Selatan-Mekkah dan Thaif-Mekkah sebesar 15%.

Berdasarkan pencatatan dari Badan Statistik Saudi, jumlah jemaah haji makin meningkat pada tiga hari terakhir sebelum wukuf di mulai tepatnya pada tanggal 7-9 Dzulhijjah. Adapun jumlah kendaraan yag mengangkut jemaah haji lokal tercatat sebanyak 29.169 unit.

Pencatatan yang dilakukan oleh lembaga statistik ini, melibat petugas yang memiliki keahlihan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Kebijakan ini ditetapkan karena, dalam pencatatan termasuk penyampaian informasi tidak ada upaya diskriminasi antara jemaah berkebutuhan khusus dan normal.

Jumlah jemaah haji tahun 2016 menurun dari tahun sebelumnya, pada tahun 2015 jumlah jemaah haji mencapai 1.952.817. Dengan demikian jumlah jemaah haji tahun ini menurun sebanyak 89.908 orang atau sebesar 0,04%. Penurunan ini disinyalir terjadi karena sejumlah jemaah haji ada yang menggagalkan keberangkatan, pemulangan karena tidak memiliki tashrih dan hal lainnya yang menyebabkan kegagalan keberangkatan haji. (fh/ajel)






Akibat Salah Pemahaman Tentang Umrah

Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri telah menetapkan dua direksi PT First Anugerah Karya Wisata (First Travel) sebagai tersangka.

Meraka adalah Andika Surachman sebagai Direktur Utama First Travel dan Anniesa Desvitasari sebagai direktur First Travel.

Dari hasil penyidikan, Bareskrim memperkirakan First Travel telah meraup keuntungan mencapai Rp 550 miliar.

Dana tersebut diduga berasal dari tindak pidana penipuan yang dilakukan terhadap sekitar 35 ribu jemaah yang telah melunasi pembayaran perjalanan ibadah umrah lewat jasa agen sejak 2015.

"Total jemaah yang telah melunasi 70 ribu, tapi sekitar 35 ribu tidak berangkat dengan berbagai alasan," ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak di kantor Bareskrim, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2017).

Lanjut dia, kalau dihitung kerugian, satu orang Rp 14,3 juta dikali 35 ribu maka kerugian mencapai Rp 550 miliar.

Angka tersebut didapatkan setelah polisi melakukan penghitungan antara biaya yang harus dibayar setiap jemaah untuk melakukan perjalanan ibadah umrah dengan total jemaah yang belum diberangkatkan.

Dari pemeriksaan awal, penyidik Bareskrim menelusuri berbagai rekening dan aset yang dimiliki tersangka.

Namun, berdasarkan sejumlah rekening yang telah diblokir, penyidik hanya menemukan uang sekitar Rp 1,3 juta.

"Yang kita blokir informasi penyidik sisa sudah Rp 1,3 juta. Tapi nanti akan kita cek yang lain," jelas Rudolf.

Dirinya mengungkapkan bahwa pihaknya akan melacak aliran dana pada rekening kedua tersangka.

"Kami akan melakukan tracking pada rekening-rekening, dana-dana yang kemudian lari ke mana, dan aset. Itu pasti kami lakukan dan perkembangan akan diberitahukan," tambah Herry.

Polisi membuka peluang adanya tersangka baru dari kasus dugaan penipuan penyedia jasa perjalanan umrah, First Travel.

"Ya Pasti. Kan kalau kasus (usaha) yang dilakukan secara bersama-sama biasanya ada yang nyuruh ada yang ikut serta, ini akan ada perkembangan," ujar Rudolf.

Herry mengungkapkan bahwa kasus ini bermula dari seminar tentang umrah yang diadakan First Travel.

Dalam seminar tersebut pihak First Travel menawarkan peserta untuk menjadi agen.

"Dalam perjalanan ternyata animo masyarakat cukup besar bahkan dia sempat merekrut agen-agen," jelas Harry.

Agen tersebut kemudian merekrut jamaah itu bisa mencapai 1000 agen namun yang aktif 500 agen.

Agen-agen ini yang mencari jamaah dan menemukan jamaah lalu bertransaksi dengan First Travel.

"Mereka menawarkan paket perjalanan umroh dengan macam-macam paket." tambahnya.

Paket satu disebut paket promo umroh, kedua paket reguler, dan ketiga paket VIP.

Paket promo itu mereka promosikan dengan harga Rp 14,3 juta per jamaah, paket reguler Rp 25 juta dan paket VIP 54 juta.

Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari ditangkap di kompleks perkantoran kemenag RI setelah melaksanakan konferensi pers pada Rabu, 8 Agustus 2017 pukul 14.00 WIB.
Sebelum melakukan penangkapan, polisi melakukan pendalaman terhadap 11 saksi yang terdiri dari agen dan jamaah.

Th 1998 kami pergi haji byr thn H ybs lgs berangkat di musim haji thn H yg sama, wkt pendaftaran terbatas.

Thn 2013 kami sdh terpaksa ikut daftar tunggu menabung sjk 2009, stlh ckp 20 jt,  tab dipindah ke rekg a/n Menag lalu dpt no porsi yi no urut keberangkatan.

Jlh jamaah jd membludak melebihi kuota krn pendaftaran dibuka sepanjang tahun. Shg umat Islam yg termakan logika busuk pemerintah ber-lomba2 setor lbh 2/3 BPIH thn setor utk dpt no porsi. Bg pemeritah yg ptg lbh 2/3 BPIH sdh dlm penguasaan mrk dhi Rekg Menag, jamaah maju kena mundur kena.

Cuma Joko Super Gila. Yg tadinya hny diinvestasi ke SUN, Sukuk dan Deposito (jangka pendek)  dengan alasan aman dan pemerintah butuh dana utk investasi jangka panjang, al utk infrastruktur - toh masa tunggu sdh diatas 10 tahun, selain itu pemerintah perlu biaya untuk perbaikan layanan dll yg biayanya didapat dr hsl investasi tadi. Padahal antrean panjang mereka juga yg bikin dg membuka pendaftaran sepanjang tahun!
Sebenarnya biaya utk itu bisa dibiayai dr dana abadi umat yg terpisah dr BPIH.

Jd sebenarnya pun pemerintah ga punya alasan menahan uang calon jamaah dengan membuka pendaftaran sepanjang tahun yg memang tujuannya krn pemerintah tergiur dgn besarnya potensi. Seharusnya mereka hny buka pendaftaran sekitar 1 bln saja dlm 1 musim haji.
Mrk berdalih sistem lama banyak kecurangan, anehnya bukan sistem kontrol yg dibenahi tp justru mendorong umat buru2 daftar agar no porsinya ga semakin jauh. Setelah setoran itu calon jamaah sdh terikat spt kerbau dicocok hidungnya. 😈😈😈

Sepotong Tentang Kaum Sufi

Adapun kelakuan kaum sufi yang awam atau orang awam lain semisal mereka yang bersujud kepada para ulama atau ahli hadits maka itu adalah perbuatan yang hukumnya haram menurut kesepakatan ulama.
Baik itu dilakukan dalam keadaan suci atau tidak, menghadap kiblat atau tidak.

Banyak dari mereka berkhayal bahwa itu adalah perilaku rendah hati (tawadhu) dan merendahkan diri. Ini kesalahan besar yang nyata. Bagaimana merendahkan diri atau beribadah pada Allah dengan perbuatan yang diharamkan-Nya?

Mungkin mereka berpegang pada firman Allah QS Yusuf :100 "Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf." Ayat ini sudah dihapus hukumnya atau ditakwil sebagaimana sudah dimaklumi dalam kitab-kitab para ulama. Syaikh Abu Amr bin Shalah ditanya soal sujud yang sudah kami jelaskan, lalu ia menjawab, "Itu termasuk dosa besar dan aku kuatir bisa kufur."

Ribut-ribut Patung Dewa Perang Cina Ukuran Raksasa

Saya sedih juga sbgn umat Islam bgitu marah dg patung ukuran jumbo di Klenteng.  Sedihnya krn mereka marah lebih krn terkesan oleh ukuran yg mudah terlihat dr jauh/ luar klenteng bukan soal izin krn saya yakin izin tak sulit diperoleh. Di Jakarta pun kita lihat banyak tugu  yg berbentuk tegak mengerucut atau monumen seperti monas. Istilah patung dan tugu pun jadi rancu.

Wlp definisi patung ukuran besar,  monumen,  tugu agak rancu krn klo dibilang krn bntknya makhluk hidup atau bukan,  juga ga musti gitu,  tp bukan hal aneh. Hny saja makin lama makin banyak dgn aneka bentuk dr yg nyata hgg abstrak.

Dalam Islam,  khususnya yg berbentuk makhluk hidup diharamkan tp kenyataannya negeri ini lbh terasa sbg negeri sekuler, lihat masjid2 yg kosong, atau dgn jamaah yg kebanyakan sdh lemah fisik,  lemah ekonomi, lemah akhlak pula.

Jadi sedih utk apa kita mengurusi patung, berizin atau tidak, di halaman klenteng pula.

Jangan Sampai Solider Kita Kebablasan

Jangan Sampai Solider Kita Kebablasan

Darmawati, guru mata pelajaran agama di SMAN 3 Parepare, Sulawesi Selatan, ternyata tak hanya menggunakan mukena untuk memukul pundak siswinya, AY. Ia diduga pula menggunakan tangan dan melempar sepatu ke arah kerumunan siswi yang berkeliaran saat waktu salat zuhur tiba.

Hal itu diungkapkan Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Parepare, Syukur Salman. Ia menjelaskan bahwa dirinya telah mencari tahu kebenaran kronologi kejadian karena setelah insiden mukena itu mencuat karena ada banyak versi cerita yang beredar di masyarakat.

"Ada banyak versi, saya sempat bingung, makanya saya tanya langsung ke bu Darma," ucap Syukur kepada Liputan6.com, Senin (31/7/2017).

Syukur menyebutkan, dari cerita yang didengarnya dari banyak sumber, Darmawati sendiri mengaku bahwa ia menggunakan mukena lalu memukul pundak AY. Ada yang mengatakan bahwa guru agama itu menggunakan tangan lalu memukul kepala AY berkali-kali. Ada pula yang menerangkan bahwa sang guru agama menggunakan sepatu.

Rupanya MA Dukung Reklamasi

MA Rupanya Pendukung Reklamasi Secara Diam-diam

Eramusilm.com – Mahkamah Agung atau MA menolak kasasi gugatan yang dilayangkan nelayan dan beberapa LSM, terkait izin reklamasi Pulau G. Berdasar situs resmi MA, Jum’at (11/8), putusan ini diketok oleh Ketua Majelis Yulius dengan anggota majelis Yosran dan Irfan Fachruddin.

Hal ini terbilang mengejutkan, karena secara diam-diam putusan yang teregistrasi dengan nomor 92 K/TUN/LH/2017 ini dikeluarkan sejak dua bulan lalu, tepatnya pada 19 Juni 2017.

Sebelumnya, gugatan ini diajukan oleh empat pihak, yaitu Nur Saepudin, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan atau Kiara dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi pada 7 November 2016.

“Permohonan kasasi I (Nur) tidak dapat diterima, tolak permohonan kasasi pemohon II (Kiara) dan III (Walhi),” kata majelis kasasi.

Seperti yang diketahui, pihak penggugat ini telah memenangi gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN Jakarta, 31 Mei 2016 lalu. Namun, keputusan tersebut dianulir oleh majelis hakim dalam tingkat banding yang diadakan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara atau PT TUN Jakarta.

Lewat Putusan PT TUN Nomor 228/B/2016/PT.TUN.JKT, majelis hakim PT TUN berbalik memenangkan Gubernur Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama, pada 17 Oktober 2016.

Keluarnya putusan MA semakin pun membuat nelayan dan masyarakat Jakarta meradang karena reklamasi Pulau G ternyata menguatkan putusan PT TUN yang memenangkan Pemprov DKI Jakarta. Padahal, sejumlah nelayan Jakarta telah melancarkan protes menolak reklamasi Pulau G sejak beberapa tahun silam.(kl/akt)

Joko yang Menghabiskan Waktu Rakyatnya

Joko ini menghabiskan waktu rakyat. Saya coba memahami logika pendukung Joko yg agak rasional, berpendidikan, pemahaman agama lumayan,  tp toh mrk seolah tak pernah melihat kebohongan dan kelicikan Joko.

Di sisi yg berseberangan,  tampaknya msh bersemayam juga kutu loncat yg sebaiknya diminimalkan perannya klo blm mungkin disingkirkan.

Ttg kebohongan dan kelicikan Joko sendiri, saya belum begitu paham apakah itu watak aslinya atau karena Joko hny jadi alat bbrp kelompok pengusungnya.

Ada 2 hal yg bisa lbh efektif dan efisien dalam hal ini, krn saya termasuk orang yg hgg saat ini tidak bisa percaya dgn niat tulus Joko.

1. Segera susun dan cari celah agar Joko segera tumbang.

2. Klo itu blm atau tidak mungkin tanpa menimbulkan efek perpecahan yg membahayakan keutuhan bangsa,  maka mari bergandeng tangan membangun dan menciptakan hal2 yg lbh baik yg tak kunjung mampu diujudkan pemerintah Joko sebagai pengimbang, persiapan alih kuasa atau apapun, agar jika benar perkiraan kita ttg Joko,  peralihan minim gejolak.

Benar Hebatkah Negara Cina Komunis?, Baca: Roh Jahat Partai Komunis Cina

Semua diawali ketika negara kapitalis yg mmg orientasinya menguasai modal,  terpaksa mencari negara yg bisa sekaligus sbg pasar dan muntahan industri kelas dua ke bwh mrk yg tak mgk lg diproduksi di negeri mrk.

Cina adalah yg plg menarik selain krn populasinya sangat besar, jaringan Cina di dunia juga kuat dan pemerintah otoriter komunis Cina terbukti mampu menekan rakyatnya sampai nadir terendah nilai kemanusiaan sekaligus pada saat yg sama mengumbar nafsu serakah manusia akan dunia.

Wlp ini bisa berbalik menyerang mrk (negara2 kapitalis)  dr sisi keuangan krn devisa yg terkonsentrasi pd Cina, tp mgk mrk merasa msh mmgang kendali krn tumbuh dan besarnya kemampuan ekonomi Cina saat ini tidaklah sama dgn kemajuan yg terjadi di Jepang atau Korea. Jepang dan Korea,  mulai dari meniru kemudian terus menyempurnakannya hingga benar2 menjadi pesaing tangguh. Cina, maju dengan cepat karena menerima muntahan saja,  kebetulan populasinya besar dan kesewenangan pemerintah Cina komunis adalah sistem yang paling tidak bisa dikontrol dunia internasional shg malah dimanfaatkan si kapitalis serakah.

Saat Irlandia Dilanda Kelaparan dan Bantuan Khilafah

Dunia tak akan lupa dengan kejadian ‘The Great Irish Famine’, sebuah bencana hebat, kelaparan dahsyat yang melanda Irlandia sepanjang tahun 1845, yang mengakibatkan kematian lebih dari satu juta orang.

Khilafah Utsmani melalui Sultan Abdulmajid menyatakan niatnya untuk mengirim 10.000 sterling kepada para petani Irlandia, tapi Ratu Inggris hanya meminta agar Sultan mengirim 1000 sterling. Khilafah ustmani juga diam-diam mengirim 3 kapal penuh makanan.

Presiden Irlandia, Mary McAleese ke Turki, dia membuat pernyataan selama pertemuan dengan koleganya dari Turki, ia mengungkapkan kata-kata terima kasih dari orang-orang Irlandia untuk bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh Kekhalifahan Utsmani.

Hari ini, sebuah klub sepak bola Irlandia bernama Drogheda United FC menggunakan logo sabit dan bintang Utsmani dalam peringatan bantuan Turki Utsmani yang disampaikan ke kotanya.

The Westcourt Hotel yang terletak di sebelah ruang di mana pelaut Utsmani dikatakan tinggal di sana setelah memberikan makanan ke kota, menampilkan sebuah plakat yang menyatakan: “The Great Irish Famine 1847 – Untuk mengenang dan pengakuan atas kemurahan hati Rakyat Turki terhadap orang Irlandia.”

Kehilafahan dengan luas sekitar 2/3 dunia telah menjadi saksi keadilan dan kemanusiaan yang ditemukan dalam kekhalifahan. Khalifah akan memenuhi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat baik Muslim dan non Muslim

e-KTP, Borok Baru Negeri Ini dan Kematian Johannes Marliem yang Menambah Daftar Kematian Saksi e-KTP

Kematian Johannes Marliem, salah satu saksi perkara korupsi e-KTP, menambah daftar saksi dalam kasus itu yang meninggal. Penyedia produk automated finger print identification system (AFIS) merek L-1, yang digunakan dalam proyek e-KTP itu disebut-sebut sebagai saksi kunci dalam kasus tersebut.

Marliem dikabarkan meninggal di Amerika Serikat. Komisi Pemberantasan Korupsi menerima kabar Marliem meninggal pada Jumat, 11 Agustus 2017. "Benar, yang bersangkutan, Johannes Marliem, meninggal dunia, tapi kami belum dapat informasi yang lebih rinci, karena terjadinya di Amerika," kata Febri di gedung KPK, Jakarta, pada Jumat, 11 Agustus.

Marliem sempat mengungkapkan kekecewaannya pada pimpinan KPK dan sebuah media massa lantaran pemberitaan yang membuat nyawanya terancam.

Kematian Johannes Marliem, saksi kunci kasus korupsi e-KTP (KTP elektronik) menyisakan banyak misteri. Pria yang dikabarkan bunuh diri ditemukan dengan beberapa luka di tubuhnya, hal yang kurang lazim dalam peristiwa bunuh diri.

Beberapa waktu lalu, KONTAN sempat saling bertukar pesan dengan Marliem. Ketika itu ia sempat mengungkapkan kekecewaannya pada pimpinan KPK dan sebuah media massa lantaran pemberitaan yang membuat nyawanya terancam.

" Saya tidak mau dipublikasi begini sebagai saksi. Malah sekarang bisa-bisa nyawa saya terancam," ujarnya.

" Seharusnya penyidikan saya itu rahasia. Masa saksi dibuka-buka begitu di media. Apa saya enggak jadi bual-bualan pihak yang merasa dirugikan? Makanya saya itu kecewa betul," imbuh Marliem mengomentari bocornya kepemilikan rekaman pembicaraan terkait pembahasan proyek e-KTP.

Berita yang Marliem maksud ialah soal terbongkarnya bukti berupa rekaman pembicaraan. Padahal, rekaman tersebut sebenarnya tak ingin ia beberkan.

" Saya kira sama saja hukum di AS juga begitu. Kita selalu menjunjung tinggi privacy rights, harus memberitahu dan consent bila melakukan perekaman," tuturnya.

Bantah Isi Surat Dakwaan

Itu sebabnya, ia sempat mengungkapkan harapannya agar (jurnalis) KONTAN tidak memelintir pemberitaan soal rekaman yang ia anggap sebagai catatan tersebut. Pasalnya, dalam pemberitaan di media sebelumnya, seolah-olah dijelaskan bahwa ketua DPR RI Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka gara-gara rekaman yang ia miliki.

" Jadi tolong jangan diplintir lagi. Saya tidak ada kepentingan soal rekaman. Dan ada rekaman SN (Setya Novanto) atau tidak, saya juga tidak tahu. Namanya juga catatan saya," ucap Marliem.

Marliem juga sempat membantah soal isi surat dakwaan yang menyebut ia sempat memberikan duit US$ 200.000 kepada Sugiharto, mantan pejabat Kemendagri yang sudah divonis bersalah di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Sebagai buktinya, ia memberikan potongan rekaman pembicaraannya dengan Sugiharto. Dalam pembicaraan itu, Marliem hanya ingin memberikan teknologi yang terbaik serta bekerja demi kesuksesan program e-KTP. Harga yang ia berikan kepada konsorsium pun merupakan harga wajar dan tidak digelembungkan seenaknya.

Tak Bisa Main Suap-menyuap

Meskipun perusahaannya berbasis di Amerika Serikat, Marliem menggaransi data kependudukan tidak akan bocor. Pasalnya server dan storage system berada di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.

Lantaran perusahaannya berasal dari negeri Paman Sam itu pula yang menjadi alasan dia tidak bisa main suap-menyuap. " Saya sudah pahit-pahit ngomong di depan, bahwa kami ini perusahaan Amerika. Tidak bisa cawe-cawe. Kami tidak bisa mengeluarkan uang dari perusahaan untuk kepentingan tidak jelas," tuturnya.

Pasalnya, jika melanggar, perusahaanya akan dijerat dengan FCPA (Foreign Corrup Practice Act) dan harus membayar denda besar jika terbukti menyuap. Penerapan aturan ini serupa dengan pidana korporasi yang mulai digunakan KPK akhir-akhir ini.

Dalam kesempatan itu, Marliem juga sempat berkomentar soal kartu-kartu yang dikeluarkan pemerintah, seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Keluarga Sejahtera, BPJS dan sebaginya. Baginya, kartu tersebut hanya pemborosan anggaran karena hanya plastik yang berisi tulisan. Sementara, e-KTP berisi data biometrik yang sangat valid. Dengan e-KTP, pemerintah bisa memastikan jumlah anggota keluarga, berapa anak yang harus disubsidi.

" KTP-el saat ini sudah siap, mau dijadikan e-Toll bisa, jadi e-money juga bisa. Tapi, karena di sektor-sektor itu sudah dikuasai mafia jadi pemerintah tidak berani ambil keputusan politis," katanya.

Baca: Johannes Marliem, Pemilik 500 GB Rekaman Korupsi E-KTP Meninggal

Sebelum Marliem, ada dua saksi dari kalangan anggota Dewan meninggal. Mereka adalah politikus Partai Demokrat, Mayor Jenderal TNI (Purn) Ignatius Mulyono, dan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar, Mustokoweni.

Ignatius meninggal di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, pada Selasa, 1 Desember 2015. Mantan anggota Komisi III itu meninggal karena penyakit jantung. Sedangkan Mustokoweni meninggal pada Jumat, 18 Juni 2010, di Rumah Sakit Elizabeth, Semarang, Jawa Tengah.

Dalam surat dakwaan Irman dan Sugiharto, baik Ignatius maupun Mustokoweni diduga menerima aliran dana korupsi e-KTP. Ignatius disebut menerima US$ 258 ribu, sedangkan Mustokoweni disebut menerima US$ 408 ribu.

Johannes Marliem disebut sebagai saksi kunci kasus megakorupsi e-KTP karena ia mengantongi bukti pembicaraan para perancang proyek e-KTP selama empat tahun. Ia meyakini rekaman pembicaraan itu dapat menjadi bukti untuk menelisik korupsi yang merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun tersebut.

Read more at https://nasional.tempo.co/read/news/2017/08/12/063899336/kematian-johannes-marliem-menambah-daftar-saksi-e-ktp-meninggal#Ty5764Oc11k7T4MU.99

Johannes Marliem merekam seluruh pembicaraan dengan orang-orang yang terlibat proyek e-KTP. Sejak awal pembahasan megaproyek itu, ia telah merencanakan untuk merekam. Dalam dakwaan Irman dan Sugiharto, Marliem disebut sebagai penyedia produk automated finger print identification system (AFIS) merek L-1 untuk proyek kartu tanda penduduk elektronik.

“Tujuannya cuma satu: keeping everybody in honest,” kata Johannes Marliem, saat diwawancara Tempo, pertengahan Juli 2017 melalui aplikasi video call FaceTime, posisinya  saat itu di Amerika Serikat. Proyek itu kemudian menjadi kasus korupsi e-KTP dengan kerugian negara Rp 2,3 triliun.

Tak main-main, Marliem secara gamblang menyebutkan ia memiliki bukti-bukti keterkaitan orang dengan kasus korupsi e-KTP itu.  “Hitung saja. Empat tahun dikali berapa pertemuan. Ada puluhan jam rekaman sekitar 500 GB,” kata dia. Johannes Marliem bahkan menantang, “ Mau jerat siapa lagi? Saya punya,” ujarnya.

Read more at https://nasional.tempo.co/read/news/2017/08/11/063899198/Johannes-Marliem-Pemilik-500-GB-Rekaman-Korupsi-E-KTP-Meninggal#1IU6rlUxcyyvXV2q.99

MEIKARTA, Kota Jaringan Ekonomi Cina Di Tengah Indonesia

Meikarta, rencana apa yang disembunyikan dari proyek kota besar ini? Itulah pertanyaan hari-hari ini yang menyelinap dalam kesadaran publik. Betapa tidak, tadinya dikira hanya pengembangan biasa dari Cikarang, tapi kemudian menjelma menjadi Meikarta.

Sebelum ramai isu “Kota Demi Cina” yang merupakan plesetan dari Meikarta di Bekasi, sudah muncul berita setahun sebelumnya bahwa Lippo Group lewat anak usahanya PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) menandatangani kerja sama dengan dua Investor Tiongkok, Shenzhen Yantian Port Group Co., Ltd dan Country Garden Holdings Co. Ltd. Ketiga perusahaan ini nantinya akan bersama-sama mendesain dan mengembangkan Kawasan Industri Indonesia Shenzhen Baru di kawasan Lippo Cikarang.

Saat itu belum muncul Meikarta ke telinga publik, baru nama Shenzen Baru. Padahal Shenzen Baru itu ya…Meikarta yang sekarang ini.

Pejabat Lippo menyatakan waktu itu, “Dari 3 ribu ha, ada sisa 20 persen. Maka akan dikembangkan di situ. Ketiganya pun akan kembangkan proyek di Orange County yang luasnya sekitar 322 ha,” papar Stanley.

Setahun setelah pernyataan itu, saat Meikarta sudah dipublikasikan, Direktur Lippo Group Danang Kemayan Jati menegaskan bahwa proyek-proyek Lippo yang telah diluncurkan sebelum Meikarta masih tetap berjalan. Termasuk Orange County, kawasan terintegrasi seluas 322 hektar di Cikarang senilai Rp250 triliun mencakup hunian vertikal dan CBD yang disiapkan akan menjadi bagian dari Meikarta nantinya.

Jadi jelas bukan, bahwa Meikarta hanya judul yang berganti. Proyeknya tetap sama dengan apa yang ditandatangani Lippo dengan dua perusahaan RRC tersebut.

Pertanyaannya sekarang, proyek apa sebetulnya Meikarta ini? Mengapa namanya Meikarta? Apakah ini artinya Kota Mei yang mengingatkan bulan Mei, bulan sakral bagi komunis atau semacam istilah mandarin yang dikombinasikan dengan kata karta, yaitu bahasa lokal lama di Indonesia?

Namun seperti yang ditulis oleh Tirto, “Meikarta” ialah sebuah nama baru yang disematkan oleh CEO Lippo Group, James Riady, untuk megaproyek Kota Baru di Cikarang Bekasi dengan total luas 2.200 hektar, dengan estimasi investasi tak tanggung-tanggung hingga Rp278 triliun.

Pengusaha properti pemilik MSH Group yaitu mantan Menteri Perindustrian, MS Hidayat berujar, “bisnis properti adalah bisnis yang menjual prospek.” Prospek yang sedang dijual itu kini ada di Meikarta yang dikemas dengan nama “Kota Baru” oleh Lippo dengan embel-embel “Shenzhen-nya Indonesia”.

Karena Meikarta adalah menjual prospek, bisa jadi ketika citra kota milik China melekat pada Meikarta, maka di tengah isu kolonialisme China makin sensitif, kota yang kontroversial ini bisa-bisa kehilangan prospeknya.

Seperti yang disebutkan Stanley, adapun inti kerja sama antara perusahaan China dengan Lippo tersebut, memiliki tujuan dari rencana Tiongkok yang ingin memajukan jalur maritim, one belt one road. Dengan rintisan itu, akan membuka kerja sama antara perusahaan Tiongkok dan mitra lokal dalam negeri untuk memajukan industri lokal melalui transfer pengetahuan di antara keduanya.

Perhatikan, one belt one road, itu adalah grand design kebijakan RRC dengan apa yang disebut Jalur Sutera Baru yang bertujuan mengintegrasikan negara-negara di jalur tersebut ke dalam cakupan ekonomi China.

Apakah Indonesia akan untung, tersedot atau malah buntung dengan bersedia terintegrasi ke dalam hisapan ekonomi RRC, hanya anak negeri yang berhak menjawabnya sekarang. (des)

Senin, 14 Agustus 2017

Revolusi Sunyi Erdogan Menuju Kebangkitan Islam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kepemimpinannya bersama Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) bertujuan melayani, bukan menjadi majikan bangsa Turki.

Hal ini disampaikan Erdogan pada hari Selasa (8/8/2017) saat berpidato pada sebuah pertemuan dengan warga Turki di distrik Besikduzu di provinsi Trabzon di sebelah utara. Erdogan menyebut bahwa AKP telah membawa Turki maju selama 15 tahun kekuasaannya.



Peningkatan jumlah sekolah Imam Hatip serta pemberian akses bagi mereka masuk ke perguruan tinggi sepertinya menjadi jalan pintas (shortcut strategy) Erdogan untuk menyediakan SDM alternatif setingkat middle management.

Dalam rentang 5-10 tahun, mereka akan mengisi kekosongan lapis tengah birokrasi setelah menyelesaikan studi berdasarkan jurusan yang dipilihnya, tidak hanya terbatas di lingkungan kementerian agama (Diyanet) saja.

Konversi sekolah Imam Hatip juga menjadi strategi efektif lainnya untuk meningkatkan jumlah dan cakupan sekolah agama ini pasca Kudeta 1997. Jumlah sekolah bertambah dan pendidikannya dapat ditempuh mulai setara tingkat menengah pertama.

Seiring berlakunya kewajiban pendidikan agama bagi usia wajib sekolah, maka otomatis terjadi konversi besar-besaran sekolah Imam Hatip yang tadinya masuk dalam kategori pendidikan non formal (vocational school) menjadi sekolah formal.

Sejak AK Parti berkuasa di 2002, terjadi peningkatan secara signifikan jumlah murid Imam Hatip, sekitar 90 persen atau 1 juta siswa, hampir 10 persen dari jumlah total anak wajib sekolah.

Pada 2012, pemerintah mengenalkan sistem pendidikan wajib, yang dikenal dengan 4+4+4. 4 tahun untuk pendidikan dasar, 4 tahun pendidikan menengah dan setelah itu, 4 tahun berikutnya, siswa diberi kesempatan pilihan untuk memilih jurusan pendidikan umum atau agama. Dalam skema baru ini, kira-kira 40 ribu siswa di sekolah pemerintah secara otomatis terdaftar sebagai siswa sekolah Imam Hatip.

Sebagai sebuah transformasi strategi Erdogan terhitung brilian. Konsep sekularisme Kemal mengakar di Turki. Mustafa Kemal dalam akal mayoritas rakyat Turki -selain dikenal sebagai pendiri Republik, juga pahlawan bagi rakyat Turki. “Jangan mengkritik langsung Ataturk didepan rakyat Turki,” nasehat mahasiswa Indonesia. Bagi saya, saran itu bukannya berlebihan. Dalam buku kurikulum sekolah di Turki, dua lembar setelah sampul depan selalu disisakan untuk gambar dan pidato Kemal Ataturk. Dan, setiap hadir di sekolah, diwajibkan ‘berjanji’ didepan fotonya untuk menjadi warga Turki yang baik.

Transformasi Erdogan membutuhkan waktu satu dekade. Dalam rentang itu, Erdogan secara formal tidak pernah mencela atau menantang dominasi Kemalisme. Bahkan, Erdogan menyatakan menerima prinsip-prinsip sekularisme tentu dengan interpretasinya. Sebaliknya, dia fokus pada sektor lain, perbaikan ekonomi dan kinerja pemerintah demi merebut kepercayaan dan hati rakyat.

Saya bertemu dengan seorang pemuda di dekat lapangan Hagia Sophia,-katakanlah- setipe generasi sekuler karena tidak sholat dan minum alkohol. Dia juga mengatakan tidak akan memilih dalam pemilu mendatang, karena benci politik. Hanya saja uniknya, dia mengatakan dirinya cukup waras ‘membela’ Erdogan ketimbang Kemal Kilicdaroglu. “Ekonomi membaik dan Turki yang kuat,” demikian kurang lebih alasannya.

Citra positif dan dukungan suara mungkin target yang dibutuhkan Erdogan dan AK Parti sehingga menang pemilu tiga kali berturut-turut. Dalam konteks itu, proses reformasi konstitusional terjadi. Amandemen UU pendidikan 2012 menjadi titik tolak reformasi di sektor pendidikan karena mengakhiri secara simbolik kontruksi sekularisme anti agama. Bukannya tanpa resistensi ataupun protes, namun masyarakat tampaknya cukup nyaman dengan kondisinya dan tidak terlalu tertarik dengan aksi tersebut. So What?

Simbol Kemalisme yang Memudar

Hanya saja, ada fenomena menarik yang saya amati disepanjang kunjungan saya di situs-situs utama peninggalan Usmani, seperti Topkapi, Hagia Sophia dan museum teknologi Islami. Dalam 3 hari berbeda, saya menjumpai banyak anak-anak dari pelbagai sekolah di Turki mengunjungi tempat tempat tersebut. Dapat dikatakan, mereka rombongan turis terbesar kedua disana.

Hal serupa juga terjadi di Panorama 1345, museum diorama yang dibangun khusus pemerintah Erdogan untuk mengabadikan sejarah penaklukan Muhammad al Fatih. Gambar tiga dimensi, dentuman meriam dan dentingan suara pedang hampir secara sempurna menggambarkan heroisme Turki. Beberapa hari pasca peringatan, museum tersebut masih dipadati pengunjung dan sebagiannya anak-anak sekolah.

Bukan semata kebetulan, jika saya melihat benang merah dari semua hal tadi. Tampak kuat konstruksi sistemik Erdogan dalam reformasi pendidikan versinya. Jika konstruksi sekuler sebelumnya mewajibkan siswa mengikuti mata pelajaran sejarah Mustafa Kemal, maka Erdogan sebaliknya mengenalkan kembali simbol baru Turki yang berasal dari akar dan kebanggaan sejarah mereka sendiri, yakni Muhammad al Fatih, Sang penakluk.

Hanya saja, tidak untuk menegasikan eksistensi Kemal Ataturk, karena faktanya tradisi foto dan janji kepada Ataturk masih ada, namun Erdogan secara evolutif memberikan alternatif sosok baru yang dipandang tepat bagi Turki yang kuat di masa depan.

Erdogan sepertinya hendak membangun memori baru rakyat Turki dengan sosok idola baru dimata rakyat, bukan dirinya- namun tokoh kuat, bahkan lebih kuat dari Kemal sendiri. Dari sosok ini melekat citra kuat yang relevan dengan misi Erdogan membentuk generasi relijius. Menyoal Muhammad al Fatih, maka otomatis juga membincangkan Islam karena dalam kenyataannya, perjalanan hidup sang legenda menjadi perjalanan cita-cita dan harapan Islam.

“Penakluk Konstantinopel adalah sebaik-baiknya pemimpin dan pasukan,” demikian puji Nabi SAW. Pesan politik yang sangat kuat, karena dalam konteks kesejarahan, rakyat Turki pasti akan mengatakan bahwa mereka adalah keturunan sebaik-baiknya pemimpin dan sekuat-kuatnya pasukan.

Jika demikian, saya melihat Erdogan hendak menanamkan akal baru atau setidaknya pesan baru bagi rakyat Turki dan khusunya, murid-murid sekolah dasar di Turki. Erdogan sedang berinvestasi masa depan. Setidaknya 20 tahun depan, generasi relijius akan menjadi fenomena utama dan jamak di masyarakat.

Jika terjadi, maka pencapaian tersebut layak disebut ‘the greatest silent revolution'. Revolusi tanpa berisik. Erdogan sukses melakukan revolusi dukungan dan preferensi politik rakyat, maka tahap berikutnya, ditunggu revolusi akal dan pikiran baru rakyat. Wallahu A’lam.

Menyedihkan, Skema Pembiayaan LRT Pakai Dana Haji

VIVA.co.id – Investasi dana haji ke proyek-proyek infrastruktur bakal direalisasikan pemerintah dalam waktu dekat. Sejumlah proyek infrastruktur menanti kucuran investasi dana umat itu, mulai dari proyek pembangkit listrik hingga bandara. 

"Kalau LRT, mekanismenya dengan sukuk, masih memungkinkan. Jadi saya sudah sarankan kepada Badan Pengelola Keuangan Haji, kalau ingin masuk infrastruktur, jangan langsung dulu. Tapi melalui instrumen sukuk untuk proyeknya," kata Bambang ditemui di sela acara Indonesia Development Forum (IDF) di Westin Hotel, Jakarta, Kamis 10 Agustus 2017.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, bisa saja dana haji yang konteksnya dana jangka panjang itu diinvestasikan ke proyek LRT, yang juga merupakan investasi proyek jangka panjang tersebut. 

"Kalau LRT, mekanismenya dengan sukuk, masih memungkinkan. Jadi saya sudah sarankan kepada Badan Pengelola Keuangan Haji, kalau ingin masuk infrastruktur, jangan langsung dulu. Tapi melalui instrumen sukuk untuk proyeknya," kata Bambang ditemui di sela acara Indonesia Development Forum (IDF) di Westin Hotel, Jakarta, Kamis 10 Agustus 2017.

Menurut Bambang, sukuk tersebut akan dikeluarkan oleh proyek itu sendiri yang mekanismenya nanti akan dibeli dari dengan haji. Skema ini merupakan sah satu osi dari project financing

"Bisa (dana haji ke LRT). Sukuknya dikeluarkan oleh proyeknya, itu namanya project financing," tutur dia. 

Bambang pun mengakui, pengelolaan dana haji perlu legalitas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan Syariah Nasional (DSN). Saat ini masih disebutkannya sudah payung hukum dari Dewan Syariah Nasional.

"Yang penting instrumen sukuk itu strukturnya sudah sesuai dengan syariah. Itu yang dikeluarkan oleh DSN. Kalau OJK cuma bilang, bahwa surat berharga yang namanya sukuk ini sudah sesuai dengan kriteria sektor keuangan," tutur dia. 

Seperti diketahui, pengalihan dana haji sebesar Rp96,29 triliun beserta Dana Abadi Umat (DAU) akan diserahterimakan kep/ada Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) secara bertahap.

Seluruh dana haji yang tepatnya berjumlah Rp96,29 triliun dan DAU sebesar Rp3,05 triliun, diserahkan Kementerian Agama bertahap pada Agustus dan Oktober 2017 kepada BPKH. 

Minggu, 13 Agustus 2017

Asal Usul Dinasti Saudi

MELACAK DINASTI IBNU SAUD PERAMPOK TANAH HIJAZ,PRAMPOK KEKUASAAN KE KHALIFAHAN ISLAM

Oleh Von Edison Alouisci

Dalam silsilah resmi kerajaan Saudi Arabia disebutkan, bahwa Dinasti Saudi Arabia bermula sejak abad ke dua belas Hijriyah atau abad ke delapan belas Masehi. Ketika itu, di jantung Jazirah Arabia, tepatnya di wilayah Najd yang secara historis sangat terkenal, lahirlah Negara Saudi yang pertama yang didirikan oleh Imam Muhammad bin Saud di “Ad- Dir’iyah”, terletak di sebelah barat laut kota Riyadh pada tahun 1175 H./1744 M., dan meliputi hampir sebagian besar wilayah Jazirah Arabia.

Negara ini mengaku memikul tanggung jawab dakwah menuju kemurnian Tauhid kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala, mencegah prilaku bid’ah dan khurafat, kembali kepada ajaran para Salafus Shalih dan berpegang teguh kepada dasar-dasar agama Islam yang lurus. Periode
awal Negara Saudi Arabia ini berakhir pada tahun 1233 H./1818 M.

Periode kedua dimulai ketika Imam Faisal bin Turki mendirikan Negara Saudi kedua pada tahun 1240 H./1824 M. Periode ini berlangsung hingga tahun 1309 H/1891 M. Pada tahun 1319 H/1902 M, Raja Abdul Aziz berhasil mengembalikan kejayaan kerajaan para pendahulunya, ketika beliau merebut kembali kota Riyad yang merupakan ibukota bersejarah kerajaan ini.

Semenjak itulah Raja Abdul Aziz mulai bekerja dan membangun serta mewujudkan kesatuan sebuah wilayah terbesar dalam sejarah Arab modern, yaitu ketika berhasil mengembalikan suasana keamanan dan ketenteraman ke bagian terbesar wilayah Jazirah Arabia, serta menyatukan seluruh wilayahnya yang luas ke dalam sebuah negara modern yang kuat yang dikenal dengan nama Kerajaan Saudi Arabia. Penyatuan dengan nama ini, yang dideklarasikan pada tahun 1351 H/1932 M, merupakan dimulainya fase baru sejarah Arab modern.

Raja Abdul Aziz Al-Saud pada saat itu menegaskan kembali komitmen para pendahulunya, raja-raja dinasti Saud, untuk selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip Syariah Islam, menebar keamanan dan ketenteraman ke seluruh penjuru negeri kerajaan yang sangat luas, mengamankan perjalanan haji ke Baitullah, memberikan perhatian kepada ilmu dan para ulama, dan membangun hubungan luar negeri untuk merealisasikan tujuan-tujuan solidaritas Islam dan memperkuat tali persaudaraan di antara seluruh bangsa arab dan kaum Muslimin serta sikap saling memahami dan menghormati dengan seluruh masyarakat dunia.

Di atas prinsip inilah, para putra beliau sesudahnya mengikuti jejak-langkahnya dalam memimpin Kerajaan Saudi Arabia. Mereka adalah: Raja Saud, Raja Faisal, Raja Khalid, Raja Fahd, dan Pelayan Dua Kota Suci Raja Abdullah bin Abdul Aziz.

IBNU SAUD BERASAL DARI KELUARGA YAHUDI

Kronologi sejarah awal keluarga ibnu saud :

Di masa yang jauh sebelumnya, di Najd tahun 851 H. Sekumpulan pria dari Bani Al Masalikh, yaitu trah dari Kaum Anza, yang membentuk sebuah kelompok dagang (korporasi) yang bergerak di bidang bisnis gandum dan jagung dan bahan makananan lain dari Irak, dan membawanya kembali ke Najd. Direktur korporasi ini bernama Sahmi bin Hathlool. Kelompok dagang ini melakukan aktifitas bisnis mereka sampai ke Basra, di sana mereka berjumpa dengan seorang pedagang gandum Yahudi bernama Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe,

Ketika sedang terjadi proses tawar menawar, Si Yahudi itu bertanya kepada kafilah dagang itu. “Dari manakah anda berasal?” Mereka
menjawab, ”Dari Kaum Anza, kami adalah keluarga Bani Al-Masalikh.” Setelah mendengar nama itu, orang Yahudi itu menjadi gembira, dan mengaku bahwa dirinya juga berasal dari kaum keluarga yang sama, tetapi terpaksa tinggal di Bashra, Irak. Karena persengketaan keluarga antara bapaknya dan ahli keluarga kaum Anza.

Setelah itu, Mordakhai kemudian menyuruh budaknya untuk menaikkan keranjang-keranjang berisi gandum, kurma dan makanan lain ke atas pundak unta-unta milik kabilah itu. Hal ini adalah sebuah ungkapan penghormatan bagi para saudagar Bani Al Masalikh itu, dan menunjukkan kegembiraannya karena berjumpa saudara tuanya di Irak. Bagi pedagang Yahudi itu, para kafilah dagang merupakan sumber pendapatan, dan relasi bisnis. Mardakhai adalah saudagar kaya raya yang sejatinya adalah keturunan Yahudi yang bersembunyi di balik roman wajah Arab dari kabilah Al-Masalikh.

Ketika rombongan itu hendak bertolak ke Najd, saudagar Yahudi itu minta diizinkan untuk ikut bersama mereka, kerana sudah lama dia ingin pergi ke tanah asal mereka Najd. Setelah mendengar permintaan lelaki Yahudi itu, kafilah dagang suku Anza itu pun amat berbesar hati dan menyambutnya dengan gembira.

Pedagang Yahudi yang sedang taqiyyah alias nyamar itu tiba di Najd dengan pedati-pedatinya. Di Najd, dia mulai melancarkan aksi propaganda tentang sejatinya siapa dirinya melalui sahabat-sahabat, kolega dagang dan teman barunya dari keturunan Bani Al-Masalikh tadi. Setelah itu, disekitar Mordakhai, berkumpullah para pendukung dan penduduk Najd. Tetapi tanpa disangka, dia berhadapan dengan seorang ulama yang menentang doktrin dan fahamnya. Dialah Syaikh Shaleh Salman Abdullah Al-Tamimi, seorang ulama kharimatik dari distrik Al-Qasem. Daerah-daerah yang menjadi lokasi disseminasi dakwahnya sepanjang distrik Najd, Yaman, dan Hijaz.

Oleh karena suatu alasan tertentu, si Yahudi Mordakhai itu -yang menurunkan Keluarga Saud itu- berpindah dari Al Qasem ke Al Ihsa. Di sana, dia merubah namanya dari Mordakhai menjadi Markhan bin Ibrahim Musa. Kemudian dia pindah dan menitip di sebuah tempat bernama Dir’iya yang berdekatan dengan Al-Qateef. Di sana, dia memaklumatkan propaganda dustanya, bahwa perisai Nabi Saw telah direbut sebagai barang rampasan oleh seorang pagan (musyrikin) pada waktu Perang Uhud antara Arab Musyrikin dan Kaum Muslimin. Katanya, “Perisai itu telah dijual oleh Arab musyrikin kepada kabilah kaum Yahudi bernama Banu Qunaiqa’ yang menyimpannya sebagai harta karun.”

Selanjutnya dia mengukuhkan lagi posisinya di kalangan Arab Badwi melalui cerita-cerita dusta yang menyatakan bagaimana Kaum Yahudi di Tanah Arab sangat berpengaruh dan berhak mendapatkan penghormatan tinggi Akhirnya, dia diberi suatu rumah untuk menetap di Dlir’iya, yang berdekatan Al-Qatef. Dia berkeinginan mengembangkan daerah ini sebagai pusat Teluk Persia. Dia kemudian mendapatkan ide untuk menjadikannya sebagai tapak atau batu loncatan guna mendirikan kerajaan Yahudi di tanah Arab. Untuk memuluskan cita-citanya itu, dia mendekati kaum Arab Badwi untuk menguatkan posisinya, kemudian secara perlahan, dia mensohorkan dirinya sebagai raja kepada mereka.

Kabilah Ajaman dan Kabilah Bani Khaled, yang merupakan penduduk asli Dlir’iya menjadi risau akan sepak terjang dan rencana busuk keturunan Yahudi itu. Mereka berencana menantang untuk berdebat dan bahkan ingin mengakhiri hidupnya. Mereka menangkap saudagar Yahudi itu dan menawannya, namun berhasil meloloskan diri.

Saudagar keturunan Yahudi bernama Mordakhai itu mencari suaka di sebuah ladang bernama Al-Malibed Gushaiba yang berdekatan dengan Al Arid, sekarang bernama Riyadh. Disana dia meminta suaka kepada pemilik kebun tersebut untuk menyembunyikan dan melindunginya. Tuan kebun itu sangat simpati lalu memberikannya tempat untuk berlindung. Tetapi tidak sampai sebulan tinggal di rumah pemilik kebun, kemudian Yahudi itu secara biadab membantai tuan pelindungnya bersama seluruh keluarganya.

Sungguh bengis, air susu dibalas dengan air aki campur tuba. Mordakhai memang pandai beralibi, dia katakan bahwa mereka semua telah dibunuh oleh pencuri yang menggarong rumahnya. Dia juga berpura-pura bahwa dia telah membeli kebun tersebut dari tuan tanah sebelum terjadinya pembantaian tersebut. Setelah merampas tanah tersebut, dia menamakannya Al-Dlir’iya, sebuah nama yang sama dengan tempat darimana ia terusir dan sudah ditinggalkannya.

Keturunan Yahudi bernama Mordakhai itu dengan cepat mendirikan sebuah markas dan ajang rendezvous bernama “Madaffa” di atas tanah yang dirampasnya itu. Di markas ini dia mengumpulkan para pendekar dan jawara propaganda (kaum munafik) yang selanjutnya mereka menjadi ujung tombak propaganda dustanya. Mereka mengatakan bahwa Mordakhai adalah Syaikh-nya orang-orang keturunan Arab yang disegani. Dia menabuh genderang perang terhadap Syaiikh Shaleh Salman Abdulla Al-Tamimi, musuh tradisinya. Akhirnya, Syeikh Shaleh Salman terbunuh di tangan anak buah Mordakhai di Masjid Al-Zalafi.

Mordakhai berhasil dan puas hati dengan aksi-aksinya. Dia berhasil menjadikan Dlir’iya sebagai pusat kekuasaannya. Di tempat ini, dia mengamalkan poligami, mengawini puluhan gadis, melahirkan banyak anak yang kemudian dia beri nama dengan nama-nama Arab.

Walhasil, kaum kerabatnya semakin bertambah dan berhasil menghegemoni daerah Dlir’iya di bawah bendera Dinasti Saud. Mereka acapkali melakukan tindak kriminal, menggalang beragam konspirasi untuk menguasai semenanjung Arab. Mereka melakukan aksi perampasan dan penggarongan tanah dan ladang penduduk setempat, membunuh setiap orang yang mencoba menentang rencana jahat mereka. Dengan beragam cara dan muslihat mereka melancarkan aksinya. Memberikan suap, memberikan iming-iming wanita dan gratifikasi uang kepada para pejabat berpengaruh di kawasan itu. Bahkan, mereka “menutup mulut” dan “membelenggu tangan” para sejarawan yang mencoba menyingkap sejarah hitam dan merunut asal garis trah keturunan mereka kepada kabilah Rabi’a, Anza dan Al-Masalikh.

Seorang sejarawan hipokrit “si raja bohong” bernama Mohammad Amin al-Tamimi, kepala perpustakaan Kerajaan Saudi, menulis garis silsilah keluarga Saudi dan menghubungkan silsilah Moordakhai pada Nabi Muhammad Saw. Untuk kerja kotornya itu, dia dihadiahi uang sebesar 35 ribu pound Mesir dari Kedutaan Arab Saudi di Kairo, Mesir pada tahun 1362 H atau 1943 M yang diserahkan secar simbolis kepada dubes Arab Saudi untuk Mesir, yang waktu itu dijabat oleh Ibrahim Al-Fadel.

Seperti yang telah disebutkan sebelum ini, keluarga Yahudi berasal dari Klan Saud (Moordakhai) mengamalkan ajaran poligami dengan mengawini ratusan wanita arab dan melahirkan banyak anak. Hingga sekarang amalan poligami itu diteruskan praktiknya oleh anak keturunan. Poligami adalah warisan yang harus dijaga dan diamalkan sebagaimana praktik kakek
moyangnya!

Salah seorang anak Mordakhai bernama Al-Maqaran ,di ‘arabkan’ dari keturunan Yahudi (Mack-Ren) dan mendapat
anak bernama Mohamad dan seorang lagi bernama Saud, yang merupakan cikal bakal Dinasti Saud sekarang ini. Dan inilah PERUBAHAN DARI SISTEM KE KHALIFAHAN KELUARGA KETURANAN NABI MENJADI KERAJAAN DINASTI YAHUDI ATAS NAMA ISLAM. DENGAN NAMA BARU "SAUDI ARABIA"

Beberapa kesaksian bahwa Keluarga Saud merupakan keturunan Yahudi:
Pada tahun 1960,”Sawt Al Arab”, sebuah stasiun TV di Kairo, Mesir dan satu stasiun TV Yaman di Sana`a telah
mempublikasikan bahwa Keluarga Saudi adalah keturunan Yahudi.

Raja Faisal Al-Saud menyatakan bahwa “Kami Keluarga Saud adalah saudara Yahudi. Kami tidak setuju dan menentang siapa saja dan para penguasa di Semenanjung Arab ini yang menunjukkan pertentangan terhadap Yahudi. Kita mestilah hidup bersama mereka dengan kasih sayang. Negara kami (Arab Saudi) juga merupakan cikal bakal dari keturunan Yahudi dan keturunannya telah tersebar ke seluruh dunia. Ini merupakan deklarasi Raja Faisal Al-Saud bin Abdul Aziz.

Dan tidak heran Jika Mesir yang dulunya membela kekhalifahan berbalik membenci Dinasti saud dan wahabi salafi ini di ikrarkan dalam naskah al ahzar tahun 2010 bahwa dinasti saud dan paham paham wahabi adalah sebuah ancaman global Islam dan harus di tentang apapun caranya. Intaha.

Jika orang memahami sejarah ini yang sebenarnya amat panjang.. maka ia akan berfikir bahwa ' HIJAZ YANG DULU BUKAN YANG SEKARANG, CARA PEMIMPIN YANG DULU BUKAN YANG SEKARANG'

Anda mesti tahu.. mulai masa Rasulullah.. sahabat.. tabiin.. tabiun.. kekhalifahan berikutnya.. setelah sahabat.. yang namanya Makam Suhada perang Uhud (al baqi yang sering di ziarahi nabi) dan beberapa bangunan bersejarah.. TIDAK ADA YANG HANCUR bahkan dijaga dengan baik.

Begitu.. Ibnu saud jadi raja..muhammad bin abdul wahab jadi imam wahabi salafi.. maka semuanya hancur ! berganti dengan bangunan bangunan modern diatas fakta sejarah keemasan islam.. hanya dengan yel yel syirik.. bid`ah dan kafir.

jika emang berpontesi demikian kenapa tidak hancurkan saja sekalian gunung,lautan, gua gua.. macam gua hira ?? bukan kah berpotensi syirik ??

bagiku wahabi itu "hama Tikus perusak tanaman" intaha

sumber : berbagai sumber termasuk keberanian dari pengakuan sekher dalam min alaina wa alaina yang mengutip dari dalam istana kerajaan tentang kitab keluarga sejarah Ibnu saud. ( saya punya bukunya versi arab )

BEBAS SHARE !!.(etika )

By. Von Edison Alouisci
kingstnes street : 2.4.2015

Pada tahun 851 H, sekumpulan pria dari Bani Al Masaleekh, yaitu trah dari Kaum Anza, yang membentuk sebuah kelompok dagang (korporasi) yang bergerak di bidang bisnis gandum dan jagung dan bahan makananan lain dari Irak, dan membawanya kembali ke Najd. Direktur korporasi ini bernama Sahmi bin Hathlool. Kelompok dagang ini melakukan aktifitas bisnis mereka sampai ke Basra, di sana mereka berjumpa dengan seorang pedagang gandum bernama Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe, seorang Yahudi. Ketika sedang terjadi proses tawar menawar,yahudi itu bertanya kepada mereka “Dari mana Anda berasal?”

Mereka menjawab,"Dari Kaum Anza, kami adalah keluarga Bani Al-Masaleekh."

Setelah mendengar nama itu , yahudi itu menjadi gembira dan juga mengakui dia berasal dari kaum keluarga yang sama,tetapi terpaksa tinggal di Basra, Irak. Karena persengketaan keluarga antara bapaknya dan ahli keluarga kaum Anza.

Dia kemudian menyuruh budaknya untuk menaikkan keranjang-keranjang berisi gandum, kurma dan makanan lain ke atas pundak unta-unta milik kabilah itu. Hal ini adalah sebuah ungkapan penghormatan bagi para saudagar Bani Al Masaleekh itu, dan menunjukkan kegembiraan mereka karena berjumpa saudara tuanya di Irak. Mereka adalah sumber pendapatan, relasi bisnis baginya (Yahudi). Mereka adalah para saudagar kaya raya yang sejatinya adalah keturunan Yahudi yang bersembunyikan di balik roman muka Arab dari kabilah Al-Masaleekh.

Apabila rombongan itu hendak bertolak ke Najd, para saudagar Yahudi tersebut meminta izin mereka untuk menemani mereka, kerana dia ingin pergi bersama mereka ke tanah asal mereka Najd. Setelah mendengar tawaran lelaki Yahudi itu, mereka amat berbesar hati dan menyambut mereka dengan gembira.

Akhirnya,Yahudi yang sedang taqiyyah alias nyamar itu tiba di Najd dengan pedati-pedatinya. Di Najd, dia mulai melancarkan aksi propaganda tentang sejatinya siapa dirinya melalui sahabat-sahabat, kolega dagang dan saudara sepupunya yang keturunan Bani Al-Masaleekh tadi. Setelah itu, berkumpullah para pendukung dan penduduk Najd. Tetapi tanpa disangka, dia berhadapan seorang ulama yang menentang doktrin dan fahamnya. Dialah Syekh Saleh Salman Abdullah Al-Tamimi, seorang ulama kharismatik dari distrik Al-Qaseem.

Daerah-daerah yang menjadi lokasi disseminasi dakwahnya sepanjang distrik Najd, Yaman, dan Hijaz. Karena suatu alasan, Yahudi itu (yang menurunkan Keluarga Saud itu) berpindah dari Al Qaseem ke Al Ihsa. Di sana, dia mengubah namanya dari Mordakhai menjadi Markhan bin Ibrahim Musa. Kemudian dia pindah dan menetap di sebuah tempat bernama Dir’iya yang berdekatan dengan Al-Qateef. Di sana, dia memaklumatkan propaganda dustanya, bahwa pedang Nabi Saw. telah direbut sebagai barang rampasan oleh seorang pagan (musyrikin) pada waktu Perang Uhud antara Arab Musyrikin dan Kaum Muslimin.

Katanya “Pedang itu telah dijual oleh arab musyrikin kepada kabilah kaum yahudi bernama Banu Qunaiqa yang menyimpannya sebagai harta karun. Selanjutnya dia mengukuhkan lagi posisinya di kalangan Arab Badwi melalui cerita-cerita dusta yang menyatakan bagaimana Kaum Yahudi di Tanah Arab sangat berpengaruh dan berhak mendapatkan penghormatan tinggi. Akhirnya, dia diberi suatu rumah untuk menetap di Dlir’iyya, yang berdekatan AL- QATEEF. Di daerah ini ingin dia jadikan sebagai pusat Teluk Persia. Dia kemudian mendapatkan ide untuk menjadikannya sebagai batu loncatan untuk mendirikan kerajaan Yahudi di tanah Arab.

Untuk memuluskan cita-citanya itu, dia mendekati kaum Arab Badwi untuk memantapkan lagi posisinya, kemudian secara perlahan, dia mensohorkan dirinya sebagai raja kepada mereka.

Kabilah Ajaman dan Kabilah Bani Khaled, yang merupakan penduduk asli Dlir’iyya menjadi risau akan sepak terjang dan rencana busuk keturunan Yahudi itu. Mereka berencana menantang untuk berdebat dan bahkan ingin mengakhiri hidupnya. Mereka menangkap saudagar yahudi itu dan menawannya, namun dia berhasil meloloskan diri.

Saudagar keturunan Yahudi dari Keluarga Mordakhai itu mencari suaka di sebuah ladang bernama Al-Malibeed Gushaiba yang berdekatan dengan Al Arid, sekarang bernama Riyadh.

Dia meminta suaka kepada pemilik ladang tersebut agar menyembunyikan dan melindunginya.Tuan ladang itu sangat simpati lalu memberikannya tempat untuk berlindung.Tetapi kemudiannya yahudi itu (Mordakhai) ,hanya tinggal selama sebulan di rumah itu, setelah yahudi itu membantai habis si tuan ladang dan keluarganya. Sungguh bengis, air susu dibalas dengan air tuba!!. Mordakhai memang pandai beralibi, dia katakan bahwa mereka semua telah dibunuh oleh pencuri yang menggarong rumahnya. Dia juga berpura-pura bahwa dia telah membeli ladang tersebut dari tuan tanah sebelum katastropi pembantaian tersebut datang kepada mereka! Setelah merampas tanah tersebut, dia menamakannya Al-Dlir’iyya, sebuah nama yang sama dengan tempat yang pernah dimilikinya.

Keturunan Yahudi bernama Mordakhai itu dengan cepat mendirikan sebuah markas dan ajang rendezvous bernama “Madaffa” di atas tanah yang dirampasnya itu. Di markas ini dia mengumpulkan para pendekar dan jawara propaganda (kaum munafik) yang selanjutnya mereka menjadi ujung tombak propaganda dustanya. Mereka mengatakan bahwa Mordakhai adalah Syekh-nya orang-orang keturunan Arab yang disegani. Dia menabuh genderang perang terhadap Syeikh Saleh Salman Abdulla Al-tamimi, musuh tradisinya. Akhirnya, Syeikh Saleh Salman terbunuh di tangan anak buah Mordakhai di Masjid Al-Zalafi.

Mordakhai berhasil dan puas hati dengan aksi-aksinya. Dia berhasil menjadikan Dlir’iyya sebagai pusat kekuasaannya. Di tempat ini, dia mengamalkan poligami, mengawini puluhan gadis, melahirkan banyak anak yang kemudian dia beri nama dengan nama-nama Arab.

Walhasil, kaum kerabatnya semakin bertambah dan berhasil menghegemoni daerah Dlir'iyya…
Mereka acapkali melakukan tindak kriminal, menggalang beragam konspirasi untuk menguasai semenanjung Arab. Mereka melakukan aksi perampasan dan penggarongan tanah dan ladang penduduk setempat, membunuh setiap orang yang mencoba menentang rencana jahat mereka . Dengan beragam cara dan muslihat mereka melancarkan aksi mereka. Memberikan suap, memberikan iming-iming wanita dan gratifikasi uang kepada para pejabat berpengaruh di kawasan itu. Bahkan, mereka “menutup mulut” dan “membelenggu tangan” para sejarawan yang mencoba menyingkap sejarah hitam dan merunut asal garis trah keturunan mereka kepada kabilah Rabi’a, Anza dan Al-Masaleekh.

Seorang sejarawan hipokrit “si raja bohong” bernama Mohammad Amin al-Tamimi, kepala perpustakaan Kerajaan Saudi, menulis garis silsilah keluarga Saudi dan menghubungkan silsilah Moordakhai pada Nabi Muhammad Saw. Untuk kerja kotornya itu, dia dihadiahi uang sebesar 35 ribu pound Mesir dari Kedutaan Arab Saudi di Kairo, Mesir pada tahun 1362 H atau 1943 M yang diserahkan secara simbolis kepada dubes Arab Saudi untuk Mesir, yang waktu itu dijabat oleh Ibrahim Al-Fadel.

Seperti yang telah disebutkan sebelum ini, keluarga Yahudi berasal dari Klan Saud (Moordakhai) mengamalkan ajaran poligami dengan mengawini ratusan wanita arab dan melahirkan banyak anak. Hingga sekarang amalan poligami itu diteruskan praktiknya oleh anak keturunan. Poligami adalah warisan yang harus dijaga dan diamalkan sebagaimana praktik kakek moyangnya!

Salah seorang anak Mordakhai bernama Al-Maqaran, di ‘arabkan’ dari keturunan Yahudi (Mack-Ren) dan mendapat anak bernama Mohamad dan seorang lagi bernama Saud, yang merupakan cikal bakal Dinasti Saud sekarang ini.

Keturunan Saud melancarkan kampanye dan propaganda pembunuhan terhadap ketua-ketua kabilah Arab yang berada di bawah kekuasaannya dan mencap mereka sesat, telah meninggalkan ajaran Al-Qur'an, dan menyeleweng dari ajaran Islam. JADI MEREKA BERHAK UNTUK DIBUNUH OLEH KELUARGA SAUDI !!

Dalam sebuah buku tentang sejarah Keluarga Saudi hal. 98-101, ahli sejarah keluarga mereka telah mempopulerkan bahawa Dinasti Saud mendakwa semua penduduk Najd adalah kafir, maka darah mereka adalah halal, mereka berhak dibantai, harta mereka dirampas, wanita mereka dijadikan budak seks. Seseorang muslim tidak benar benar Muslim jika tidak mengamalkan ajaran yang berasal dari MOHAMMAD BIN ABDUL WAHAB (yg sebenarnya seorang Yahudi yang berasal dari Turki).

Ajaran dan doktrinnya memberikan kuasa kepada Keluarga Saudi untuk membumihanguskan kampung-kampung mereka. Mereka membunuh para suami dan anak-anak, merampas para istri, menikam perut wanita hamil, memotong tangan anak mereka dan kemudian membakar mereka!! Ditambah justifikasi doktrin faham wahabi bagi mereka untuk seenak pusernya sendiri membajak dan merampas harta penentang mereka.

Keluarga Yahudi ini telah melakukan banyak kezaliman dibawah panji ajaran Wahabi yang dicipta oleh Mordakhai untuk menyemai benih kekejaman di hati manusia. Dinasti Yahudi telah melakukan aksi kebiadaban sejak 1163 H . Sampai-sampai mereka telah menamakan semenanjung tanah Arab dengan nama keluarga mereka (Arab Saudi) sebagai sebuah negara kepunyaan mereka, dan semua penduduk Arab adalah hamba mereka, bekerja keras untuk kemewahan mereka (Keluarga Saudi).

Mereka telah menghak milikkan semua kekayaan negara tersebut sebagai harta pribadi. Jika ada yang berani mengkritik undang-undang dan peraturan buatan “rezim tangan besi” Dinasti Yahudi tersebut, pihak penguasa tak segan-segan memenggal kepala pengkritik di depan khalayak. Disebutkan bahwa salah seorang puteri mereka melewati masa liburnya dengan plesiran ke Florida, Amerika Serikat bersama para pembantu dan penasihatnya. Dia menyewa 90 kamar mewah (suite) di Grand Hotel dengan tariff satu juta dolar per malam!!! Rakyat yang mencoba bersuara memprotes lawatan sang puteri yang jelas-jelas menghamburkan uang Negara akan di tembak mati dan dipenggal kepalanya!!

Beberapa kesaksian bahwa Keluarga Saud merupakan keturunan Yahudi:

Pada tahun 1960,”Sawt Al Arab… Lihat Selengkapnya”, sebuah stasiun TV di Kairo, Mesir dan satu stasiun TV Yaman di Sana`a telah mempublikasikan bahwa Keluarga Saudi adalah keturunan Yahudi.

Raja Faisal Al-Saud pada masa itu tidak dapat menafikan bahwa keluarganya sangat berbaik hati kepada Yahudi. Bahkan di Koran Washington Post, tanggal 17 September 1969 dia menyatakan bahwa “Kami Keluarga Saud adalah saudara Yahudi. Kami tidak setuju dan menentang siapa saja dan para penguasa di Semenanjung Arab ini yang menunjukkan pertentangan terhadap Yahudi. Kita mestilah hidup bersama mereka dengan kasih sayang. Negara kami (Arab Saudi) juga merupakan cikal bakal dari keturunan Yahudi dan keturunannya telah tersebar ke seluruh dunia. Ini merupakan deklarasi Raja Faisal Al-Saud bin Abdul Aziz.

Hafez Wahbi, seorang anggota dewan penasihat Kerajaan Saudi menyatakan dalam bukunya yang bertajuk “Semenanjung Tanah Arab” bahwa Raja Abdul Aziz Al-Saud sebelum meninggal pada tahun 1953 telah menyatakan bahwa ”Ajaran kami (paham wahabi) mendapat tentangan dari seluruh kabilah Arab. Kakek kami Saud Awal, telah memenjarakan ketua kabilah Matheer. Apabila datang ketua kabilah lainnya yang berkeinginan membebasakan ketua kabilah Matheer, Raja Saud Awal memerintahkan supaya para tentaranya memenggal kepala mereka. Bahkan Raja Saud Awal mencoba memalukan mereka dengan menjemput mereka untuk diundang makan dari tempat duduk yang dibuat dari daging mangsa yang telah dipenggal, dimana kepala-kepala mereka diletakkan diatas pinggan makanan. Rombongan tersebut menjadi sadar dan enggan memakan danging saudara mereka, kemudian dia memerintahkan para tentara untuk memenggal kepala rombongan itu juga. Tindak pidana yang sungguh bengis dan tak manusiawi ini dilakukan oleh Raja Saud Awal terhadap manusia-manusia tak berdosa hanya karena mereka menentang kebijakan despotisnya..

Hafez Wahbi menyatakan lebih jelas lagi bahawa Raja Abdul Aziz Al-Saud teramsuk salah satu orang yang harus bertanggung jawab dan berkaitan erat dengan drama pembantaian ketua-ketua Kabilah Matheer yang bermaksud menjenguk Faisal Al-Darweesh, salah satu tahanan Raja Saud. Dia menyeru agar warga dari Kabilah Matheer lainnya mengurungkan maksudnya untuk membebaskan pemimpin mereka, jika mereka bersikukuh mereka akan bernasib sama seperti pemimpinnya, yakni kepala mereka akan dipenggal. Dia telah membunuh Syekh tersebut dan menggunakan darahnya untuk berwudu` sebelum menunaikan shalat. Kesalahan Faisal Al-Darweesh pada waktu itu adalah mengkritik Raja Abdul Aziz Al-Saud karena Raja Saudi itu bersedia menandatangani sebuah dokumen perjanjian dengan pihak kolonial Inggris, tahun 1922 bertempat di Al-Aqeer. Dokumen perjanjian itu berisi penyerahan Negara Palestina kepada Yahudi.

Inilah politik kebijakan Rezim ini yang masih terus diamalkan oleh Keluarga Yahudi. Kredo gerakan mereka adalah merampas harta kekayaan negara lain, merompak, menipu dan melakukan pelbagai jenis kekejaman ,kezaliman,dan kekufuran- semua itu dilakukan bekerjasama dengan agama yang mereka cipta –Wahabi- yang membenarkan pemenggalan kepala penentang mereka.

(Diterjemahkan secara bebas oleh عبدالرحيم الثوري dari sebuah naskah berbahasa Arab berjudul “Aly Sa’ud, Min Aina ? wa Ilaina?” yang ditulis oleh Muhammad Sakher dan merupakan hasil Penelitian dan Penelusuran Mohammad Sakher, seseorang yang akhirnya dibantai oleh rezim Saudi karena temuannya yang menggemparkan ini)

Teks asli bisa di download di http://www.mediafire.com/?2amgtelyjh