Selasa, 15 Agustus 2017

Waiting List Haji dan Fenomena Umrah

Itulah sebabnya wlp trmsk rukun Islam, ada catatan: bg yg mampu. Bgitu bnyk hambatan bagi calhaj,  mulai dr biaya (asal dan penggunaannya), policy haji,  kesehatan, kuota,  dsb, dan Allah Mahatau.

Kuota Haji pertahun hny 1/1000 dr jumlah umat Islam. Itu artinya dlm 1 ABAD hny < 100/1000 yg sempat berhaji ato kurang dr 10%.

Adakah dalil mampu berhaji itu adalah: Sekarang bayar 2/3 BPIH dan sisanya 10-20 lagi?

Saya kasih tau kpd Joko dan yg sepaham dgnnya:
1. Ibadah haji tidak perlu pakai sistem daftar tunggu
2. Dana haji yg sdh msk tidak perlu dioptimalisasikan utk istilah lain diputarkan dulu.

Saya mau bertanya kepada sahabat yg sdh dpt no porsi haji:
Apakah sahabat rela dana pada sahabat diinvestasi utk infrastruktur krn terjamin aman?

Saya hanya heran dgn logika pemerintah setelah berhasil menjebak umat Islam dalam sistem batil waiting list yg penuh dusta,  kini bicara AMAN,

masalahnya seharusnya pemerintah ga usah repot2 'selingkuh' dana haji hrs dioptimalisasikan.

Berani adu argumen?  Saya tunggu!

Adakah dalil krn lama menunggu saat haji,  lalu umrah dulu?

Umat Islam secara ber-sama2 seharusnya kompak menolak setidaknya mayoritas menolak, jgn termakan tipuan mrk seolah ibadah haji itu hukumnya WAJIB,  tnp syarat,  padahal jls syaratnya klo mampu pada tahun keberangkatan,  bukan mampu saat ini. Th keberangkatan 10 th lagi, berarti wajibnya 10 th lg, lalu knp skrg lbh 2/3 nya biaya sdh dlm penguasaan mrk shg calhaj 'maju kena mundur kena'.

Klo alasan utk optimalisasi dll shg mrk 'wajib' memutarkan dulu dana yg sdh terkumpul,  mk seharusnya dana yg digunakan terpisah,  bukan bgn dr BPIH, tp dr akumulasi dana yg terpisah spt dana abadi umat,  yg bisa dipakai dulu,  kmd dikembalikan lagi ktk calhaj sdh melunasi sekaligus, th ini byr,  thn ini berangkat! Gilanya si Joko yg tadinya diinvest jngka pendek diubah jd jngka panjang 10 th dg dalih sbgn bsr masa tunggu sdh  lbh dr 10 th jd bisa diputar dulu. Pdhl jd panjang krn umat termakan jebakan mrk juga 😈😈😈

Umat hrs berani menolak skenario waiting list (WL),  kita tetap menabung tp jgn mau digiring msh rekg Kemenag, klo perlu investasi sendiri atau berkelompok yg bnr2 slg percaya.   bersamaan itu adakan gerakan penolakan secara massive, jgn tergoda umroh,  tp gunakan bersama2 utk mpkuat ekonomi umat sementara menunggu sistem yg normal berjalan dgn berbagai usaha, pendidikan beasiswa yg tak menadahkn tangan pada pemerintah usaha2 bukan sekadar pengecer tp industri hulu ke hilir atas nama umat, toh pangsa pasarnya saudara kita juga. Biar untung tipis tp kita menguasai pasar bukan cuma retail,  semua jns ush antiriba mengangkat saudara kita dr kehinaan dijadikan kacung cina,  ninggalkan solat,  dst 👍👍👍👍👍

Maaf saya tidak menyalahkan yg berumrah secara pukul rata, hny yg saya liat bgini: Sampai tahun 2003 keberangkatan haji ga ada masalah. Pelayanan di tanah suci mmg blm spt skrg.  Saya msh merasakan sekamar 10-12 org dg kasur tipis dilantai yg hny disekat kopor besar antar jamaah,  jd ada km utk lelaki dan prp,  km mandi pun antre klo kita ga gunakan lbh awal ato nunggu sepi (1-2 jam sblm wkt solat). Terus dr dulu saya sdh dgr Dana Abadi Umat yg sempat heboh,  hny hgg kini saya ga tau asal usulnya, jlhy dan pruntuk'y. Trus kmenag meniru Mal & Turki dg waiting list (WL) sjk 2004. Dg alasan utk pengktnlyn' dana bsr, yg mnrt mrk bisa dpo dgn cr WL. Pdaft dibuka spanj thn terus dn diputarkan dulu sblm wkt kbrngkatn dlm SUN, sukuk dan deposito (smua jngk pndk) hslnya itu utk mbiayai perbaikn lyn',  akom & trans di tn suci, tampaknya legit shg kmenag lupa diri. Antrean yg mkn pnjg disambut umat Islam yg berorientasi bisnis dr travel,  MT, pesantren, ustad, organ Islam bahkan mau dijadikan kpanjangan tgn krn diiming2i gratis utk terjun dibisnis (maaf rasanya mkn menjauh dr praktek ibadah) biro umroh haji, bergeserlah umat, yah drpd nunggu lama, umroh dulu.

Klo keadaan mayoritas umat Islam stidaknya di negeri ini sdh ckp sjhtera,  ya gpp, tp ggsan ini lbh krn manisnya keuntungan bisnis umroh. Dgn promosi ini adl ibadah, mplihatkan ksjhteraan umat, ga usah mikir panjang ms tunggu, rasakan umroh di bln ramadhan,  umat tergoda. Skali lagi: disaat mayoritas umat blm sjhtera kalangan mngh atas digoda, yg pntg sdh zakt, sdh sdkh, klo msh bnyk yg kkurangan bukan tggjwb kami lagi.
Lho?

Tdakkh kita ingin mlih umat ini kuat?  Bbs dr riba yg kini mkn mluas dan korbannya sdr kita juga, mgk jg kita, tertindas utk dpt pkrjaan yg lbh baik dan beribadah krn mayo kita cuma jd kary dan buruh bkn pemilik (ga ckp wkt 😄😄😄)

Umroh yg sbnrnya otomatis kita lalukan ktk haji,  skrg jadi brg mwh yg berkelas2,  jd trend umat yg merasa ingin beribadah sbaik2nya,
  niat pasti sdkt bnyk bergeser,  beli emas dubai,  beli karpet/ sjdah turki, kurma ajwa dll jd standar oleh2. Bgitulah liciknya setan membelokkn pandangan umat Islam, umat yg tersisa msh berpeluang msk surga!

Kita tahu segetol appn pmrth mjaring calhaj hgg 250 jt umat Islam Indonesia saat ini msk daftar tunggu, yg nikmati si Joko utk infrastruktur dan silicik itu sdh siapkn payung hukumnya!

Kuota haji kspakatan OKI, tiap thn hny 1/1000 orang yg berangkat atau kurang dr 10% dlm 1 abad alias seratus tahun! Klo muslim Indonesia skrg ada 200 jt, mk smpi th 2117 hny < 20 jt yg sempat haji. Itulah makna "Bagi yg mampu", begitu bnyk hambatan utk ditulis satupersatu. Niat dan ikhtiar menyisihkan dana seharusnya tak hrs disimpan Krmenag tp ttp disimpan direkg msg2, sdgkn dn utk perbaikan layanan atau utk byr dimuka akomodasi diatas 5 thn gunakan dana abadi umat yg terpisah dr BPIH yg diawasi dg ketat termasuk bgmn agar tidak susut,  Aceh saja bisa menambah living cost jamaahnya hsl dr aset bbrp ulama dan saudagar di tn suci yg diperuntukan al utk itu.

Tentu umroh yg sdh dipoles jd ibadah istimewa jd bisnis yg legit tp mengurangi potensi ekonomi umat utk mandiri. Carilah bisnis yg bisa menyedot uang para kafir utk kesejahteraan umat Islam.

Badan Statistik Saudi: Jumlah Keseluruhan Jemaah Haji 2016 Capai 1.862.909 Orang

(gomuslim). Badan Umum Statistik Saudi mengumumkan bahwa penghitungan jemaah haji telah berakhir pada Ahad, (11/09/2016). Lembaga ini telah mencatat jumlah jemaah haji seluruh dunia tahun ini mencapai 1.862.909 orang. Dari  sekian banyak jemaah, tercatat 1.325.372 orang merupakan jemaah dari luar Saudi adapun selebihnya merupakan jemaah dari Saudi.

Pada tahun ini, tercatat jumlah jemaah haji Saudi mencapai 537.537 orang dari ratusan ribu tersebut tidak semuanya warga Saudi. Berdasarkan informasi yang dilansir dari Ajel, jemaah haji Saudi terbagi menjadi dua kelompok, pertama, 207.425 orang jemaah haji Saudi merupakan pendatang yang bermukim di Saudi, selanjutnya, 230.112 jemaah lainnya merupakan warga negara Saudi.

Dengan adanya pembagian seperti ini, maka jumlah keseluruhan jemaah haji yang bukan warga Saudi adalah 1.692.417 orang. Sementara itu, berdasarkan jenis kelamin, jumlah jemaah haji pria mencapai 1.082.228 orang dan jemaah wanita 780.681 orang.

Penghitungan jemaah haji tahun ini dilakukan di sejumlah titik masuk Mekkah  yang mana pada tempat-tempat tersebut berdiri kantor pencatatan jemaah haji. Berdasarkan rute jalan yang ditempuh oleh jemaah untuk sampai ke Mekkah, maka persentase jemaah yang menempuh jalur Jeddah-Mekkah sebesar 35,5 %, jalur Sail-Mekkah sebesar 28,5%, jalur Madinah-Mekkah sebesar 21%, kemudian jemaah yang menempuh jalur Selatan-Mekkah dan Thaif-Mekkah sebesar 15%.

Berdasarkan pencatatan dari Badan Statistik Saudi, jumlah jemaah haji makin meningkat pada tiga hari terakhir sebelum wukuf di mulai tepatnya pada tanggal 7-9 Dzulhijjah. Adapun jumlah kendaraan yag mengangkut jemaah haji lokal tercatat sebanyak 29.169 unit.

Pencatatan yang dilakukan oleh lembaga statistik ini, melibat petugas yang memiliki keahlihan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat. Kebijakan ini ditetapkan karena, dalam pencatatan termasuk penyampaian informasi tidak ada upaya diskriminasi antara jemaah berkebutuhan khusus dan normal.

Jumlah jemaah haji tahun 2016 menurun dari tahun sebelumnya, pada tahun 2015 jumlah jemaah haji mencapai 1.952.817. Dengan demikian jumlah jemaah haji tahun ini menurun sebanyak 89.908 orang atau sebesar 0,04%. Penurunan ini disinyalir terjadi karena sejumlah jemaah haji ada yang menggagalkan keberangkatan, pemulangan karena tidak memiliki tashrih dan hal lainnya yang menyebabkan kegagalan keberangkatan haji. (fh/ajel)






Akibat Salah Pemahaman Tentang Umrah

Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri telah menetapkan dua direksi PT First Anugerah Karya Wisata (First Travel) sebagai tersangka.

Meraka adalah Andika Surachman sebagai Direktur Utama First Travel dan Anniesa Desvitasari sebagai direktur First Travel.

Dari hasil penyidikan, Bareskrim memperkirakan First Travel telah meraup keuntungan mencapai Rp 550 miliar.

Dana tersebut diduga berasal dari tindak pidana penipuan yang dilakukan terhadap sekitar 35 ribu jemaah yang telah melunasi pembayaran perjalanan ibadah umrah lewat jasa agen sejak 2015.

"Total jemaah yang telah melunasi 70 ribu, tapi sekitar 35 ribu tidak berangkat dengan berbagai alasan," ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak di kantor Bareskrim, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2017).

Lanjut dia, kalau dihitung kerugian, satu orang Rp 14,3 juta dikali 35 ribu maka kerugian mencapai Rp 550 miliar.

Angka tersebut didapatkan setelah polisi melakukan penghitungan antara biaya yang harus dibayar setiap jemaah untuk melakukan perjalanan ibadah umrah dengan total jemaah yang belum diberangkatkan.

Dari pemeriksaan awal, penyidik Bareskrim menelusuri berbagai rekening dan aset yang dimiliki tersangka.

Namun, berdasarkan sejumlah rekening yang telah diblokir, penyidik hanya menemukan uang sekitar Rp 1,3 juta.

"Yang kita blokir informasi penyidik sisa sudah Rp 1,3 juta. Tapi nanti akan kita cek yang lain," jelas Rudolf.

Dirinya mengungkapkan bahwa pihaknya akan melacak aliran dana pada rekening kedua tersangka.

"Kami akan melakukan tracking pada rekening-rekening, dana-dana yang kemudian lari ke mana, dan aset. Itu pasti kami lakukan dan perkembangan akan diberitahukan," tambah Herry.

Polisi membuka peluang adanya tersangka baru dari kasus dugaan penipuan penyedia jasa perjalanan umrah, First Travel.

"Ya Pasti. Kan kalau kasus (usaha) yang dilakukan secara bersama-sama biasanya ada yang nyuruh ada yang ikut serta, ini akan ada perkembangan," ujar Rudolf.

Herry mengungkapkan bahwa kasus ini bermula dari seminar tentang umrah yang diadakan First Travel.

Dalam seminar tersebut pihak First Travel menawarkan peserta untuk menjadi agen.

"Dalam perjalanan ternyata animo masyarakat cukup besar bahkan dia sempat merekrut agen-agen," jelas Harry.

Agen tersebut kemudian merekrut jamaah itu bisa mencapai 1000 agen namun yang aktif 500 agen.

Agen-agen ini yang mencari jamaah dan menemukan jamaah lalu bertransaksi dengan First Travel.

"Mereka menawarkan paket perjalanan umroh dengan macam-macam paket." tambahnya.

Paket satu disebut paket promo umroh, kedua paket reguler, dan ketiga paket VIP.

Paket promo itu mereka promosikan dengan harga Rp 14,3 juta per jamaah, paket reguler Rp 25 juta dan paket VIP 54 juta.

Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari ditangkap di kompleks perkantoran kemenag RI setelah melaksanakan konferensi pers pada Rabu, 8 Agustus 2017 pukul 14.00 WIB.
Sebelum melakukan penangkapan, polisi melakukan pendalaman terhadap 11 saksi yang terdiri dari agen dan jamaah.

Th 1998 kami pergi haji byr thn H ybs lgs berangkat di musim haji thn H yg sama, wkt pendaftaran terbatas.

Thn 2013 kami sdh terpaksa ikut daftar tunggu menabung sjk 2009, stlh ckp 20 jt,  tab dipindah ke rekg a/n Menag lalu dpt no porsi yi no urut keberangkatan.

Jlh jamaah jd membludak melebihi kuota krn pendaftaran dibuka sepanjang tahun. Shg umat Islam yg termakan logika busuk pemerintah ber-lomba2 setor lbh 2/3 BPIH thn setor utk dpt no porsi. Bg pemeritah yg ptg lbh 2/3 BPIH sdh dlm penguasaan mrk dhi Rekg Menag, jamaah maju kena mundur kena.

Cuma Joko Super Gila. Yg tadinya hny diinvestasi ke SUN, Sukuk dan Deposito (jangka pendek)  dengan alasan aman dan pemerintah butuh dana utk investasi jangka panjang, al utk infrastruktur - toh masa tunggu sdh diatas 10 tahun, selain itu pemerintah perlu biaya untuk perbaikan layanan dll yg biayanya didapat dr hsl investasi tadi. Padahal antrean panjang mereka juga yg bikin dg membuka pendaftaran sepanjang tahun!
Sebenarnya biaya utk itu bisa dibiayai dr dana abadi umat yg terpisah dr BPIH.

Jd sebenarnya pun pemerintah ga punya alasan menahan uang calon jamaah dengan membuka pendaftaran sepanjang tahun yg memang tujuannya krn pemerintah tergiur dgn besarnya potensi. Seharusnya mereka hny buka pendaftaran sekitar 1 bln saja dlm 1 musim haji.
Mrk berdalih sistem lama banyak kecurangan, anehnya bukan sistem kontrol yg dibenahi tp justru mendorong umat buru2 daftar agar no porsinya ga semakin jauh. Setelah setoran itu calon jamaah sdh terikat spt kerbau dicocok hidungnya. 😈😈😈

Tidak ada komentar:

Posting Komentar