Catherine McGrath, Editor Politik, Australia Network
Dengan hari yang menentukan tinggal beberapa hari lagi, kampanye pemilu di Malaysia menunjukkan peningkatan aktivitas, dan negara bagian Johor, tempat kelahiran partai dominan dalam politik negara tersebut, United Malays National Organisation (UMNO), bisa jadi merupakan barometer awal hasil akhir pemilu.
Pada hari Minggu, rakyat Malaysia akan memberikan suara mereka setelah kandidat-kandidat melakukan kampanye besar-besaran di seluruh negara, dari Sarawak dan Sabah di Borneo, dan dari ujung Penang ke Johor.
Para analis setuju bahwa koalisi berkuasa, Barisan Nasional (BN), belum pernah harus mendapatkan persaingan sebesar saat ini untuk memegang pemerintahan di Malaysia.
BN mengatakan memiliki keyakinan menang, tapi mengakui pihak oposisi telah menyebabkan tekanan yang besar secara lebih terorganisir.
Analis pemilu mengatakan saat ini belum pasti siapa yang akan keluar sebagai pemenang.
Perdana Menteri Najib Razak mendorong untuk kontinuitas di Malaysia.
"Pesan kami kepada rakyat Malaysia adalah: lihat sebanyak apa yang telah kami lakukan selama empat tahun terakhir. Kalau Anda memberi mandat, saya ingin meyakinkan Anda bahwa kami akan lebih baik lagi selama lima tahun ke depan," katanya.
Melalui jejaring sosial, Najib Razak menyatakan pentingnya negara bagian Johor, di mana partainya sendiri mendapat tekanan besar dari pihak oposisi, Pakatan Rakyat.
Jalan yang moderat di Johor telah sukses selama ini. Mari kita terus rengkuh sukses ini untuk perjuangan kita untuk Malaysia - Najib Razak (@NajibRazak)
Sedangkan pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim, mengatakan dia sangat terdorong oleh meningkatnya semangat publik, dan mengatakan kepada para calon pemilih bahwa sebuah kesadaran baru sedang dibangun di Malaysia.
Mari kita bekerja sebagai sebuah tim, satu keluarga Malaysia bekerja sama untuk membuat bangsa ini menjadi bangsa yang hebat - Anwar Ibrahim (@anwaribrahim)
Tiga belas juta pemilih Malaysia terdaftar dalam pemilihan yang akan diadakan pada tanggal 5 Mei, dan 20 persen di antara mereka adalah pemilih pertama kali.
Biaya hidup, hukum pajak, kesempatan mendapat pendidikan, layanan kesehatan adalah topik-topik utama, di luar kemajuan ekonomi negara dan keinginan akan liberalisasi politik dan sosial.
Barisan Nasional
Foto: Najib Razak telah menjadi Perdana Menteri Malaysia sejak 2009 (AFP: Nicholas Kamm, file photo)
Partai-partai Koalisi Barisan Nasional
- United Malays National Organisation (UMNO)
- Malaysian Chinese Association (MCA)
- Malaysian Indian Congress (MIC)
- Parti Pesaka Bumiputera Bersatu (PBB)
- Sarawak United People’s Party (SUPP)
- Parti Gerakan Rakyat Malaysia (GERAKAN)
- Peoples Progressive Party (PPP)
- Liberal Democratic Party (LDP)
- Parti Bersatu Rakyat Sabah (PBRS)
- United Pasokmomogun Kadazandusun Murut Organisation (UPKO)
- Parti Bersatu Sabah (PBS)
- Sarawak Progressive Democratic Party (SPDP)
- Parti Rakyat Sarawak (PRS)
Koalisi Barisan Nasional dipimpin oleh Perdana Menteri Najib Razak. Dia menerbitkan manifesto partainya "Janji Harapan" pada tanggal 6 April. Manifesto tersebut menjanjikan peningkatan dukungan finansial bagi keluarga dan fokus atas pengembangan ekonomi negara.
Perdana Menteri berkuasa ini juga telah memperluas kebijakan sosial BN untuk memberi respons atas keinginan perubahan sosial di Malaysia. Contohnya, dia mendorong keterlibatan yang lebih besar dari kaum perempuan dalam koalisi dan mengakui keinginan untuk lebih banyak kebebasan dari kalangan muda Malaysia.
Manifesto tersebut menulis bahwa "pemuda kita saat ini adalah dua per tiga populasi dan suara mereka tidak bisa diabaikan."
Saat ini ada perbedaan antara anggota Barisan Nasional tentang seperti apa dan secepat apa strategi liberalisasi koalisi tersebut diberlakukan.
Pakatan Rakyat
Foto: Oposisi dipimpin oleh mantan Wakil Perdana Menteri dan mantan anggota UMNO, Anwar Ibrahim. (Dean Lewins, file photo: AAP)
Anggota koalisi Pakatan Rakyat
- Parti Keadilan Rakyat (PKR)
- Democratic Action Party (DAP)
- Parti Islam Se-Malaysia (PAS)
Koalisi Oposisi Pakatan Rakyat dipimpin oleh mantan wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.
Koalisi tersebut beranggotakan partai-partai yang mengusung filsafat dan kaum etnis yang berbeda-beda dan bersatu dalam isu-isu politik etnisitas Malaysia.
Sebagai sebuah kelompok pada tingkat federal/nasional, mereka belum pernah diuji sebagai sebuah unit politik yang memiliki pijakan politik yang terperinci dan disetujui semua pihak koalisi.
Anwar Ibrahim adalah kepala Parti Keadilan Rakyat (PKR).
Termasuk dalam kelompok ini adalah Democratic Action Party (DAP) yang merupakan partai oposisi tertua di Malaysia. DAP adalah partai yang beranggotakan orang-orang dari etnisitas yang berbeda-beda dengan konstituen utama keturunan Tionghoa di Malaysia.
Dan Parti Islam Se-Malaysia (PAS) adalah partai yang mendukung Islamisasi kehidupan politik di Malaysia.
Partai-partai lainnya
- Parti Maju Sabah
- Parti Reformasi Negeri
- Human Rights Party Malaysia
Pada pemilihan sebelumnya, BN menghadapi yang disebut sebagai 'tsunami pemilu' ketika dukungan atas pihak oposisi meningkat pesat dalam beberapa hari terakhir. Dalam pemilihan tersebut, BN kehilangan posisi mayoritas dua per tiga parlemen federal, tapi cukup mendapat suara untuk kembali menduduki tampuk kekuasaan.
Saat ini, menurut Dr Amrita Malhi dari Hawke Research Institute di University of South Australia "pemilu ini berada di ujung tanduk."
"Antisipasi terus meningkat. Ini adalah kontes politik terpanas yang pernah disaksikan rakyat Malaysia," katanya.
Bersih
Foto: Pendukung pergerakan 'Bersih' yang mendorong reformasi pemilihan umum di Malaysia berkumpul di Dataran Bandarraya, Johor Bahru, Johor, pada tanggal 28 April 2012 (Reuters: David Loh)
Selama beberapa tahun terakhir ini sebuah pergerakan akar rumput 'Bersih' telah mengalami pertumbuhan pesat. Pendukung mereka, dengan baju berwarna kuning, telah mengadakan beberapa demonstrasi besar-besaran.
'Bersih' mengatakan daftar pemilihan umum Malaysia tidak akurat dan harus diperbaiki.
Dalam situs internetnya, Bersih mendaftarkan perubahan yang mereka inginkan untuk Malaysia:
- Daftar pemilihan dipenuhi dengan informasi yang tidak jelas, seperti terdaftarnya orang yang telah meninggal dunia dan orang-orang yang terdaftar dalam alamat yang tidak ada.
- Daftar pemilihan ini harus diperbaiki dengan data terbaru untuk menghapuskan 'pemilih siluman' ini.
- Rakyat Malaysia memiliki hak untuk daftar pemilih yang merupakan cerminan akurat dari populasi pemilih di negara tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar