Skenario PRU13 (Pilihan Raya Umum ke-13)
REPUBLIKA.CO.ID, Rakyat Malaysia akan memilih pemimpin pada Pemilu ke-13 pada Ahad (5/5) ini. Komposisi kursi di parlemen akan menentukan siapa pemangku pemerintahan selanjutnya dan pengisi tampuk Perdana Menteri. Berikut beberapa prediksi yang dilansir dari the Strait Times soal pemilu di Negeri Jiran.
Kemenangan mutlak pemerintah
'Skenario terbaik' dalam Pemilu Malaysia ke-13 adalah Barisan Nasional meraih dua per tiga mayoritas kursi parlemen dengan memenangkan setidaknya 148 dari 222 kursi. Skenario ini akan membawa mereka kembali menduduki posisi dominan yang hilang pada 2008. Saat itu, Barisan Nasional membiarkan perubahan untuk konstitusi federal.
Perdana Menteri Najib Razak pun akan tetap aman jika Barisan Nasional dapat meraih minimal 140 kursi di parlemen. Memenangkan empat negara dari tangan oposisi akan menjadi bonus. Kemenangan mutlak Datuk Seri Najib akan menghadapi UMNO (United Malays National Organization) yang sedang mundur.
Kemenangan tipis
Jika Barisan Nasional mampu menang setidaknya 130 kursi, Najib akan menghadapi tantangan dari Partai UMNO.
Kesuksesan mantan Perdana Menteri Abdullah Badawi akan menjadi dasar untuk mendorong Barisan Nasional memperbaiki. Dia akan menghadapi kontes partai tahun ini. Deputi Perdana Menteri Muhyiddin Yasin akan menjadi penantang utama. Najib akan tetap mendorong reformasi.
Kemenangan oposisi
Ini akan menjadi sejarah Malaysia karena pemerintah tidak pernah berubah sejak 1957. Pakatan Rakyat (PR) dilahirkan dengan menggabungkan antara Partai Islam Se-Malaysia (PAS), Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan Partai Aksi Demokrasi (DAP).
Meski sudah berdiri sejak lima tahun lalu, masih ada isu yang belum dibereskan. Termasuk pertanyaan siapa yang akan menjadi Perdana Menteri jika memenangkan Pemilu. Pada satu waktu, pemimpin oposisi Anwar Ibrahim memiliki karisma sebagai mantan deputi perdana menteri.
Akan tetapi, sejak tahun lalu, faksi konservatif dari PAS menginginkan Hadi Awang untuk menjadi kandidat Perdana Menteri. PAS sudah mendapatkan PKR sebagai peran saudaranya dan melihat posisi dominan.
PR telah mengesampingkan pertanyaan ini untuk saat ini, mengatakan itu perlu terlebih dahulu memenangkan pemilihan. Anwar mengatakan kandidat akan diputuskan secara konsensus oleh PR, sedangkan Datuk Seri Hadi mengatakan orang tersebut harus bisa diterima semua orang Malaysia, Muslim dan non-Muslim.
Pemenang Tak Akan 'Populer'
Entah Barisan Nasional (BN) atau Pakatan Rakyat (PR) menang dengan margin yang sangat sempit, dalam sebuah skenario di mana pemenang mungkin tidak benar-benar telah memenangkan suara populer.
Kemungkinan ini semakin besar dengan sistem first-past-the-post Malaysia dan sistem pemilu dengan konstituen yang tidak sama-berukuran. Pada tahun 2008, BN hanya meraih 51 persen suara populer tetapi hanya meraih 63 persen dari seluruh kursi di parlemen.
Jika kedua sisi memenangkan pemilu tanpa mengamankan suara rakyat, ini akan menimbulkan pertanyaan tentang legitimasi moral dan menciptakan ketidakstabilitan karena pemerintah ragu-ragu.
Sebuah margin dekat - sekitar 20 kursi memisahkan kedua belah pihak - akan membuat sulit pemerintahan yang tidak stabil. Pasalnya, pembelotan dapat dengan cepat mengirim pemerintahan baru menjatuhkan.
Dalam skenario seperti itu, pihak atau seluruh anggota parlemen individu dapat 'menyeberang' jika pihak lain membuat tawaran yang lebih baik, khususnya, untuk Sabah dan Sarawak.
Bayang-bayang tsunami politik di Malaysia
Terbaru 3 Mei 2013 - 23:09 WIB
Najib Minta Dukungan Warga India Malaysia
Bazuki Muhammad/Reuters
Seperti yang dilansir bernama.com, Najib mengatakan, setiap suara untuk Barisan Nasional (BN) yang diberikan masyarakat India, akan kian memastikan kebaikan posisi bagi partai gabungan itu. ''Saya lakukan pendekatan secara pribadi kepada masyarakat India, untuk memberikan satu mandat yang besar. Yaitu, mendukung BN dan memberikan kepercayaan pada saya,'' ujar Najib, Sabtu (4/5).
Menurut Najib, satu suara yang diberikan untuk BN merupakan satu suara tambahan untuk dirinya. Satu suara warga untuk dirinya itu, maka ialah suara yang mengantarkan sebuah masa depan bagi masyarakat India dan seluruh negara Malaysia.
''Anda yakin kepada saya, anda memiliki kepercayaan kepada saya, dan berikan saya satu mandat yang besar. Saya akan membuktikan janji kepada masyarakat India dan negara,'' kata Najib, saat menyampaikan sambutan di hadapan 20 ribu orang dalam majelis peresmian Karnaval Kewirausahawanan Masyarakat India anjuran Kementerian Perdagangan Perniagaan dan Perindustrian India Malaysia (MAICCI), yang berlangsung di Padang Chetty, Jumat (3/5) malam.
Ia menjelaskan, sejak menjabat menjadi PM Malaysia, Najib pun telah mengerahkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan taraf sosioekonomi masyarakat India dan Malaysia. Ia turut mengingatkan, agar masyarakat terus mendukung BN, partai yang mengusung namanya. Ia berharap, agar masyarakat tidak memberikan suara mereka untuk partai oposisi yang dinilainya tak punya gebrakan untuk pembangunan warga India.
Reporter : Alicia Saqina |
Redaktur : Dewi Mardiani |
Gempar....petugas pemerhati pilihanraya dari Pakatan Rakyat menangkap warga Myanmar dan Bangladesh krn cuba memasuki tempat pengundian di Petaling Jaya (dipercayai pengundi hantu)
Gempar....dua warga Indonesia larikan diri setelah di belasah di tempat pengundia SJKC Rasa Kuala Kubu Bharu.dipercayai pengundi hantu.
Hidup Anwar Ibrahim.....hancurlah BN dan UMNO.United Malays National Organization..
Anwar Ibrahim Bakal Berjaya Di Pemilu Malaysia?
INILAH.COM, Kuala Lumpur – Pemimpin kelompok oposisi Malaysia Anwar Ibrahim opitimistis bisa memenangkan pemilihan umum pada Minggu (5/5/2013) ini. Inilah hari-hari penentuan nasib Anwar dalam politik Malaysia tatkala usianya menginjak 66 tahun.
Anwar Ibrahim lahir di Sungai Bakap, Seberang Perai Selatan, Pulau Pinang, Malaysia, 10 Agustus 1947. Kubu Anwar dibayangi kekhawatiran akan kecurangan pemilu yang dilakukan Barisan Nasional pimpinan PM Najib Razak untuk mempertahankan kekuasaan.
Harian The National di Kuala Lumpur kemarin melaporkan, Anwar berjanji akan mengatasi masalah yang telah berurat akar selama ini seperti korupsi dan diskriminasi ras.
Tiga belas juta pemilih Malaysia terdaftar dalam pemilihan yang akan diadakan pada 5 Mei ini dan 20 persen di antara mereka adalah pemilih pemula (pertama kali).
Anwar berjanji menghapus korupsi dan politik berbasis ras yang menghambat pertumbuhan. Sudah puluhan tahun politik berdasarkan ras di Malaysia mengembangbiakkan korupsi dan menghambat pertumbuhan.
Aliansi oposisi tiga partai yang dipimpin mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengatakan politik seperti itu tidak boleh menjadi kebiasaan di Malaysia, dimana kebijakan-kebijakan aksi afirmatif yang lebih condong pada mayoritas Melayu dalam bisnis, pekerjaan dan pendidikan telah mempolarisasi negeri itu dan menekan daya saing ekonomi.
Meskipun Anwar mengakui ada pertumbuhan ekonomi yang kuat pada dekade lalu, tokoh oposisi itu menyatakan biaya hidup naik di ekonomi terbesar ketiga Asia Tenggara, melampaui kenaikan upah. Negara ini tertinggal jauh di belakang banyak negara Asia lain, seperti Taiwan dan Korea Selatan, karena politik berbasis ras ini telah memicu kepergian orang-orang pintar ke luar negeri. Korupsi endemik, dan pemerintah mengalami defisit anggaran selama 15 tahun terakhir, dan memperbesar utang nasional.
Manifesto pemilunya mengatakan aliansi ini akan mengakhiri monopoli di berbagai sektor seperti telekomunikasi, beras dan gula yang membuat harga menjadi tinggi. Mereka akan meninjau konsensus pemerintah yang mencurigakan, menghilangkan biaya tol jalan raya, memotong pajak untuk mobil-mobil murah dan memberi kebebasan sipil.
“Bagaimanapun, pemilu Malaysia kali ini menawarkan kemungkinan transisi kekuasaan politik. Kampanye akan bergantung pada siapa yang bisa menyampaikan reformasi yang lebih tulus dan elemental dan yang akan memberi mereka kesepakatan yang lebih baik,” kata Bridget Welsh, pakar ilmu politik di Singapore Management University.
Di masa lalu, kubu politik Anwar yakni Pakatan Rakyat telah mendapat perolehan penting pada pemilu 2008, ketika mereka memenangkan lebih dari sepertiga kursi di parlemen sovereign dan mendominasi di beberapa negara bagian. Hal ini menjadi pukulan terbesar bagi koalisi Barisan Nasional Perdana Menteri Najib Razak sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1975 dan mendorong ketidakpuasan tentang korupsi serta diskriminasi rasial dan agama.
Dalam pemilu 5 Mei ini, menjadi pertanyaan apakah Pakatan Rakyat akan mendapat dukungan besar mayoritas rakyat atau justru kembali kalah oleh kubu pemerintah?
Jika pemilu jujur dan adil, para analis politik meyakini gabungan tiga partai oposisi yang dipimpin Anwar Ibrahim, bakal mampu menggulingkan koalisi penguasa Barisan Nasional yang telah berkuasa selama 56 tahun sejak Malaysia merdeka. Jika Anwar menang, kata cendekiawan Muslim Yudi Latif, hal itu pertanda di Malaysia perubahan telah datang. [berbagai sumber]
Malaysia hadapi Pemilu yang tak biasa
Kamis, 29 November 2012 14:44 WIB | 1594 Views
..kita akan bekerja untuk memenangi kepercayaan setiap warga Malaysia, kita akan mengetuk setiap pintu.."
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang partainya tengah menghadapi tantangan paling serius dalam hampir 50 tahun kekuasaannya, mengatakan bahwa Pemilu mendatang akan menjadi Pemilu yang tidak biasa.
Menghadapi oposisi yang tangguh dan meningkatnya tekanan untuk melakukan perubahan, pada kongres tahunan United Malays National Organization (UMNO), Najib mengatakan Pemilu kali ini adalah titik terpenting dalam sejarah bangsa Malaysia.
"Kita akan bersaing di setiap suara, kita akan bekerja untuk memenangi kepercayaan setiap warga Malaysia, kita akan mengetuk setiap pintu (rumah warga), kita akan membuka setiap jalur harapan," katanya kepada peserta kongres UMNO itu.
"Pemilihan Umum ke-13 ini bukanlah pemilu yang biasa. Ini akan menentukan nasib bangsa dan rakyat," sambungnya seperti dikutip AFP.
Najib akan menghadapi Pemilu pertengahan 2013 melawan kubu aliansi oposisi pimpinan Anwar Ibrahim yang pernah menjabat wakil perdana menteri dan mantan bintang UMNO yang didepak pada 1998 setelah berselisih dengan mantan pemimpin Malaysia Mahathir Mohammad.
Najib (59) yang partainya berkuasa sejak kemerdekaan Malaysia pada 1957, akan menghadapi ujian di kotak suara dalam hubungannya dengan posisi perdana menteri.
Dia memangku jabatan perdana menteri pada 2009 ketika pendahulunya terjungkal menyusul hasil pemilu yang memalukan di mana koalisi Barisan Nasional pimpinan UMNO mendapat hasil suara terburuk selama lima dekade kekuasannya.
Sedikit sekali analis politik yang mempredksikan aliansi oposisi bakal memiliki peluang besar untuk memenangi pemilu.
Tapi Najib akan menghadapi tantangan kepemimpinan jika koalisasinya gagal meraih kembali mayoritas 2/3 kursi parlemen yang hilang pada 2008, atau kehilangan basis dukungan.
Dia dipaksa untuk menggali banyak dukungan publik dengan menggadangkan dirinya sebagai sosok reformis dengan memberangus aturan-aturan represif yang dapat merugikan posisinya, selain juga dengan menawari bonus kepada warga serta kenaikan gaji PNS.
Dia juga akan menjual kuatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang mengalami ekspansi 5,5 persen pada kuartal terakhir, di tengah lesunya ekonomi Eropa dan Amerika yang menjadi pasar utama Malaysia.
Sosok reformis Najib tergerus menyusul reaksi keras pemerintah terhadap gelombang protes April lalu di Kuala Lumpur yang dilakukan puluhan ribu orang yang menyeru reformasi sistem pemilu yang dituduh mereka pro-pemerintah.
Kekerasan pecah antara demonstran dan polisi yang dikabarkan bertindak brutal. Banyak warga Malaysia geram atas tindakan brutal pemerintah dalam menangani demonstran saat itu.
Tapi di bawah kekuasaan otoriter Barisan Nasional, Malaysia yang multietnis menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang paling stabil dan makmur.
Namun para analis menyatakan koalisi pemerintah bakal menghadapi tekanan yang terus meningkat akibat tangan besi pemerintah, sementara Internet telah menaikkan upaya rakyat Malaysia dalam mencari informasi dan pandangan-pandangan yang lain dari versi pemerintah. (*)
Menghadapi oposisi yang tangguh dan meningkatnya tekanan untuk melakukan perubahan, pada kongres tahunan United Malays National Organization (UMNO), Najib mengatakan Pemilu kali ini adalah titik terpenting dalam sejarah bangsa Malaysia.
"Kita akan bersaing di setiap suara, kita akan bekerja untuk memenangi kepercayaan setiap warga Malaysia, kita akan mengetuk setiap pintu (rumah warga), kita akan membuka setiap jalur harapan," katanya kepada peserta kongres UMNO itu.
"Pemilihan Umum ke-13 ini bukanlah pemilu yang biasa. Ini akan menentukan nasib bangsa dan rakyat," sambungnya seperti dikutip AFP.
Najib akan menghadapi Pemilu pertengahan 2013 melawan kubu aliansi oposisi pimpinan Anwar Ibrahim yang pernah menjabat wakil perdana menteri dan mantan bintang UMNO yang didepak pada 1998 setelah berselisih dengan mantan pemimpin Malaysia Mahathir Mohammad.
Najib (59) yang partainya berkuasa sejak kemerdekaan Malaysia pada 1957, akan menghadapi ujian di kotak suara dalam hubungannya dengan posisi perdana menteri.
Dia memangku jabatan perdana menteri pada 2009 ketika pendahulunya terjungkal menyusul hasil pemilu yang memalukan di mana koalisi Barisan Nasional pimpinan UMNO mendapat hasil suara terburuk selama lima dekade kekuasannya.
Sedikit sekali analis politik yang mempredksikan aliansi oposisi bakal memiliki peluang besar untuk memenangi pemilu.
Tapi Najib akan menghadapi tantangan kepemimpinan jika koalisasinya gagal meraih kembali mayoritas 2/3 kursi parlemen yang hilang pada 2008, atau kehilangan basis dukungan.
Dia dipaksa untuk menggali banyak dukungan publik dengan menggadangkan dirinya sebagai sosok reformis dengan memberangus aturan-aturan represif yang dapat merugikan posisinya, selain juga dengan menawari bonus kepada warga serta kenaikan gaji PNS.
Dia juga akan menjual kuatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang mengalami ekspansi 5,5 persen pada kuartal terakhir, di tengah lesunya ekonomi Eropa dan Amerika yang menjadi pasar utama Malaysia.
Sosok reformis Najib tergerus menyusul reaksi keras pemerintah terhadap gelombang protes April lalu di Kuala Lumpur yang dilakukan puluhan ribu orang yang menyeru reformasi sistem pemilu yang dituduh mereka pro-pemerintah.
Kekerasan pecah antara demonstran dan polisi yang dikabarkan bertindak brutal. Banyak warga Malaysia geram atas tindakan brutal pemerintah dalam menangani demonstran saat itu.
Tapi di bawah kekuasaan otoriter Barisan Nasional, Malaysia yang multietnis menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang paling stabil dan makmur.
Namun para analis menyatakan koalisi pemerintah bakal menghadapi tekanan yang terus meningkat akibat tangan besi pemerintah, sementara Internet telah menaikkan upaya rakyat Malaysia dalam mencari informasi dan pandangan-pandangan yang lain dari versi pemerintah. (*)
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2012
Anak Muda Tentukan Hasil Pemilu Malaysia, Mampukah Barisan Nasional Bertahan
@IRNewscom I Kuala Lumpur: SUARA anak-anak muda akan memenentukan hasil Pemilu di Malaysia. Anak-anak muda negeri Jiran ini mulai tertarik dengan politik, ketika oposisi berhasil mengurangi kursi mayoritas partai Barisan Nasional di pemilu 2008.
Kesuksesan ini, membuat ketertarikan anak-anak muda terhadap politik makin besar. Saat ini anak-anak muda tersebut, bisa menentukan hasil pemungutan suara pemilu Malaysia yang digelar pada 5 Mei nanti. Jumlah pemilih muda, yang untuk pertama kalinya mencoblos di pemilu, tidak kurang dari 2,6 juta.
Ibrahim Suffian, direktur lembaga jajak pendapat Merdeka Center, mengatakan jumlah pemilih yang berusia di bawah 30 dan 40 tahun telah menembus angka 50 persen. "Jumlah mereka yang sangat besar ditambah dengan akses mereka ke internet bisa mengurangi kekuatan Barisan Nasional dalam mempengaruhi pilihan dalam pemilu," kata Suffian kepada BBC Indonesia, Rabu (01/05).
Oposisi mengatakan pemilih baru bisa menjadi 'Faktor X'. Mereka akan membantu mengantarkan oposisi menyingkirkan Barisan Nasional untuk pertama kalinya sejak Malaysia merdeka pada 1957.
Barisan Nasional, partai pemerintah itu juga berupaya merangkul suara anak-anak muda. "Saya tahu apa yang diinginkan anak-anak muda. Mereka ingin perubahan," kata Bukhairy, mahasiswa di Universitas Malaya, kepada kantor berita Reuters.
Khairani Razak, mahasiswa di kampus yang sama, juga menegaskan keinginan anak-anak muda melihat perubahan mendasar di Malaysia. Menurut jajak pendapat, anak-anak muda berusia 20-30 tahun adalah kelompok yang paling tidak puas dengan kinerja pemerintah.
Sementara survei yang dilakukan Universitas Malaya pada Januari lalu menunjukkan 52 persen anak-anak muda mendukung aliansi oposisi, Pakatan Rakyat.
"Hal-hal yang dianggap penting bagi mereka adalah transparansi, tata kelola pemerintahan yang baik, dan korupsi," kata James Chin, pemerhati politik dari Universitas Monash Malaysia. Di sektor-sektor ini kinerja pemerintah dianggap tidak memuaskan.
PM Najib Razak mencoba menaikkan citra di kalangan anak-anak muda dengan aktif di sosial media Twitter. Barisan Nasional juga beberapa kali menggelar konser gratis, antara lain dengan mendatangkan bintang internasional seperti Psy dari Korea Selatan.
Oposisi sementara itu berupaya menggaet suara dengan menjanjikan kuliah gratis. Genderang perang memperebutkan suara pemilih muda sudah ditabuh dan di tangan mereka arah sejarah mereka bisa ditentukan.[*]
Kesuksesan ini, membuat ketertarikan anak-anak muda terhadap politik makin besar. Saat ini anak-anak muda tersebut, bisa menentukan hasil pemungutan suara pemilu Malaysia yang digelar pada 5 Mei nanti. Jumlah pemilih muda, yang untuk pertama kalinya mencoblos di pemilu, tidak kurang dari 2,6 juta.
Ibrahim Suffian, direktur lembaga jajak pendapat Merdeka Center, mengatakan jumlah pemilih yang berusia di bawah 30 dan 40 tahun telah menembus angka 50 persen. "Jumlah mereka yang sangat besar ditambah dengan akses mereka ke internet bisa mengurangi kekuatan Barisan Nasional dalam mempengaruhi pilihan dalam pemilu," kata Suffian kepada BBC Indonesia, Rabu (01/05).
Oposisi mengatakan pemilih baru bisa menjadi 'Faktor X'. Mereka akan membantu mengantarkan oposisi menyingkirkan Barisan Nasional untuk pertama kalinya sejak Malaysia merdeka pada 1957.
Barisan Nasional, partai pemerintah itu juga berupaya merangkul suara anak-anak muda. "Saya tahu apa yang diinginkan anak-anak muda. Mereka ingin perubahan," kata Bukhairy, mahasiswa di Universitas Malaya, kepada kantor berita Reuters.
Khairani Razak, mahasiswa di kampus yang sama, juga menegaskan keinginan anak-anak muda melihat perubahan mendasar di Malaysia. Menurut jajak pendapat, anak-anak muda berusia 20-30 tahun adalah kelompok yang paling tidak puas dengan kinerja pemerintah.
Sementara survei yang dilakukan Universitas Malaya pada Januari lalu menunjukkan 52 persen anak-anak muda mendukung aliansi oposisi, Pakatan Rakyat.
"Hal-hal yang dianggap penting bagi mereka adalah transparansi, tata kelola pemerintahan yang baik, dan korupsi," kata James Chin, pemerhati politik dari Universitas Monash Malaysia. Di sektor-sektor ini kinerja pemerintah dianggap tidak memuaskan.
PM Najib Razak mencoba menaikkan citra di kalangan anak-anak muda dengan aktif di sosial media Twitter. Barisan Nasional juga beberapa kali menggelar konser gratis, antara lain dengan mendatangkan bintang internasional seperti Psy dari Korea Selatan.
Oposisi sementara itu berupaya menggaet suara dengan menjanjikan kuliah gratis. Genderang perang memperebutkan suara pemilih muda sudah ditabuh dan di tangan mereka arah sejarah mereka bisa ditentukan.[*]
Pengancam Pemilih di Pemilu Malaysia Berhasil Diidentifikasi
AP Photo/Vincent Thian
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Polisi Malaysia, Kamis, telah mengidentifikasi sejumlah kelompok yang didukung beberapa elit yang mengancam pemilih dan memaksa mereka memberikan suara untuk partai tertentu dalam Pemilihan Umum 5 Mei.
Direktur Federal CID Kepolisian Malaysia Komisioner Datuk Seri Mohd Bakri Zinin mengatakan beberapa orang sudah dipanggil, termasuk sejumlah elit politik, untuk diambil keterangannya.
"Jika aksi semacam ini masih terjadi, kami akan menahan orang-orang yang mengancam warga," katanya seperti dikutip the Star, Kamis (2/5).
Mohd Bakri mengatakan pihaknya telah membentuk gugus tugas untuk memantau kejahatan terkait pemilu, terutama aksi premanisme.
"Kami mendapati bahwa para preman ini bukan hanya menyasar orang-orang dalam kampanye namun juga mendatangi rumah-rumah," katanya. "Kami tidak akan menolerir pelanggaran hukum seperti ini," katanya.
Sejak hari pencalonan dibuka, polisi sudah mencatat 3.079 kasus pelanggaran hukum terkait Pemilu, 101 kasus di antaranya mengarah pada penahanan. "Sebanyak 20 orang sudah ditahan atas berbagai pelanggaran pemilu," katanya.
Sebagian besar kasus berupa sabotase, termasuk pembakaran dan perusakan bendera serta spanduk," kata Bakri seraya menambahkan bahwa ada 86 kasus kampanye yang dilakukan tanpa izin.
Komisioner Mohd Bakri menegaskan polisi memiliki kekuatan yang mencukupi untuk menjamin proses pengambilan suara berjalan lancar dan damai.
Sementara pejabat sekretariat IGP Asst Comm Ramli Mohamed Yusof mengatakan polisi juga menemukan sebuah kasus sekelompok orang mengaku-aku sebagai petugas Komisi Pemilihan Umum (SPR) di Batu Pahat pada Rabu malam.
"Orang-orang ini mencegah partai tertentu untuk melakukan kampanye. Kami akan menyelidiki lebih lanjut untuk mengidentifikasi tersangka," katanya.
Redaktur : Djibril Muhammad |
Sumber : Antara |
Jelang Pemilu, PM Malaysia Galau Kalau Kekuatan Mayoritas Di Parlemen Berkurang
[KUALA LUMPUR] Pemimpin Malaysia memperingatkan bahwa reformasi tidak bisa dilakukan dalam satu malam, sambil mengingatkan bahwa ekonomi negara itu bisa mundur jika kelompok yang berkuasa tidak memenangkan suara mayoritas mutlak.
Perdana Menteri Najib Razak mengingatkan bahwa berkurangnya kekuatan mayoritas di parlemen akan memperlemah upaya yang sedang dia lakukan untuk mengurangi defisit anggaran, meningkatkan investasi, dan bahkan berisiko membuat dia kehilangan jabatan.
“Sebuah pemerintahan yang kuat kami butuhkan untuk mempercepat proses transformasi negara ini,” kata Najib yang juga merangkap sebagai menteri keuangan. Malaysia kini sedang bersiap menggelar pemilihan umum paling lambat bulan depan.
“Pemerintahan yang lemah artinya instabilitas dan ketidakpastian. Dan akan mengakibatkan negara sakit dalam skenario lima tahun mendatang, mengingat situasi ekonomi di luar yang akan berada antara lemah dan agak tidak menentu,” katanya.
Sambil mencoba meyakinkan rakyat Malaysia bahwa pemerintahannya bersifat “transformatif”, Najib yang berusia 59 tahun, menekankan pentingnya memberikan kesempatan kepada koalisi partai yang kini berkuasa.
Barisan Nasional yang berkuasa sedang menghadapi kekuatan aliansi oposisi yang dipimpin mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim, yang menyatakan reformasi yang dilakukan Najib mandek dan karenanya menawarkan perubahan di Malaysia, setelah 56 tahun di bawah kekuasaan koalisi yang didominasi United Malays National Party (UMNO).
Koalisi Najib, yang terbantu oleh pertumbuhan ekonomi 5,6 persen tahun lalu, dijagokan bakal menang tipis atas kelompok oposisi.
Perkiraan itu menimbulkan ketidakpastian mengenai hasil pemilu mendatang. Situasi yang membuat indeks harga saham Kuala Lumpur tercatat sebagai yang terburuk di Asia tahun ini.
Revolusi Arab
“Jika anda mencoba melakukannya (reformasi, Red) dalam semalam, seperti yang sedang dilakukan beberapa negara, maka akan ada penurunan besar dalam ekonomi,” kata Najib.
“Kita tidak mampu menanggung itu. Kita harus melakukan ekspansi secara halus dalam kebijakan namun bertanggung jawab secara fiskal,” katanya.
Defisit anggaran Malaysia turun ke angka 4,5 persen tahun lalu dari sebelumnya 6 persen saat Najib mulai menjabat. Utang Negara itu merangkak naik sekitar 53 persen dari GDP, hampir mendekati batas yang ditentukan yakni 55 persen, dari 43 persen pada tahun 2008.
Najib sering membanjiri hadiah kepada orang miskin Malaysia, kebijakan yang dilihat oleh lawan politiknya sebagai praktik pembelian suara secara terselubung. Tapi Najib membantah dan balik mengkritik rencana kelompok oposisi, termasuk membebaskan biaya kuliah, akan memperparah defisit anggaran.
“Kata perubahan telah sangat sering disalahgunakan. Sebagaimana yang Anda tahu dengan revolusi Arab, tidak ada untungnya,“ kata Najib.
Ketika naik ke kekuasaan, Najib mempertaruhkan peruntungan lewat serangkaian langkah reformasi dengan tujuan mendorong pertumbuhan, meningkatkan transparansi, dan membongkar kebijakan yang hanya berpihak kepada kelompok etnis mayoritas Melayu.
Selama ini, Malaysia menjalankan kebijakan afirmasi dalam ekonomi, dengan lebih memberi kesempatan kepada pengusaha bumi putra (Melayu, Red).
Kebijakan ekonomi berdasar ras ini banyak dikritik dan membuat etnik minoritas Cina dan India terpinggirkan.
Najib mengatakan bahwa kini sebagian besar kontrak-kontrak pemerintah dilakukan melalui sebuah tender terbuka, dan belanja pemerintah kini semakin didasarkan oleh kebutuhan bukan lagi oleh ras. [Rtr/AP/AFP/DW/L-8]
Perdana Menteri Najib Razak mengingatkan bahwa berkurangnya kekuatan mayoritas di parlemen akan memperlemah upaya yang sedang dia lakukan untuk mengurangi defisit anggaran, meningkatkan investasi, dan bahkan berisiko membuat dia kehilangan jabatan.
“Sebuah pemerintahan yang kuat kami butuhkan untuk mempercepat proses transformasi negara ini,” kata Najib yang juga merangkap sebagai menteri keuangan. Malaysia kini sedang bersiap menggelar pemilihan umum paling lambat bulan depan.
“Pemerintahan yang lemah artinya instabilitas dan ketidakpastian. Dan akan mengakibatkan negara sakit dalam skenario lima tahun mendatang, mengingat situasi ekonomi di luar yang akan berada antara lemah dan agak tidak menentu,” katanya.
Sambil mencoba meyakinkan rakyat Malaysia bahwa pemerintahannya bersifat “transformatif”, Najib yang berusia 59 tahun, menekankan pentingnya memberikan kesempatan kepada koalisi partai yang kini berkuasa.
Barisan Nasional yang berkuasa sedang menghadapi kekuatan aliansi oposisi yang dipimpin mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim, yang menyatakan reformasi yang dilakukan Najib mandek dan karenanya menawarkan perubahan di Malaysia, setelah 56 tahun di bawah kekuasaan koalisi yang didominasi United Malays National Party (UMNO).
Koalisi Najib, yang terbantu oleh pertumbuhan ekonomi 5,6 persen tahun lalu, dijagokan bakal menang tipis atas kelompok oposisi.
Perkiraan itu menimbulkan ketidakpastian mengenai hasil pemilu mendatang. Situasi yang membuat indeks harga saham Kuala Lumpur tercatat sebagai yang terburuk di Asia tahun ini.
Revolusi Arab
“Jika anda mencoba melakukannya (reformasi, Red) dalam semalam, seperti yang sedang dilakukan beberapa negara, maka akan ada penurunan besar dalam ekonomi,” kata Najib.
“Kita tidak mampu menanggung itu. Kita harus melakukan ekspansi secara halus dalam kebijakan namun bertanggung jawab secara fiskal,” katanya.
Defisit anggaran Malaysia turun ke angka 4,5 persen tahun lalu dari sebelumnya 6 persen saat Najib mulai menjabat. Utang Negara itu merangkak naik sekitar 53 persen dari GDP, hampir mendekati batas yang ditentukan yakni 55 persen, dari 43 persen pada tahun 2008.
Najib sering membanjiri hadiah kepada orang miskin Malaysia, kebijakan yang dilihat oleh lawan politiknya sebagai praktik pembelian suara secara terselubung. Tapi Najib membantah dan balik mengkritik rencana kelompok oposisi, termasuk membebaskan biaya kuliah, akan memperparah defisit anggaran.
“Kata perubahan telah sangat sering disalahgunakan. Sebagaimana yang Anda tahu dengan revolusi Arab, tidak ada untungnya,“ kata Najib.
Ketika naik ke kekuasaan, Najib mempertaruhkan peruntungan lewat serangkaian langkah reformasi dengan tujuan mendorong pertumbuhan, meningkatkan transparansi, dan membongkar kebijakan yang hanya berpihak kepada kelompok etnis mayoritas Melayu.
Selama ini, Malaysia menjalankan kebijakan afirmasi dalam ekonomi, dengan lebih memberi kesempatan kepada pengusaha bumi putra (Melayu, Red).
Kebijakan ekonomi berdasar ras ini banyak dikritik dan membuat etnik minoritas Cina dan India terpinggirkan.
Najib mengatakan bahwa kini sebagian besar kontrak-kontrak pemerintah dilakukan melalui sebuah tender terbuka, dan belanja pemerintah kini semakin didasarkan oleh kebutuhan bukan lagi oleh ras. [Rtr/AP/AFP/DW/L-8]
Pemilu ( pilihan raya ) terakhir di malaysia dilaksanakan tahun 2008 lalu. Serru juga, di Semenanjung ada 11daerah pilihan ( dapil ) menghasilkan 6 dapil dimenangkan oleh pemerintah yang berkuasa sekarang dibawah koalisi Barisan Nasional ( BN) yang terdiri dari UMNO, MCA ( Cina ) dan MIC ( India ) dan 5 dapil dimenangkan oleh pembangkang ( oposisi pemerintah federal) dibawah koalisi Pakatan Rakyat ( PR ) Malaysia dan DPAP ( Cina Malaysia diluar MIC dan nasionalis lainnya ). Terjadi Tsunami politik besar besaran kata orang Malaysia, karena hasil pemilu sebelumnya dengan perolehan 10 :1 ( BN : Pembangkang ). Hanya Kelantan yang berhasil dikuasai PAS lainnya dikuasai koalisi BN.
Bagaimana dengan perkiraan hasil pemilu ( pilihan raya ) 2012 ?
Ramai sana sana sini, walaupun belum jelas betul kapan pilihan raya akan dilaksanakan, bisa jadi malah tahun depan 2013
Dulu waktu pemilu 2008, tiba tiba saja diumumkan pilihan raya akan dilaksanan tanggal sekian bulan sekian ( lupa sudah kapannya ) diberi waktu kampanye dua minggu jika tidak salah, itu pun terjadi tsunami politik, bagaiman enggak sana sini ketar ketir.
Entah bagaimana juga, tiba tiba saja hari ini koran koran malaysia memberitakan seperti Utusan Malaysia memberitakan di halaman muka besar besaran dengan judul ” Undi parti masuk surga fatwa sesat “, seperti berikut ini kutipannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar